| 11 | You Want Me To

1.8K 53 7
                                    


Handphone Freya bergetar, tampaklah pesan dari Evan yang masuk
disana.

EVAN= "Pulang kuliah ikut aku".

FREYA= "Kemana ?"

EVAN= "Nonton Konsernya Sheila on 7".

FREYA= "Seru tuh, dimana ?".

EVAN= "Gedung Kesenian Kota".

FREYA= "Jam berapa ?".

EVAN= "Jam dua siang, aku pesenin tiket VIP nya ya biar dapet tempat duduk".

FREYA= "Gak usah, berdiri aja biar enak deket panggung".

EVAN = "Beneran, gak capek ?"

FREYA= "Enggak kok santai aja".

EVAN= "Entar pingsan lagi kayak pas ospek haha".

FREYA= "Enggak enggak aku kuat kok hehe".

EVAN= "Oke deh sampai nanti".

Freya meletakkan handphonenya dan berpaling memandang Nena.

"Aku diajak Evan nonton Ne mau ikut ?"

"Enggak ah ntar malah ganggu kalian".

"Ih apaan sih, ya enggak lah pasti Evan juga gak keberatan".

"Aku yang keberatan".

"Kenapa ?"

"Males banget jadi obat nyamuk kalian"

"hahaha bisa aja kamu".

"Eh Ya, kalau ketahuan kak Gavin gimana ?"

"Kamu jangan ngomong ya hihi"

"Tapi kan disana pasti banyak orang jangan main api deh".

"Aku udah terlanjur bilang iya ke Evannya".

"Batalin !"

"Gak enak lah Ne".

"Jangan mancing masalah Ya, aduh jangan sampek putus loh sama kak Gavin".

"Enggak enggak, kamu tenang aja".

Nena mendengus pasrah, Freya lekas bersiap usai mata kuliah terakhir selesai, Evan melempar senyum padanya dan mengajaknya berjalan bersama ke parkiran.

"Mau aku anterin pulang dulu gak ?"

"Ngapain Van ?''

"Ya kali aja kamu mau ganti baju dulu gitu".

"Enggak ah langsung aja ntar kelamaan".

"Oke deh hati-hati naiknya".

"Iya"

Segera Evan lajukan motornya, sebenarnya Freya sedikit khawatir jika kak Gavin ataupun temannya melihat mereka berdua tapi Freya mengabaikannya karna memang hatinya sendiri masih belum yakin apakah rasanya pada Evan hanya sekedar nyaman atau rasa suka yang sama seperti rasanya pada kak Gavin saat ini. Cuaca mendung saat itu sehingga terik tak menyengat malah udara sejuk yang menyapa.

"Sebentar lagi hujan kayaknya" ucap Freya.

"Beruntungnya konsernya indoor nanti".

"Iyaa".

Sesampainya digedung kesenian kota lekas Evan parkir motornya dan meraih tangan Freya
menggenggamnya lalu mengajaknya berjalan bersama memasuki gedung tersebut. Freya tak menolak tapi hatinya bergejolak. Antara senang dan merasa bersalah. Dia sadar sikapnya akan menyakiti Evan dan kak Gavin.

MENCINTAI DUA HATI [END] Sdh Terbit E-BOOK Nya Di Play storeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang