| 5 | CEMBURU

2.4K 101 1
                                    

"Hari ini kita akan outbond, kita bakal seru seruan bareng" ucap kak Beny.

"Seperti yang sudah kalian lihat, panitia sudah menyiapkan pos-pos outbond yang akan kalian mainkan bergantian pada titik-titik lokasi yang sudah ditentukan, outbond ini untuk melatih kerjasama kalian tentunya, setiap regu akan ditemani dua orang fasilitator, ikuti arahan dari fasilitator regu kalian agar semua berjalan dengan baik dan menyenangkan, paham ?"

"Paham"

"Bisa dimulai dari sekarang dan have fun semua."

"iya kak" seluruh peserta beranjak mengikuti arahan masing-masing fasilitator mereka.

Ada banyak games disana seperti halang rintang memanjat jaring laba-laba yang dibuat menggunakan tali, berjalan diatas tali yang di ikat pada dua sisi pohon berbeda, memindahkan air dari botol aqua yang diberi tali sejumlah peserta dalam regu dan diikat pada pinggang peserta sehingga mereka harus bekerjasama dalam menuangkannya dalam ember yang sudah disiapkan.

Games hujan salju yang paling bisa membuat suasana riuh ramai, bagaimana tidak, games ini mengharuskan para peserta duduk dalam barisan memanjang ke belakang dengan baskom bertali di ikat pada kepala layaknya topi, kemudian tepung akan dituang dari peserta paling depan ke baskom peserta belakangnya tanpa menoleh, bisa di tebak kan kalau dia gagal maka temannya bermandikan tepung, games yang sangat seru, banyak tawa sepanjang outbond berlangsung hingga tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat dan tiba waktunya beristirahat.

Bunyi sirine terdengar, seluruh peserta berbaris rapi di lapangan guna mendengarkan arahan selanjutnya, kali ini kak Gavin yang bicara sontak membuat para cewek-cewek tersenyum melihatnya.

"Gimana, terhibur dengan gamesnya, seneng ,, ?"

"Seneng kak"

"Mau lagi ?"

"Mau"

"Nanti, nanti bakalan dilanjutin lagi tapi sebelum itu kalian silahkan melaksanakan solat dhuhur terlebih dahulu dan berkumpul di aula untuk makan siang"

"Baik kak." kamipun bubar menuju kamar masing-masing.

"Seru harus nya dari kemarin outbond aja gk usah materi" ucap Freya sambil cekikikan.

"Iya bener tapi gosong nih panas panasan dari tadi" jawab Nena.

"Halah gak tiap hari nih gini" timpal Freya sambil merebahkan badan.

"Capek ya ?" imbuhnya.

"Iya capek'' jawab Nena.

Sesi istirahat dan makan siang berakhir, sekitar pukul 13.00 seluruh peserta berkumpul kembali di lapangan.

"Setelah ini kalian akan melanjutkan outbond sesi kedua yang tentunya gak kalah seru dari yang pertama, pastikan fisik kalian dalam kondisi fit, kalau ada yang merasa kurang enak badan diperkenankan ijin istirahat di ruang kesehatan."

Seluruh peserta terdiam tanda tidak ada yang ingin meninggalkan acara outbond selanjutnya, semua tampak antusias.

"Baiklah, kalian boleh melanjutkan outbond kalian dan jangan lupa untuk selalu mematuhi arahan fasilitator kalian" ucap kak Cindy yang sedari tadi bicara di depan peserta.

"Iya kak".

"kak Gavin kok jalan ngikutin regu kita sih ?" bisik Nena di telinga Freya. Seketika Freya mengedarkan pandangannya.

"Eh iya ya, apa fasilitator kita ganti ?"

"Entahlah tapi gak papa bisa cuci mata" Freya tersenyum dan terus berjalan, entah kenapa ada rasa senang menyeruak dalam dada freya mengetahui kalau kak Gavin salah satu fasilitator regunya sekarang.

Semua games menyenangkan hingga sampai pada pos flying fox. Freya sangat bersemangat karena itu favoritnya, gilirannyapun tiba bukannya takut, Freya malah tertawa lebar saat meluncur dalam lintasan tali panjang permainan itu. Semua bergantian dan Freya tetap riuh memberikan semangat pada teman-teman satu regunya hingga tanpa sadar sebelah kakinya menginjak tanah yang lebih landai yang membuatnya hampir terjatuh kalau saja tidak ada Evan yang menahan tubuhnya saat itu.

Regu Evan sedang melintas di area flying fox dan saat itulah refleks Evan menahan tubuh seseorang yang hampir terjatuh menimpanya.

"Maaf maaf" ucap Freya saat Evan membantunya kembali tegak

"It's ok gak papa kok"

"Makasih ya"

"Iya sama-sama" jawab Evan dengan senyum manis tersungging di bibirnya.

"Klihatan manis banget kalau dari deket gini" benak Freya dan sesaat kemudian seseorang menghampiri mereka.

"Jangan pacaran disini !" ucap kak Gavin dengan nada sedikit meninggi.

"Maaf kak" ucap Evan sambil berjalan mundur perlahan.

Evan masih memandang Freya dan menggerakkan bibirnya tanpa bersuara.

"Aku Evan" Freya pun menjawab tanpa bersuara juga.

"Iya aku tau"

"Kamu siapa ?"

"Freya" namun Evan tidak bisa membaca gerak bibir Freya yang membuatnya kembali mendekat dan bertanya.

"Apa..?" belum sampai Freya menjawab kak Gavin kembali membentak Evan, kali ini tepat di depan wajah Evan.

"BALIK !!!" Sontak Evan terkejut.

"Siap kak" (sambil mengangkat tangan nya di pelipis mata seakan sedang hormat ke bendera merah putih) Freya tertawa kecil melihatnya dan sebelum Evan benar-benar pergi, masih sempat dia menoleh dan memberikan seulas senyum manis pada Freya dan kemudian berlalu.

"Lucu banget sih" benak Freya.

"Evan siapa yang gak kenal ke kamu, setelah hukuman nyanyi semalam tentu semua mengenalmu tak terkecuali aku" imbuhnya.

Kak Gavin menatap Freya dari tempatnya berdiri, ada rasa sakit di dadanya, jelas penyebabnya Evan tapi siapa dia apa pula haknya untuk cemburu, kak Gavin memejamkan mata untuk sesaat dan menghembuskan napas seraya mencoba menghilangkan rasa aneh yang sekarang mendominasi hatinya.

Waktu berlalu dengan cepat sudah pukul 15.00 sekarang, seluruh peserta kembali berkumpul di lapangan, saat salah seorang senior sedang berbicara di depat terjadi keriuhan dalam grup anggrek.

Bruuk

"Ada yang pingsan" seru salah seorang peserta, ya Freya pingsan, melihat hal itu kak Gavin segera menghampiri dan memberikan pertolongan.

Disisi lain Evan masih berusaha melihat dari tempat regunya berdiri siapakah gerangan yang pingsan tersebut dan ternyata dia cewek yang hampir jatuh tadi yg belum ia ketahui namanya hingga sekarang.

Seorang pria yang cukup poluler memapahnya, tentu saja itu kak Gavin, Evan hanya bisa memandang dari kejauhan saat kak Gavin menggendong Freya makin menjauh dari lapangan menuju ruang kesehatan.

"Dia senior disini wajar saja kalau dia menolong cewek itu" gumam Evan mencoba menenangkan diri sendiri tapi dengan cepat ada rasa yang menyelinap masuk ke hatinya dan itu sakit.

                                                        DONE - DONE     


         🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
   Jangan Lupa Vote dan Komen ya
                       😊😊😊

MENCINTAI DUA HATI [END] Sdh Terbit E-BOOK Nya Di Play storeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang