***"Eh cabe!" Tidak ada angin tidak ada hujan, Sarah tiba tiba saja datang dan menarik rambut rere dengan kuat.
"Awssh"
"Lepasin bego!" Jelas saja rasanya saikt, sarah menariknya sangat kuat hingga rasanya rambutnya mau rontok."Lo!" Tudingnya di depan wajah rere. Dengan cepat rere menyingkirkan tangan sarah dari depan wajahnya.
"Apa?! Gue salah apa sih sama lo? Perasaan lo gangguin gue mulu deh?!" Kali ini rere tidak akan tinggal diam Semakin ia diam semakin semena mena perempuan di depannya ini.
"Masih nanya lo salahnya apa?! Cihh dasar cewek murahan!" Ucapnya tajam penuh amarah. Rere masih tak mengerti apa mau sarah, jelas jelas dia tidak berbuat apa apa.
"Jangan ganggu reydan dia milik gue!"
"Heh jalang emang siapa yg ganggu reydan, berpapasan aja rere ogah mikir dong!" Tak terima sahabatnya di sebut gangguin hubungan orang, lala ikut bicara menimpali ucapan sarah yg memang menurutnya tidak masuk akal, jelas jelas reydan yg masih mengganggu rere.
"Lo ngga usah ikut campur!" Perdebatan masih berlanjut, Ardan ada disitu ia melihat semua kejadian, ia masih diam melihat semuanya.
"Dan cewek lo tuh di labrak nenek lampir" ucap arvin serayah terkekeh.
"Iya tuh sana samperin" timpal reno, yg di beritahu hanya tersenyum melihatnya, menurut ardan belum saatnya ia ikut campur, jika sarah sudah keterlaluan maka ia akan bertindak.
Alih alih keadaan semakin gaduh ketika sarah mulai kembali menjambak rambut rere dengan kuat, di tambah dayang dayang nya yg akan mulai menyiramkan minuman ke arah rere.
Byurrr
Ardan berada di depan rere memeluknya erat, seisi kantin pun melongo dengan perbuatan ardan yg melindungi rere, yg mereka tau ardan bukan tipe orang yg akan mencampuri urusan orang lain, apalagi ini masalah perempuan.
"Kamu ngga papa?" Tanyanya khawatir, rere hanya menggeleng sebagai jawaban dirinya tidak apa apa, seharusnya rere yg bertanya are you okay ardan? Karena baju ardan basah karena melindungi dirinya.
Ardan berbalik badan menatap sarah tajam penum amarah, cukup kali ini sarah menyakiti miliknya. Tidak akan ia biarkan lagi lain kali.
"Mau jadi pahlawan kesiangan lo hah?! Bagus bagus" dengan nada angkuhnya sarah tersenyum dan bertepuk tangan meremehkan.
"Ayo kita pergi, ngga usah ladenin orang gila kaya mereka" ardan merangkul rere dan membawanya pergi dari area kantin, membawanya ke tempat yg menurut ardan tenang.
Sarah geram di buatnya, menurut sarah ini hanya peringatan lihat saja nanti apa yg akan ia perbuat kepada rere, akan lebih lebih dari ini.
"Hahahahaha" tawa ketiga sahabat rere pun meledak melihat amarah di wajah sarah yg tercetak sangat jelas.
"Sialan!" Umpat sarah.
"Kalau mau pacarnya ngga gangguin rere ya jaga dong mbak nya! Jangan ngelabrak ceweknya, cowoknya noh salahin! Yuk guys cabut" setelah mengucapkan kata kata tersebut lisa dan yg lainnya pergi meninggalkan sarah yg mematung menahan emosi karena sudah di permalukan, dia tidak terima dirinya di permalukan oleh orang orang yg menurutnya dibawah dirinya.