IDOL [KTH;JYR] COMPLETE ✔

●six●

Warning!!!
Typo bertebaran!!
Happy Reading Friend♡

💜💛💜

"Aku menyukaimu Taehyung"

Taehyung membelakkan mata. Apa? Dia tidak salah dengar kan? Menyukai katanya?

Taehyung menatap Irene yang tengah menatapnya.

"A-apa?" gagap Taehyung.

"Aku menyukaimu" ungkapnya sekali lagi.

"Ke-kenapa? Maksudku bagaimana bisa?" Taehyung benar-benar bingung sekarang. Bahkan dari raut mukanya pun sudah benar-benar menunjukan.

Irene tertawa kecil melihat reaksi Taehyung.

"Kau lucu sekali Taehyung-sshi"

Taehyung tak menyahut. Ia menunggu jawaban dari pertanyaan yang tadi ia tanyakan. Irene berhenti tertawa dan tersenyum kecil menatap Taehyung.

"Bagaimana bisa? Pertanyaan yang kau ajukan tidak masuk akal" ucap Irene.

"Apa butuh alasan jika seseorang menyukai? Kurasa tidak" tambahnya.

"Menurutku, perasaan suka itu pasti ada alasannya. Entah karena itu tampan, cantik, atau yang lain. Kecuali jika itu perasaan cinta. Mencintai seseorang itu tak butuh alasan" jelas Taehyung.

Setelah Taehyung mengatan itu, keheningan menyelimuti mereka berdua.

"Aku merasa nyaman denganmu. Kau humoris dan perhatian" kata Irene.

"Tapi perhatianku itu tak hanya diajukan untukmu seorang, Irene-sshi" tegas Taehyung.

Deg.

"A-apa?" tanya Irene.

"Aku peduli dengan semua orang termaksud dirimu" kata Taehyung.

"Aku hanya menganggapmu sebagai temanku. Tak lebih" tambahnya.

"Tu-tunggu. Jadi perhatian yang kau kasih selama ini tak ada maksud apa-apa?" Irene menatap Taehyung tak terima.

"Iya" singkat Taehyung.

Irene tertawa meremehkan. Bukankah dirinya sedang dipermainkan? Apa-apaan ini? Irene benar-benar tak terima.

"Kau bukan wanita pertama yang seperti ini padaku. Kau sama saja dengan wanita-wanita lain, aku tau kau dan yang lain menyukaiku karena aku tampan dan sudah terkenal. Jadi lupakan perasaanmu itu, karena sampai kapanpun aku tak akan menerimanya"

Setelah mengatakan itu, Taehyung berdiri dan meninggalkan Irene sendirian.

"Aku akan berusaha mendapatkanmu Kim Taehyung!" kesal Irene.

💜💛💜

Di lain tempat, Jimin masih betah berdua dengan Yerin. Entah itu bercanda, atau sekedar berbicara mengenai hal-hal tak penting.

"Yerin-ah, bolehkah aku bertanya?" tanya Jimin.

"Eum, kenapa tidak?" jawabnya.