#2 :Takdir Allah

99 61 36
                                    

Bismillah
• • •
Percayalah allah pasti mempertemukan mu dengan jodohmu. Bersabarlah.
° ° °

____________________________________


Hari terbaikku adalah ketika aku bertemu denganmu.
Ketika aku mengenal dirimu.
Sesuai dengan janji allah kini aku dipertemukan dengan jodohku.
Jodoh yang akan memimpinku ke syurga.
Ketika dia yang ada di garis takdirku.
Kini aku bertemu dengannya.
Ya allah jika mungkin dia jodohku, bantulah kami untuk bersatu.
Dan jika aku salah maka tegurlah hatiku untuk menjaga dia yang akan menjadi jodohku.

______________________________________

Itulah kata kata terakhir yang Kahra baca. Dia kembali menutup Diarynya dan menyimpan kembali rapat rapat di tempat tersembunyi yang bahkan tidak ada satu orangpun yang tau kecuali allah dan Kahra.
° ° °
Setelah beres sholat isya, Kahrapun turun dari kamarnya untuk menemui keluarga-keluarga di ruang keluarga. Malam ini rumah kahra dipenuhi dengan canda dan tawaan. Hari ini juga ada kerabat kerabat Abi yang datang, untuk sekadar bersilaturahmi.

Hanya saja ada satu keluarga yang terlewatkan, yaitu paman dan bibi Kahra. Beberapa menit kemudian terdengar mobil diluaran yang berbaris untuk parkir.

"Umi...kok diluar banyak suara mobil? seperti rombongan?."

Tanyaku pada Umi yang sedang menutup al qur an di tangannya.

Umi pun menjawab, "iya,...Umi juga tidak tahu, mungkin keluarga tetangga yang sedang berkunjung." jelasnya.

Kahra tidak terlalu memperdulikan suara mobil di luaran sana. Dia melanjutkan diskusinya bersama Alya (adik Kahra) tentang pembagian makanan untuk anak yatim.

Beberapa menit kemudian bel rumah berbunyi. Entah siapa yang datang malam malam seperti ini ke rumah Kahra.

Tingtong!

"Umi, Alya saja yang buka."
Tawar adiknya.

"Silahkan sayang"perjelas umi.

Alya terbirit birit membuka pintu. Entah apa yang dia inginkan dari tamu itu.

"Umii, Abii lihat siapa yang datang"
Teriaknya dari luar.Sotak Umi dan Abi langsung pergi menemui Alya.

Ternyata yang datang adalah...Paman dan Bibi, mereka membawa begitu banyak hadiah dan oleh oleh. Pantas saja Alya begitu semangat untuk membuka pintu.

"Assalamualaikum Umi Abi" Suara khas paman ketika berkunjung di rumahku.

Kebersamaan yang indah berada di rumah Kahra saat ini. Kebersamaan yang membuat tali silaturahmi menyambung erat.
° ° °
Hari ini usai sholat subuh Kahra harus pergi ke kampus. Disela sela kesibukannya, Umi memanggilnya untuk turun ke bawah. Tidak seperti biasanya umi memanggilnya seperti ini. Banyak pertanyaan yang harus dia tanyakan pada Umi, tapi...semua pertanyaanya terjawabkan setelah dia turun dari kamarnya. Di ruang tamu terdapat keluarga yang terbilang cukup banyak. Siapa? Aneh subuh subuh gini? setelah aku melihatnya, Ternyata benar, Tak disangka jika subuh ini dia beneran datang ke rumah ku untuk melamar.

Mungkin kau jodoh terbaikku. Laki laki pilihan Allah yang diciptakan untuk ku. Aku berfikir bahwa dia berbeda dari yang lainnya.Yang berucap janji dengan kemampuan untuk menepatinya. Yang akan membuat dirinya bisa masuk ke dalam syurganya allah, dengan semua bimbingan.

Dalam keheningan yang begitu nyata membuat dirinya tidak bisa berbuat apa apa selain diam membisu. Sampai akhirnya ada sepatah kata yang terucap dari mulut seseorang.

"Assalamualaikum, sebelumnya, maaf kami menggangu waktu subuhnya, Saya mewakili anak saya untuk melamar putri bapak." Jelasnya.

"Waalaikum salam, tidak apa apa, tapi maaf pak, saya tidak bisa...karena yang berhak menjawab semua ini Kahra, anak saya".

Kini giliran Dia yang berbicara."Maaf abi kami berkunjung subuh subuh gini, apa yang di katakan oleh abiku benar saya ingin melamar putri abi." Jawabnya pada Abi.

Ya allah jantungku seakan berhenti mendadak mendengar pernyataannya.

"Masya allah, Nak maaf abi tidak bisa menjawabnya, hanya Kahra saja yang bisa menjawab semuanya." Jelas Abi.
Abi hanya tersenyum dan melirik ke arahku agar aku saja yang menjawab perihal ini.

Tapi disaat Kahra akan menjawab Abi mendadak bertanya, "Maaf Nak sebelumnya namamu siapa?." Tanya Abi.

"Nama saya Lukman Abi."Sejak saat itu aku tau siapa nama dia.

"Gimana Kah, abi serahkan padamu untuk menjawabnya." Sekarang giliran abi untuk menanyakan jawabanku.

Ya allah bantulah aku menyakinkan hatiku. Dengan malu...aku menunduk dan menjawab."Abi maaf tapi Kahra tidak bisaa..."Perjelasku pada mereka.

Sontak mereka yang berada di ruangan tersebut melongo, mendengar pernyataanku

"Tapi, maaf kenapa anda menolak saya?." tanyanya.

"Kah, ada apa? beri penjelasan pada mereka yang masuk akal."
Jelas Abi.

Ya Allah, Astagfirullahaladzim.
Ya Allah, bantu hamba juga untuk meyakinkan.

"Abi, maaf jika Kahra tadi berkata seperti itu...Tapi, tadi... jawaban Kahra belum selesai."

"Alhamdulillah, kalo begitu Kah, abi sempat kaget atas jawabanmu, sekarang, selesaikan jawabanmu, jangan membuat semua orang pingsan Kah, Dasar, Maaf pak, bu."

"Ma-maaf jika tadi saya...membuat kaget semua orang, sebenarnya, saya mempunyai syarat pada anda."

"i-iya, syarat nya apa?apa saya bisa memenuhinya?."

"In sya Allah, jadi,...Saya menerima Mas Lukman sebagai suami saya,  dengan syarat, Mas bisa membimbing saya ke jalan yang lebih benar dan diridhai oleh Allah, in sya Allah."

"Masya Allah, Alhamdulillah, gimana Lukman bisa nggk, heehee."
tanya salah satu keluarga Mas Lukman.

tanya semua orang pada Mas Lukman sepertinya mereka sengaja menggoda mas Lukman, Astagfirullah, ini memang rencana terbaikmu ya Allah.

"In sya Allah, Saya bersedia memenuhi syaratnya."
Alhamdulillah ya Allah, Ini memang kebahagiaan terbaikku.

"Jadi Kah, kamu menerima nak Lukman."

Sontak semua orang berucap "Alhamdulillah"

Kini tinggal menentukan tanggal pernikahan mereka.Allah mempertemukan Kahra dengan Lukman disingkat waktu. Begitu cepat mereka bertemu tanpa tau kapan mereka bertemu.

° ° °
Alhamdulillah akhirnya aku bisa nulis lagi ceritanya.Makasih untuk kalian yang udah baca.aku tunggu komennya untuk bagian ini.

Jazzakumullah♥

Diary KahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang