8

655 79 3
                                    

To the point saja, aku mungkin dapat dikatakan terlalu posesif terhadap Hyung ku. Walaupun badan dia besar dan terlihat mengerikan, dia tetaplah Lee Hangyul yang polos dan sangat baik. Entah kenapa tuhan memberinya rupa yang mengerikan dan terkesan menindas, mungkin Tuhan bermaksud agar dia tidak di tindas?

Alasan lainnya karena dia merupakan satu-satunya keluarga yang aku miliki. Semua keluarga besarku menghindari kami. Entah karena aku bukan anak kandung atau karena Hangyul-hyung juga sebenarnya bukan anak kandung dari kedua orang tuanya.

Membingungkan bukan? Memang. Intinya, kami berdua tidak terikat darah dan semua kebenaran tentang Hangyul-hyung, hanya aku dan ahjumma yang merawat kami yang tahu. Bahkan dirinya sendiri tidak mengetahuinya. Jahat? Tidak, aku hanya ingin melindungi jiwa polos nya.

---
Nam Dohyon's side
---

"Hyung darimana saja?" Lelaki yang baru saja masuk itu pun terkejut bukan main. Pasalnya ia mengendap-endap masuk ke dalam rumahnya. Di ruang tamu, sudah ada Dohyon dengan beberapa toples makanan di sekitarnya. Matanya masih lurus menatap televisi.

"A-ah Dohyon, kenapa kau belum tidur?"

"Hyung belum menjawab pertanyaan ku, Hyung darimana?" Dohyon bangkit dari sofa dan berjalan mendekati Hangyul yang mulai terpojok. Adik yang sudah lebih tinggi darinya itu pun terus mendekat hingga jaraknya hanya beberapa centi saja.

"Bukan urusanmu Dohyon-ah, Hyung lelah, aku mau istirahat" Dohyon menahan pergerakan hyungnya dengan tangan kanan yang tiba-tiba bertengger di sebelah Hangyul. Tatapan Dohyon benar-benar mengerikan saat ini. Tidak biasanya adiknya akan seperti itu. Biasanya dia sangat menggemaskan dan penuh dengan humor.

"Hyung sudah berjanji tidak akan ada rahasia di antara kita bukan?" Hangyul mendesah lalu mengambil tangan Dohyon yang tadi menahannya. Ia menggenggam tangan besar itu.

"Dohyon-ah, Hyung hanya-eumm... Tak bisa memberitahumu sekarang"

"Hyung kembali bersamanya, kan?" Tebak Dohyon dan Hangyul membelalakkan kedua matanya. Ia terkejut bukan main.

"D-dari mana kau-"

"Tidak ada yang bisa membohongiku sekarang Hyung" Dohyon langsung memeluk hyungnya. Erat sekali.

"Hyung... Jangan sampai kau menyakiti dirimu sendiri lagi. Sudah cukup aku melihatmu sedih 3 tahun ini" ucap dohyon. Hangyul membalas pelukan adik nya itu.

"Aku juga tidak ingin menyakiti diriku lagi Dohyon-ah, kau tidak usah khawatir oke? Hyung mu ini sudah berbeda dari yang 3 tahun lalu" jawab Hangyul sementara Dohyon hanya dapat mengeratkan pelukannya lalu menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Hangyul.

---

Pagi hari menjelang. Semalaman Hangyul dan Dohyon tidur bersama di kamar Hangyul. Entah kenapa Dohyon sedang dalam keadaan manja nya. Ia semalaman memeluk Hangyul dan tidak ingin melepasnya. Mereka saling bercerita tentang masa-masa indah mereka ketika bersama orang tuanya.

"Eum.. Dohyon-ah?" Hangyul meraba kasur di sebelahnya yang sudah kosong tak ada manusia. Hangyul yang masih setengah terbangun pun berusaha untuk memfokuskan pandangannya. Ia meraih smartphone nya.

"Apa dia sudah berangkat sekolah?" Monolognya lalu membuka pesan chat nya bersama Dohyon.

"Apa dia sudah berangkat sekolah?" Monolognya lalu membuka pesan chat nya bersama Dohyon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
All RounderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang