5.Khawatir

72 5 6
                                    

Dia adalah ketidakpastian yang selalu aku perjuangkan.

             Demira Andriani

Lelah! Itulah yang dirasakan oleh seorang Demira Andriani sekarang, yang sedang duduk ditaman belakang sekolah  menikmati semilir angin yang menimpa kulit putih nya.

"Ternyata lo disini de" ucap Rehan sambil duduk disamping nya

"Ehan" jawabnya sedikit kaget karena kedatangan nya

"Kenapa? Coba gue liat hidungnya masih sakit gak?" tanya nya khawatir sambil memegang dagu Demira agar melihat kearahnya, yang hanya dijawab gelengan oleh nya

"Maaf gue telat datang waktu itu" ucap nya kembali

"Gak papa ko han" jawabnya sambil tersenyum

"Lo gak boleh merasa sendiri, karena ada gue yang selalu ada disamping lo de"

"Makasih han lo terlampau baik buat gue"

"Tenang aja ,gue seneng ko bisa bantu lo de" ucapnya dengan mata menerawang kedepan

"Gue cuman takut nyakitin lo terlalu dalam nantinya"katanya dengan nada sedih

"Yaudah, terima aja gue jadi pacar kalo gitu" ucap nya ngasal

"Rehan" jawabnya dengan wajah kaget

"Makanya jangan ngomong gitu Demira" ucapnya sambil mengacak rambut gadis itu desertai kekehan yang menambah ketampanan nya.

Tidak dipungkiri bahwa Rehan itu memang tampan dan menjadi salah satu pria most wanted di SMA 79 ini. Tapi sayang gadis di sebelahnya tak pernah menyukainya lebih dari sekedar sahabat.

"Gue selalu disini disamping lo de, sampai kapan pun ,kecuali lo bener bener buat gue pergi dengan sendirinya karena sikap lo" ucapnya lirih disertai rasa khawatir oleh gadis itu ,jika suatu saat nanti akan menyakitinya ,jika benar  dia akan kehilangan sandaran rasa lelah nya yang amat berharga tanpa ia sadar

*********

Demira berjalan sendiri menyusuri lorong kelas XI menuju perpustakaan dengan memeluk buku paket nya yang akan ia akan kembalikan.

"Demira" panggil seseorang yang diyakini oleh gadis itu adalah suara Dimas sang ketua osis

"Ka Dimas" jawabnya sedikit heran

"Gimana kelas lo mau ikutan bazar gak?"

"Eumm kaya nya sih iya kalo kata ehan" ucap nya masih terus berjalan

"Yaudah kalo gitu ,cepetan buat proposal pengajuan  untuk laporan gue ke kepsek nya" sarannya

"Waktunya mepet banget kayanya" ucap nya sedikit kikuk

"Iyah de tinggal satu bulanan lagi" jawabnya seperti sedikit prustasi karena banyaknya tugas sebagai ketos

"Oh" ucapnya berohria saja

"Mau gue bantu gak?"

"Gak usah ka udah mau nyampe ini"

"Btw lo ada waktu luang gak sore ini?" tanya Dimas berhati -hati

"Ada apa emang?" tanya nya balik

"Gimana kalo kita jalan sore ini"

"Bukanya sibuk ya ka"

"Iya sih ,tapi sekalian menghilangkan penat  apa salah nya"

"Kaya nya gak bisa deh soalnya aku mau buat proposal  sama ehan"

DemiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang