6

801 85 2
                                    

Sblmnya, maapin author yang telat apdet. Aing jd panitia acara jurusan, jadi kemaren sibuknya naudzubillah :""

Jaa, sebagai permintaan maap, author bakal kasih konten yang yaa... Really soft and Lil bit... 🌝. Cusskan atuh hayukk
---

Berbohong, Merupakan salah satu keahlian ku dalam menghadapi suatu permasalahan. Dapat dikatakan, aku merupakan pembohong ulung.

Di saat kedua orang tuaku meninggal, aku sama sekali tidak menangis. Aku hanya memeluk Dohyon yang menangis kencang di hadapan 2 jasad orang tuaku. Aku hanya menatap jasad yang sudah rapi tertidur di dalam peti. Itu kebohongan. Aku membohongi orang lain dan diriku sendiri. Aku berbohong bahwa aku tidak sedih dan tidak kehilangan.

Lagi, di saat aku memutuskan untuk pergi dan memilih Dohyon daripada Seungyoun. Aku berbohong padanya dan diriku sendiri bahwa aku sudah benar-benar membencinya. Tidak, aku sama sekali tidak dapat membencinya. Kami bertemu tidak sengaja. Cinta kami bersemi dari ketidak sengajaan itu dan menghantarkan kami ke hubungan yang lumayan lama.

Hanya sekali, aku tidak dapat membohongi diriku. Disaat Dohyon terlibat kecelakaan. Aku menangis, melihat satu-satunya keluargaku terbaring lemah dengan banyak perban di badannya dan alat perekam detak jantung di sampingnya.

----
Lee Hangyul's side
----

"Yohan, aku tidak butuh itu" Hangyul melempar cengkraman erat tangan Yohan yang membawanya pergi menjauh dari kamar mandi. Yohan terkejut, ia berbalik, menatap Hangyul dengan sendu.

"Apa kau berencana akan kembali padanya? Apa kau bercanda, Hangyul-ah?!"

"A-aku tidak tahu... Hanya saja, hatiku... Aku tidak dapat membohongi hatiku lagi. Aku lelah dengan semua kebohongan ini Yohan"

"Apa kau tidak bisa, sekali saja melihatku" Yohan mendekat. Menangkup wajah Hangyul dengan kedua tangan besarnya. Mata mereka bertemu. Hangyul segera menurunkan kedua tangan Yohan.

"Hangyul-hyung! Yohan-hyung! Tolong aku!" Suara cempreng Dongpyo terdengar. Ia berlari ke arah mereka dan bersembunyi di balik kedua namja yang sedang dalam pembicaraan serius itu.

"Ada apa Dongpyo-ya?" Tanya Hangyul. Dongpyo menunjuk ke arah depan. Di sana sudah ada seorang namja bermarga Han yang berjalan dengan mata tajam yang melihat ke arah Dongpyo.

"Siapa dia?" Tanya Yohan.

"Dongpyo-ssi, apa kau sudah bosan menjadi anakku?" Dongpyo yang bersembunyi hanya menunjukkan sedikit kepalanya sambil menggeleng.

"Kemari" ucap Han seungwoo datar dan tajam.

"Hyung, aku takut"

"D-dia ayahmu?" Tanya Hangyul tak percaya. Bagaimana tidak, lelaki ini pernah datang bersama Seungyoun ke toko nya. Tentu saja orang ini berarti teman dekat Seungyoun dan anak orang itu ternyata adalah teman dekat Dohyon, bagus.

"Oh Hangyul-ssi? Bisa tolong bawakan anakku kemari?" Hangyul menatap aneh Seungwoo lalu mengangguk. Ia mendorong Dongpyo.

"Terimakasih" ucap Seungwoo sambil tersenyum lalu memeluk anaknya posesif.

"Ah iya, aku sangat ingin mengatakan ini padamu. Kembali lah pada Seungyoun, ia menjadi sangat menyedihkan akhir-akhir ini. Ia sangat membutuhkanmu"

Degg..

Terjadi perang antara pikiran dan hati Hangyul. Ia terdiam sejenak sampai akhirnya ia memutuskan bahwa... Ia akan kembali pada Seungyoun. Setidaknya mencoba untuk memperbaiki segalanya dan memulai dari awal.

"Kalau begitu, kami permisi" ucap Seungwoo lalu pergi meninggalkan kedua namja yang masih terdiam di lorong karaoke.

"W-wow, tak ku kira ayah Dongpyo merupakan penyanyi yang sedang naik daun. Hebat sekali Son Dongpyo itu" ucap Yohan yang mungkin 75% sudah melupakan pembicaraan seriusnya bersama Hangyul.

All RounderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang