#DetikWaktu14

10 1 0
                                    


Sudah tiga hari ardan mencari tahu keberadaan rere namun tidak ada yg tau dimana wanita tersebut berada, itu semakin membuat ardan kehilangan semangatnya.

"Nggak usah sok lemes gitu lo dan, tadi gue liat rere ada tuh sama lisa dan yg lainnya" mendengar nama rere disebut membuat ardan bangkit dari duduknya dan langsung pergi meninggalkan arvin dan reno begitu saja.

"Astagfirullah tuh anak ya dikasih tau nggak ada terimakasihnya" ujar arvin mengelus dadanya mendramatrisir keadaan.

"Alay lo kadal!" Mendengar dirinya di bilang kadal, arvin memukul kepala reno dengan keras membuat keduanya rusuh sendiri.

Ardan berlari menuju kelas rere, ada perasaan khawatir dan senang sekaligus mendengar bahwa rere sekarang sudah ada di sekolah lagi.

"Re" ardan mendekat, menatap rere dengan perasaan senang yg membuat rere menatap ardan dengan tatapan bingung, ardan menarik rere dalam pelukannya membuat rere tidak bisa bergerak.

"Dan lepas" ucap rere pelan, yg justru malah membuat ardan mengeratkan pelukannya.

"Gue kangen, kemana aja sih ngilang tiga hari, lo ngga kasihan sama gue yg udah kaya orang frustasi" racauan ardan membuat rere terkikik geli.

"Iya lepas dulu, di liatin banyak orang" jawab rere lembut, ardan melepaskan pelukannya dan tersenyum ke arah rere.

Plakk

Rere memukul bahu ardan dengan keras dan menatapnya sengit.

"Kok di pukul re sakit tau"

"Lo ngapain peluk peluk gue, modus lo dasar!" Ucapan lembut tadi berubah menjadi ucapan ketus, rere sudah paham dengan sikap ardan, jika rere memberontak maka akan semakin menjadi, makanya rere bersifat halus. Ardan hanya tersenyum kikuk.

"Tau tuh main nyosor aja anak orang" kali ini lisa yg bersuara menatap ardan dengan senyum mengejek.

"Lo kemana aja?" Ardan tak memperdulikan perkataan lisa, yg ia ingin tahu adalah rere dari mana. Rere menghembuskan nafasnya kasar menatap ardan tajam.

"Perlu ya dan gue kasih tau lo?" Kini rere bertanya pada ardan dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Eh?" Jawab ardan bingung. Rere tersenyum menatap ardan.

"Maaf gue lagi ada acara waktu kemarin, lo ngga perlu khawatirin gue dan" rere menghela nafasnya sambil menetralkan jantungnya yg berdetak tidak karuan karena sudah membohongi ardan, ntah kenapa perasaannya sangat tidak enak.

Ardan tersenyum lalu mengelus pucuk kepala rere dengan sayang, lalu memeluknya dengan erat.

"Lain kali lo harus bilang gue, gue khawatir lo kenapa kenapa" ardan berhenti bicara dan menatap rere yg sedang menatapnya dengan tatapan yg sulit di artikan, dan melanjutkan kalimatnya dengan intonasi yg lebih jelas.
"Lo paham kan re?" Rere mengangguk paham meskipun otaknya tidak tau ia harus menjawab apa.

"Yaudah lepasin pelukan lo keenakan lo" rere yg tadinya lembut sekarang kembali berubah ke rere yg ardan kenal, galak, judes dan tidak jaim, ardan mengerti dan melepaskan pelukannya sambil mengacak gemas rambut rere.

"Gue balik kelas dulu, nanti pas istirahat gue tunggu di kantin" setelah mengucapkan kalimat tersebut ardan berjalan keluar dari kelas rere.






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Detik WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang