7

768 82 7
                                    

Gugup. Satu kata yang tidak ada di kamus hidupku. Yang aku tahu hanyalah percaya diri dan humoris. Hidupku bergantung pada 2 sifat itu.

Pertama kali aku gugup adalah saat aku meminta nya untuk menjadi kekasihku. Benar-benar aku tidak suka gugup. Membuat jantungku berdetak kencang, napasku memburu, keringatku mengucur. Benar-benar tidak suka. Bahkan saat audisi pun aku tidak se gugup itu. Dan saat ini, aku benar-benar gugup. Kami kembali bersama. Sudah seminggu ku hitung sejak kami kembali bersama. Kami memilih hubungan backstreet dan tidak mau mengumbarnya walaupun ke sahabat dan keluarga. Tapi ku tahu, suatu saat kami akan ketahuan dan aku sudah siap akan hal itu.

---
Cho Seungyoun's side
---

Saat ini Seungyoun sedang bekerja keras untuk persiapan comeback nya yang hanya tinggal menghitung Minggu. Ia bekerja 10x lebih keras dari biasanya. Namun kali ini ada seorang lelaki yang setia berada di sampingnya, seperti saat ini.

"Hangyul-ah, kau boleh kembali jika kau mau. Ini aku sepertinya sampai tengah malam, karena masih harus menyempurnakan lagu" ucap Seungyoun yang masih fokus pada layar di depannya. Hangyul yang duduk di sofa pun beranjak lalu mengalungkan kedua tangannya di leher Seungyoun, ia memeluknya dari belakang.

"Tidak, aku akan menunggu Hyung. Apa Hyung tidak ingin istirahat sejenak?" Hangyul menaruh kepalanya di bahu Seungyoun.

"Sepertinya itu ide yang bagus" Seungyoun melepaskan pelukan Hangyul lalu berbalik dan menyuruh Hangyul duduk di pahanya.

"Kau yakin Hyung? Aku ini besar" Seungyoun mengangguk lalu menepuk pahanya.

"Baiklah, kau yang memaksa" Hangyul pun duduk di pangkuan Seungyoun.

"Aih, kau bertambah besar ya rupanya" ucap Seungyoun lalu melingkarkan kedua tangannya pada tubuh Hangyul.

"Sudah ku katakan bukan? Sudahlah, aku duduk di sofa saja" Seungyoun menahan Hangyul yang mau beranjak dari pangkuannya. Hidungnya bersarang di ceruk leher Hangyul. Mencium aroma yang membuat Seungyoun ketagihan.

"Aku ingin begini, aku merindukanmu" Seungyoun mulai menciumi leher Hangyul.

"Geli Hyung, jebal" Hangyul sedikit tertawa dan menghindar. Seungyoun tak mendengarkan, ia bahkan menciumi leher Hangyul. Tangan kanannya pun mulai menelusup ke dalam baju Hangyul yang sedikit terangkat.

"H-hyung?"

"Aku merindukanmu, boleh kan?" Hangyul mengangguk. Lelaki bertubuh besar itu pun menjadi tunduk. Hari ini, Hangyul yang dingin berubah menjadi anak kecil. Seungyoun benar-benar dapat membuatnya patuh.

"A-ashh, Hyung" Seungyoun masih fokus dengan kegiatan menciptakan tanda kepemilikan di lehernya serta bermain dengan perut six pack milik Hangyul.

"Kau bekerja sangat keras, humm?" Ucap Seungyoun sambil mengabsen satu persatu abs milik Hangyul. Tak jauh berbeda dengan abs miliknya.

"K-karena aku harus menjaga Dohyon, jadi aku harus bekerja ker-eunghh!" Seungyoun menggigit lumayan dalam leher Hangyul hingga terciptalah tanda yang bersebelahan dengan warna keunguan.

"Kau milikku, sepenuhnya milikku" ucap Seungyoun yang menatap bangga hasil karya nya.

"Berbalik menghadap ku, Hangyul-ah" Hangyul pun berdiri lalu duduk kembali menghadap Seungyoun. Kedua tangannya langsung melingkar di leher Seungyoun.

"Kau benar-benar sungguh menggodaku" Seungyoun meremas bokong sintal milik Hangyul. Membuat empunya sedikit mendesis.

"Aku tidak tahu lagi bagaimana rupaku sekarang. Wajahku dan tubuhku sangat mengerikan, ini sangat memalukan" Hangyul menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Seungyoun. Hal itu membuat senyuman Seungyoun mengembang.

All RounderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang