GALAKSI LUCRETIUS

73 15 0
                                    

" Hei, sebenarnya tempat apa ini dan siapa kau sebenarnya..? " Tanya Esme penasaran sambil menyembunyikan rasa malu dan kesalnya.

" Aku?.., kukira kau sudah tau " Jawab cowok itu santai hingga membuat Esme kehilangan kesabaran

" Akhhh, kalau aku sudah tahu kenapa pula aku bertanyaaa..." Esme menghentikan langkah kakinya dan berdiri menghadang cowok ganteng bak peri yang sedang berjalan bersamanya, demi meminta penjelasan Esme rela melakukan hal yang memalukan.

Cowok itu kemudian berhenti, memandang Esme dengan tatapan mata yang sulit untuk ditebak. Manik biru berlian yang penuh dengan rahasia. Tak lama bibirnya terbuka dan berucap hal yang membuat Esme semakin bingung dan tak mengerti

" ini adalah hari kesekian ribu sejak kutukan itu berlaku, kastilnya bahkan sudah rapuh dan menua. Namun bagiku semua ini tetaplah sama seperti dulu, tak ada yang berubah terkecuali 2 hal. "

" Hah? eh..???? " Esme tampak menyerah berbicara dengan cowok itu,semakin lama Esme menyadari kalau ada yang aneh dengan nya. Cowok itu selalu berbicara dengan kosakata indah bak penyair, cara bicaranya lugas dan mengalir. seakan setiap katanya diucap dengan penuh penghayatan. ok, baiklah ini terlalu cringe.

Setelah berjalan selama beberapa waktu tanpa Esme ketahui ke mana tujuan pasti dari perjalanan mereka, perlahan pikirannya teralih oleh teman- temannya di asrama. Apakah mereka sekarang tengah sibuk mencari dirinya? yaampun pasti dia telah membuat kekacauan yang sangat besar.

" sudah sampai" Suara bariton cowok itu membuyarkan lamunannya

sekarang, Dia telah berdiri di depan sebuah lubang hitam raksasa. Bisa diibaratkan seperti black holle versi mini. 

" A..apa ini? Apa yang akan kita lakukan?? " Tanya Esme dengan raut wajah penasaran

" Gerbang PENGHUBUNG DUNIA ATAS DAN BAWAH kau beruntung aku dapat menemukanmu dengan cepat, sekarang masuklah pikirkan tempat yang paling ingin kau datangi. Pikirkan dengan hatimu yang paling bersih, sekali kau oleng jangan harap bisa kembali ke duniamu. "

Kata cowok itu dengan serius, tatapannya lurus menatap jauh ke dalam lubang hitam misterius itu. Seakan dia mampu untuk melihat apa yang ada didalamnya.

" Ha?! maksudmu aku harus masuk kedalam situ? dan jika aku goyah sedikit saja bisa.. Mati??, ayolah hei! aku bahkan tidak tau apa yang sedang dan akan terjadi jika aku masuk. Semuanya sangat aneh!. " Tolak Esme ketakutan

" Hanya ada satu kesempatan, lebih baik kau masuk atau mereka akan menemukanmu disini. "

Esme semakin bingung apa yang harus dia lakukan sekarang? waktu seakan berlalu begitu cepat, tanpa membiarkannya tahu apa yang sedang terjadi. Mungkin dalam sehari ini Esme sudah terlibat dengan berbagai macam hal- hal aneh.

"Cepatlah! kau tidak punya banyak waktu lagi " Desak cowok itu dengan wajah serius, sepertinya dia tidak bercanda 'pikir Esme

" A... a aku.." 

DUARRR!! 

Belum sempat Esme selesai menjawab, tiba tiba terdengar suara benturan yang sangat keras disertai goncangan yang membuat tubuh Esme limbung.

"Kyaaa!! " Pekik Esme kaget sekaligus ketakutan.

Bangunan besar disekelilingnya seakan- akan hendak runtuh. Percikan bebatuan yang retak jatuh dengan derasnya. Esme hanya bisa meringkuk ngeri, entah kenapa semua kejadian - kejadian yang dia alami selalu menakutkan.

" Mereka sudah datang " Kata cowok itu seraya meraih tubuh Esme

" Akh! Mau kemana kita??" Teriaknya kaget sekaligus malu karena sekarang cowok bak pangeran itu tengah menggendong tubuhnya, dipikul lebih tepatnya. Sekarang adegan yang seharusnya romantis malah tidak berjalan seperti yang seharusnya.

Entah sudah berapa lama cowok itu berlari dengan memikul Esme, sedangkan Esme hanya diam dan menikmati setiap desiran angin yang dilewatinya. Ini aneh... 'pikirnya., saat cowok itu berlari waktu seakan berjalan lebih lambat bisa dibilang seperti adegan slowmotion. Juga seperti tidak merasakan lelah, bahkan dari tadi Esme tak melihat keringat keluar dari kulit putih pucat porselen si cowok.

" He. heiii! kita mau kemana siih " Teriaknya " Kamu... dengarkan? "

Tiba - tiba cowok itu menghentikan larinya, kemudian menurunkan Esme.

" LUCRETIUS, ingat baik- baik. Itu adalah namaku. " Katanya datar, sedang matanya memandang Esme dengan penuh makna. 

" Lu apa? terlalu panjangg. Ku panggil LUCCAS saja yaa " Kata Esme sambil tertawa, dia tidak menyangka Luccas berhenti lari hanya untuk menyebutkan namanya

" Terserah kau saja, Esmerial. "  Kata Lucas, dan tanpa sadar sudut bibir Lucas terangkat. Dia tersenyum dan entah untuk apa dan kepada siapa. Sedangkan Esme asik menertawai kelakuannya.

Kejadian itu cukup untuk membuat adrenalin Esme mencair, jantungnya yang seakan mau copot kini sudah berdetak normal. Mereka memutuskan untuk beristirahat di dibawah sebuah pohon besar.Luccas, entah apa yang sedang dia pikirkan. Sedangkan Esme masih sibuk mengamati semua detail dunia aneh ini, dilihatnya sekeliling tempat mereka berada adalah hutan gelap yang dipenuhi kabut. Persis seperti penggambaran dalam dongeng yang pernah Esme baca waktu kecil, hutan penyihir?.

" Sekarang tolong jelaskan apa yang sebenarnya terjadi! " Kata Esme menggertak, dia sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya.

Sedangkan Luccas dia berbalik menatap Esme tajam, Esme yang tak mau kalah pun balik menatap. Oke jadi sekarang adalah adegan tatap - menatap.

" Kau tau cerita tentang Dewa dan Dewi di Yunani? " Kata Luccas. Setelah Esme mengganggukan kepala, tatapannya beralih lurus ke depan. Dia menyenderkan punggungnya yang bidang ke batang pohon, masih dalam posisi bersandar Luccas mulai bercerita.

" Kau pasti tau mengenai Zeus, Hades, Athena, dan Dewa lainnya bukan?. Diantara banyaknya Dewa, ada salah satu Dewa yang bernama Aether dia adalah dewa atmosfer. Sedang istrinya adalah seorang Dewi bulan yang agung, Akhelois. Alkisah, pada suatu waktu dimana manusia masih menyembah para Dewa. Ada seorang manusia fana dengan kecantikan yang luar biasa, semua makhluk memujanya. Mereka menganggapnya jelmaan dari apa yang disebut dengan malaikat. kabar mengenai kecantikan manusia itu tersebar sampai ke negri para Dewa, dan demi mengetahui kebenaran berita tersebut. Aether salah satu dewa, turun ke bumi dan mendapati dirinya telah jatuh hati akan kecantikan manusia tersebut. Dia merubah dirinya menjadi manusia dan hidup bersama dengan manusia itu, manusia dengan wajah, tubuh dan kelakuan yang paling cantik. Akhelois yang mendengar bahwa suaminya turun ke bumi dan menikahi seorang manusia fana menjadi marah dan mengutuk manusia itu serta para keturunannya.  Dan kau tau? Cerita ini rumit sekali. " Terang Luccas panjang, wajahnya menengadah ke langit yang mulai gelap. Sedangkan Esme yang sedari tadi mendengarkan dengan hikmat menjadi ikut terbingung - bingung. Hey, kenapa Luccas malah menceritakan mengenai dewa dewi?

" Hm.. sebenarnya aku bingung. Kenapa kau malah menceritakan itu? bukankah sangat tidak nyambung ya. " Kata Esme sambil tersenyum, menurutnya Luccas tidak sedang bercanda karena raut wajahnya serius.

" Ya, benar. Awalnya pasti akan terasa sangat rumit, tapi kau akan mengetahuinya suatu hari nanti. " Luccas menatap Esme, penuh arti.

Esme yang melihatnya pun serasa meleleh, well dia sebenarnya tidak begitu peduli - peduli amat dengan cerita tadi. Yang penting sekarang dia masih hidup sudah terasa cukup baginya.

" Tidurlah, aku akan berjaga. " Luccas menunjuk sela - sela di batang pohon yang besar, tampak tak terlalu gelap karena dipancar oleh cahaya rembulan. Itu lebih baik dari pada tidur ditanah bukan?' pikir Esme, yang kemudian masuk tanpa banyak bicara dan mulai menutup mata.

Beberapa saat, malam telah mengeluarkan segala kecantikannya. Sayang sekali gadis itu telah terlelap, jika saja dia melihat langit malam di dunia ini pasti dia uring - uringan ingin memfotonya. Gak tau apakah Esme bisa bersikap barbar jika berada dekat dengan seorang pemuda yang tampan nan rupawan.

Luccas menatap Esme dari kejauhan

" Kau bilang aku harus menunggu, kini aku sudah menepatinya. Aku disini, menunggumu. Sampai suatu saat nanti, saat aku berhasil mendapatkanmu kembali. " Katanya lirih



𝗗𝗘𝗔𝗥 𝗧𝗢𝗠𝗢𝗥𝗥𝗢𝗪 | 𝗖𝗛𝗔𝗣𝗧𝗘𝗥 𝗜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang