#Chapter 12#

807 95 57
                                    

Semua karakter yang ada didalamnya hanya milik bunda J.k Rowling.

But, cerita didalamnya adalah hasil dari pemikiranku sendiri, dan saya tidak mendapatkan apapun dalam menulis cerita ini, kecuali kesenangan.

Jadi, jika suka silahkan dibaca.
Jika tidak suka silahkan kembali.

Saya menerima kritik dan saran yang membangun, dan tidak menerima kata-kata kasar dan umpatan dalam bentuk apapun.

Jadi, hargai penulis dan jadilah pembaca yang baik.
Terima Kasih.


So.........


ENJOY READING!!!

~°°~

Hermione menatap tajam Draco. "Kau memang benar-benar Bajingan!" desisnya marah yang hanya ditanggapi seringai setan oleh Draco.

Tanpa mengatakan sepatah katapun, Draco segera melenggang melewati Hermione begitu saja dengan perasaan senang bercampur dengan gelisah. Dia merasa senang karena dapat memiliki apa yang diinginkannya selama ini, namun gelisah saat berpikir bahwa waktu yang dimilikinya hanyalah saat perburuan ini. Dan setelah itu, dia harus menjauh dari Vampire Black Rose cantik di belakangnya.

Dia sama sekali tidak memahami apa yang membuatnya gelisah saat ini. Kenapa dia merasa sangat terganggu jika dia tidak dapat berdekatan lagi dengan perempuan ini! Bukankah dia membenci kaum vampir? Yang dia inginkan hanyalah membinasakan seluruh kalangan vampir, mau itu Onni, vampir biasa, atau bahkan Black Rose sendiri. Tapi, kenapa dia malah memiliki perasaan aneh ini untuk seorang makhluk menjijikkan yang sangat dia benci?

Sebenarnya ada apa dengannya?

Tidak! Mungkin dia hanya bingung karena tidak pernah berhadapan dengan kaum Black Rose sebelumnya. Tapi, kenapa dia hanya merasakannya pada perempuan cantik yang masih berada di belakangnya dan tidak pada Black Rose lainnya? Ini benar-benar membuatnya frustrasi!

Dia menggelengkan kepalanya untuk mengusir segala pemikiran konyol yang menggelayuti otaknya, dan berkonsentrasi dengan apa tujuan mereka saat ini, dan... Dia meyeringai... Menantikan apa yang akan dilakukannya dengan perempuan di belakangnya.

Yeah, itulah seharusnya yang dia pikirkan! Bukan sesuatu yang malah membebani serta memusingkan pikirannya!

Sementara di lain pihak, Hermione masih sangat geram dengan kelakuan keturunan Malfoy ini. Dia segera membalikkan badannya dan menatap punggung kokoh yang saat ini seakan mengejeknya! Ingin sekali rasanya dia mencabik-cabik serta memisahkan setiap jangkal tubuh dari badan pria di depannya, dan memberikannya pada binatang buas di dalam hutan. Tapi, dia mencoba untuk bersabar dan hanya dapat memejamkan matanya yang masih sewarna darah.

Dia harus sabar atau dia tidak akan dapat mengendalikan kekuatannya!

Dengan langkah anggun, dia mulai melangkah mengikuti pria di depannya yang saat ini jubah hijaunya terlihat berkibar ke belakang karena ulah angin. Diam-diam dia memperhatikan pria di depannya. Dia melihat bagaimana surai pirang platinanya yang terlihat lembut berkibar dipermainkan oleh angin hingga membuat tangannya gatal ingin menyisirnya. Perawakannya yang tinggi disertai otot ramping yang membingkai tubuhnya hanya semakin membuat setiap kaum hawa menjerit ingin menyentuhnya. Kakinya yang panjang melangkah dengan lebar serta mantap namun di sisi lain anggun serta pongah seolah tidak pernah takut untuk memasuki tanah manapun yang ingin dipijaknya. Dan wajahnya, meskipun dia saat ini hanya mampu melihat bagian belakangnya, dia masih ingat bagaimana mata kelabu tajam bak badai dengan di bingkai alis pucat tebal melengkung indah, hidung mancungnya yang terpahat sempurna, serta bibir membentuk busur yang pasti sangat ingin dicicipi hanya membuatnya semakin frustrasi karena ketampanannya.

Bulan BerdarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang