2. Segalanya yang tersembunyi

20 4 0
                                    

Huff!

Aku ga pengen menginjakkan kakiku ke lingkungan sekolah!

Dan jangan pernah tanya kenapa, aku akan menghajarmu bila kau berani bertanya seperti itu!

Aku kesel!

KESEL BANGET!!

Kenapa sih mama masukin aku ke sekolah elit begini? Udah tau kalo penampilanku tergolong 'biasa saja'.

Penampilan 'biasa saja' menurut konsepku adalah: rambut dikuncir, baju dan rok sekolah diseterika secukupnya, dan tampil praktis. Dan satu lagi: aku tidak suka make-up!

Teman-teman tidak ada yang suka padaku. Kalaupun ada beberapa dari mereka yang mau berbicara denganku, itupun hanya sekedar "hai, apa kabar?" ataupun "hari ini cuaca bagus ya?" ataupun "sudah kerjakan PR belom?" dan semua itu sudah terkesan basi ditelingaku.

Heish! Sudahlah, selesaikan sekolah, dan kabur!

〰️〰️〰️〰️〰️

"Hey ugly beast! Ngapain sih lo ke sekolah? Lo ga tau kalo kita disini ga menyambut kehadiran lo, hah? Ckckckckckc, ga ngaca apa ya? Muka biasa aja, rambut seadanya, baju lusuh, tas sekolah aja murahan. Cih! Menurunkan derajat kita sebagai siswa/i sekolah elit disini." Tutur Jinhee dengan nada super sarkas.

Ya, Kang Jinhee! Dia adalah primadona di sekolah ini, katanya. Konon katanya kalau papanya adalah salah satu pemilik saham di sekolah ini, dan sangat ditakuti orang-orang.

Tapi ya, peduli aku apa ya mon map?

Dua kata: BODO AMAT!

...

Brakk!!

Tidak mendapat hirauanku, Jinhee menghampiri mejaku dan menggepraknya. Reflek kaget, aku sontak berdiri, dan menatapnya tajam.

"Napa lo? Mau nantang gue? Sini ayo!" tantang Jinhee.

"Sialan, ini orang cari mati keknya dah. Kalo bukan karena dia puteri dari orang penting di sekolah ini, aku rasa dia sudah habis ditanganku, ntah bagaimana caranya lah itu." — batinku.

Well, demikianlah kehidupan sehari-hariku disekolah, itu ga seberapa, anggap aja kayak lagi sarapan pagi..

🍃

Suatu siang, aku berjalan ke taman, dan duduk disalah satu bangku panjang disana. Aku memasang headset, dan mulai mendengarkan lagu dari idol kesukaanku, NCT. Setelah menemukan lagu favoritku yang berjudul Without you, aku pun menekan tombol play. Bagiku, lagu ini adalah penyemangatku. Aku sampai bela-belain menghapal lirik lagunya, jadi apabila aku sedang memutar lagu tersebut, aku akan ikut bernyanyi.

Puas mendengarkan lagu, aku menyimpan headset ku kedalam tas, dan aku pun menyandarkan kepalaku di sandaran bangku.

"Hahh, sampai kapan ini bakal berakhir? Capek sih sebenarnya tiap hari mesti dengerin cemoohan dari mereka, yang ngatain aku jelek lah, rakyat miskin lah, dll. Mama, kenapa sih harus banget sekolahin aku kesini? Aku rasa aku ga bisa berbaur disini.." gumamku sambil menatap langit biru, tak lupa menghela napas berkali-kali.

Hembusan angin sepoi, dan suara kicauan burung, benar-benar suasana yang tenang~

"Sepertinya kamu punya masalah yang cukup besar.." sebuah suara bass menghampiri telingaku.

Sontak aku terbangun dan menatap kearah sumber suara.

Sontak aku terbangun dan menatap kearah sumber suara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
S.S.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang