8. Hati yang tulus

1 1 0
                                    

"Mark, aku hamil."

"Hahh? Seriusan kamu?"

"Iya, tadi pagi aku testpack, hasilnya positif. Aku siang ke dokter cek usg dan beneran hamil."

"Ahh~ begitu, ya udah, kita nikah ya.."

"Iya."

🍃

Indah ya?

Pacaran, saling percaya, melakukan hubungan, hamil, dan mempertanggungjawabkan, nikah!

Tapi—

Semua itu, hanyalah tipuan belaka..

Semua omongan dia, hanyalah segumpal omong kosong!!

Bullshit!!

🍃

🍃

🍃

🍃

🍃

Dua tahun yang lalu

Hari minggu, aku sedang berjalan santai di trotoar menuju taman kota, saat aku melihat seseorang duduk dipinggir jalan sambil menatap kosong kearah depan.

Setelah kudekati, ternyata orang itu adalah Mark Lee!

Setelah kudekati, ternyata orang itu adalah Mark Lee!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mark.." panggilku pelan.

Yang dipanggil mendongak perlahan.

"Celestyn? Kamu kog bisa disini?" tanyanya heran.

Bisa kulihat, wajahnya agak bengkak, seperti barusan menangis.

"Ahh~ aku abis dari toko buku, dan sekarang mau ke taman kota, baca buku." balasku sambil menampilkan senyuman.

Mark tidak menjawab.

Dia berdiri, menepuk-nepuk celananya, dan berjalan mendekatiku.

Aku agak melangkah mundur, mungkin reflek, mungkin juga aku takut aku baper.

Kenapa?

Baiklah, aku beritahu sebuah rahasia: aku menyukai Mark, dari kuliah semester 1. Dan fyi, sekarang kita sama-sama uda kerja. Cinta bertepuk sebelah tangan aku ini berlangsung selama 5 tahun.

Bayangkan, apa rasanya ketika orang yang kamu sukai mengatakan kalimat ini padamu:

"Celes, kamu tuh udah kayak sahabatku, kita bareng terus ya.."

Bagiku, dunia bagai nyaris kiamat, hati seperti tersayat ribuan pisau yang sangat tajam, dan tak terpungkiri sakitnya itu. Engga lebay, engga alay, tapi ini kenyataan.

S.S.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang