15.Sebuah Rasa

24 3 0
                                    

Yang kejam itu bukan bumi...
Melainkan mahluk yang bernama
Manusia yang berada di dalamnya.

Bayu Pramudita Wijaya🍁


Sudah seminggu Demira tidak sekolah , semejak kejadian ia pingsan di parkiran sekolah kondisi kesehatan tubuh nya menurun.

Selama  itu pula  Rehan sampai sekarang masih belum menghubunginya ,

Hari ini kondisi Demira membaik dan memutuskan untuk sekolah ,  ia berjalan menyusuri koridor sekolah yang terlihat ramai , sesekali ia tersenyum pada orang yang menyapanya.

"Demira" panggil seseorang , membuat nya menoleh mencari sumber suara.

Ketika  ia melihat kearah taman  belakang sekolah seseorang  sedang melambai - lambaikan tangan nya kearah Demira, membuat Demira menghampiri kearah taman

"Ehan" tanggap nya ketika berjalan mendekat kearah taman

"Hei" sapa Rehan tersenyum hangat kearah Demira

"Ayo duduk" sambung nya lagi sambil duduk dibangku taman

"Kemana aja? , kenapa ga ngasih kabar ? Terus kenapa mesti ngilang" tanya   Demira berturut -turut   memulai pembicaraan

"Keluar kota , ada keperluan" jawab nya tulus melihat ke khawatiran di wajah Demira

"Sampe ga sempet bilang dan ngasih kabar?"

"Maaf" hanya satu kata yang dapat Rehan lontarkan

Terdengar hempasan nafas panjang dari Demira , rasanya terlalu banyak kisah rumit akan hatinya .

"Dia kembali" ungkap Demira

"Gue udah tau segalanya" jawab Rehan memandang wajah Demira

Terlihat senyum yang manis di wajah pucat Demira saat ini , yang dapat Rehan lihat surai wajah Demira terlihat lelah.

"Ga usah dikejar ,dia ga pantes de" ucap Rehan menggenggam kedua tangan Demira

"Gue ngejar cuman mau minta penjelasan dia aja, setelah nya jika dia mau pergi gue lepas"

"Ga usah ,itu bakal buat lo tambah sakit"jawab Rehan meyakinkan

"Kenapa  juga harus Dara yang dia pilih"

"Gue ga tau, yang pasti dia cowo yang ga pantes dapetin hati lo "

"Terus siapa yang pantes dapetin hati gue han?" tanya nya dengan suara pelan

"Yang pasti cowo paling beruntung diluaran sana " ucap Rehan menyemangati

"Kenapa gak lo?" tatap Demira yang terlihat sendu

"Gue ga jamin de, karena suatu saat gue akan pergi disisi lo " ungkap nya membalas tatapan Demira dengan lembut

"Dan yang pasti ketika gue pergi , gue ga mau lo tersakiti lagi" sambung nya mengelus rambut Demira

Saat Demira akan menjawab , suara bel masuk sudah terlebih dahulu  terdengar  oleh indra pendengaran mereka.

"Udah cepet kita masuk kelas" kata Rehan mengalihkan topik pembicaraan , dengan menarik tangan Demira meninggalakan taman

Sekarang Demira merasakan dirinya yang mulai gelisah , entah apa sebuah  rasa ini , seperti takut kehilangan Rehan dalam waktu dekat ini

Dari tadi tangan Demira ditarik oleh Rehan , ia melumun memikirkan kata - kata yang Rehan lontarkan membuatnya berpikir.

DemiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang