9

669 77 5
                                    

Kejutan. Semua orang menyukainya. Semua orang senang jika ada yang memberikan mereka kejutan. Namun tidak untukku. Bagiku, kejutan hanyalah sebuah omong kosong dimana orang-orang membohongiku dan berkata bahwa mereka sedang tidak melakukan apapun. Hah, sayangnya aku mudah mengetahui orang yang berbohong. Maaf saja, tapi orang sepertiku tidak mudah di bohongi namun aku pandai membohongi orang lain.

Kejutan yang sangat aku sukai dan tidak aku benci adalah saat dimana kedua orangtuaku mengadopsiku. Saat itu, aku sedang bermain bersama anak panti asuhan lainnya. Aku melihat dua  manusia berjalan ke arahku sambil tersenyum. Senyuman mereka begitu hangat. Mataku berbinar. Ketika ibu asuh yang menjaga panti bilang padaku bahwa mereka akan mengadopsiku, aku terkejut. Dan hal itu sungguh menyenangkan. Serasa ribuan kupu-kupu berada di perutku. Itu kejutan pertama dan terakhir yang tidak pernah ku benci.

---
Lee Hangyul's side
---

Sudah seminggu sejak terakhir kali Seungyoun dan Hangyul berhubungan. Percakapan mereka terhenti sejak Dohyon mendatangi Seungyoun di studio nya. Seungyoun sama sekali tidak membalas satu pun pesannya. Ia hanya melihat berita bahwa Seungyoun mengunggah fotonya ketika mereka dulu berpacaran. Masih teringat di pikiran Hangyul bagaimana foto itu di dapat.

Ketika itu, seperti biasa, Hangyul, Seungyoun bersama seorang anak lelaki bernama Eunsang, mencari katak di dekat rawa yang berada di sebuah taman. Hari itu begitu terik dan panas. Sementara Hangyul sangat membenci hal itu. Ia berkata akan menunggu mereka dengan tidur di tikar yang ada di bawah pohon.

"Eunsang, aku ke tempat Hangyul dulu ya!" Teriak Seungyoun yang sedang membawa jaring besar. Eunsang yang masih fokus pada semak-semak pun hanya berdehem.

"Astaga, apa kau tidak kepanasan Hangyul-ah" ucap Seungyoun sesaat ia tiba. Ia melihat Hangyul yang meringkuk sambil menutupi kepalanya. Tubuhnya mengeluarkan keringat. Seungyoun menaruh jaring lalu mendekat. Ia membalik tubuh Hangyul hingga wajahnya menghadap ke atas. Tak ingin melewatkan kesempatan, Seungyoun segera mengambil smartphone nya lalu mengambil gambarnya yang saat itu Hangyul setengah terbangun.

"Apa yang kau lakukan Hyung?" Tanya Hangyul yang kemudian duduk dan menyenderkan kepalanya di bahu Seungyoun dengan mata yang masih mengantuk. Ia sesekali mengusap keringat yang menetes.

"Lihatlah Hangyul-ah, kau begitu seksi disini" Seungyoun menunjukkan gambar Hangyul yang barusan ia tangkap. Hangyul segera membelalakkan kedua matanya dan berusaha mengambil smartphone Seungyoun.

"Ya! Hapus sekarang juga Hyung!" Seungyoun menjulurkan lidahnya. Ia mengejek Hangyul.

"Tidak mau! Kau terlihat menggemaskan disini!" Seungyoun segera mematikan smartphone, memasukkan ke saku lalu pergi ke tempat Eunsang.

"Haahh.. untung kau kekasihku" monolog Hangyul.
.
.
.
Kembali pada realita, tepatnya 3 tahun setelah itu. Hangyul sedang berada di dalam tokonya. Ia hanya diam sambil menatap kosong tak buah pisang yang mengingatkannya pada saat pertama kali ia tak sengaja bertemu dengan Seungyoun.

"Apa kau akan menyakitiku lagi Hyung?" Monolog Hangyul.

Kriingg..

Pintu toko terbuka. Seorang lelaki berpakaian mahal dengan sepatu fantofel mengkilap masuk. Kacamata hitam yang bertengger di hidungnya ia lepas. Memperlihatkan betapa berkharismanya lelaki itu. Rambut yang di sisir rapi serta bibir ceri menawan membuatnya terlihat semakin menakjubkan.

"A-ada yang bisa saya bantu, tuan?"

"Kau mengenalku, kan?" Jujur Hangyul tahu ia siapa.

"Sudah, tak usah basa-basi Hangyul-ah. Sekarang cepat ganti bajumu, tutup tokomu dan ikut aku" Hangyul hanya bisa mengangguk. Entah mengapa ia merasa terintimidasi. Sudah dibilang bukan, hanya luarnya saja yang mengerikan, dalamnya begitu polos dan bersih.

All RounderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang