| 7 | FREYA

2.2K 93 5
                                    

       

Freya merebahkan badannya sambil memejamkan mata.

"Aduh Freya kenapa gak istirahat di ruang kesehatan aja sih, kondisimu masih gini juga, masih pusing kan ? enak loh disana pakek kasur empuk" cecar Nena.

"Gak nyaman"

"Kenapa, gak nyaman ke siapa ?"

"Senior"

"Kenapa ?"

"Takut" jawabku tetap dalam posisi memejamkan mata.

"Apa sih Ya, kenapa takut sih, ada apa crita lah "

"Yang nolongin aku kak Gavin ya ?"

"Iya Ya bener, wah beruntung banget loh kamu, tadi banyak mata syirik yang ngliatin pas kamu di gendong kak Gavin aduh.. baper akunya."

"Nah itu, pas baru siuman yang pertama kali kulihat adalah kak Cindy"

"Hah, dia ngapain kamu ? "

dia bilang "Freya sudah sadar, Sudah enakan sekarang ?"

Aku jawab "Sudah"

"Freya tahu kalau tadi ditolong kak Gavin..?"

"Gak tau kak" jawabku lagi.

Kak Cindy menghela napas dan melanjutkan ucapannya.

"Jangan dibawa perasaan ya dek, kak Gavin hanya melakukan tugasnya yang kebetulan sekarang dia jadi fasilitator regu kamu"

"Iya kak"

"Sebenernya aku sama Gavin udah jalan dek kamu tau kan maksutnya ? Aku gak mau aja kalau sampai kamu salah mengartikan bantuannya" aku hanya mengangguk.

"Yaudah kamu istirahat aja lagi, sudah paham kan dek ? Gak perlu aku perjelas pakek cara lain kan ?"

"Iya kak aku paham maaf ya kak aku juga gak ada maksud biar ditolongin cowoknya kakak"

Kak Cindy tersenyum cantik "Gak apa-apa, selamat istirahat ya" kemudian dia pergi.

Nena menghembuskan napas lunglai "Jadi mereka udah jadian ya ?"

"Begitulah"

"tok tok tok" ada yang mengetuk pintu.

"Siapa ?" tanyaku sembari mengangkat sedikit badanku untuk melihat siapa yang datang.

Seorang teman reguku membukanya dan beberapa saat kemudian muncullah sosok itu..

"Kak Gavin kesini" seru Nena

"Freya ada ?" tanyanya.

"Ada kak" langsung dijawab cepat oleh Nena sedangkan aku seketika duduk tegap mematung.

"Kamu bisa ikut aku dulu ?" pinta kak Gavin padaku.

"Bisa kak" ucapku sambil berusaha berdiri.

Melihat diriku yang masih kesusahan menyeimbangkan badan segera kak Gavin membantu ku berjalan dengan melingkarkan lengannya di pinggangku dan melingkarkan lenganku di pundaknya, dengan segera pula ku tarik kembali lenganku yang tak ayal malah membuatku terjatuh. Akhirnya kak Gavin menggendongku lagi seperti tadi sore, suasana jadi heboh di kamar.

"Ciye aduh so sweet banget ya.."

"Mau dong kak aku di gendong juga kayak gitu"

"Iya aku juga iya"

Teman-temanku bersahut-sahutan menggoda kami, wajah ku memerah karena malu.

"Kak turunin aku, aku gak pingsan" pintaku

MENCINTAI DUA HATI [END] Sdh Terbit E-BOOK Nya Di Play storeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang