#7:Keadaan Mengubah Semuanya(Singapore)

54 44 18
                                    

Ingatlah jangan sesekali engkau mengeluh atas semua keadaan yang saat ini engkau alami.
° ° °

Alhamdulillah akhirnya aku dan semua keluarga pun pergi ke Singapore untuk menjenguk mas Lukman. Dari semalam aku tidak bisa tidur karena harus mengurus semua perlengkapan keluarga mulai dari passport, makanan, dan juga perlengkapan lainnya. Yang jelas saat ini aku mencemaskan keadaan mas Lukman. Gimana keadaan dia sekarang?Apakah sudah siuman?Terlalu banyak pertanyaan di kepalaku. Ingin aku cepat cepat pergi ke sana, duduk di samping mas Lukman, dan membacakan ayat suci al qur'an. Sayangnya pesawatku take off jam 08.20 dan sekarang baru jam 07.30.Ya allah masih lama aku menuju suamiku, tolonglah percepat waktu ya robb.
° ° °
(Keaadaan Singapore)
"Thank god the operation went well.Now thank god Lukman has regained consciousness and asked his wife is Lukman's wife here?."

(Alhamdulillah semua operasinya berjalan dengan lancar.Sekarang alhamdulillah Lukman sudah siuman,dan menanyakan istrinya,apakah disini ada istri Lukman).

Tanya dokter pada ibu, Zahra, dan Jihan. Semua bingung, karena saat ini Kahra memang belum datang. Ibu pun mengambi keputusan dengan menyuruh Zahra untuk menjelaskan semuanya tentang Kahra istrinya yang belum datang.

"Tapi bu, saya harus bilang apa nanti pada Lukman?." Tanya Zahra.

"Kamu jelaskan pada dia jika istrinya belum datang, ibu sangat minta tolong Zah, ibu sudah tidak kuat lagi melihat keadaan Lukman saat ini. Dan ibu akan solat duhur dulu." Pinta ibu.

Akhirnya Zahra menyetujuinya untuk menjelaskan semuanya pada Lukman.

"Assalamualaikum, Lukman."

Saat itu Zahra masuk dengan senyuman di wajahnya. Seperti layaknya seorang istri.

"Waalaikum salam, masuk istriku."

(Astagfirullah jika Kahra disini Mungkin dia akan kecewa dan menangis)Batin Zahra.

Saat ini Zahra bingung dengan keadaan yang membuatnya harus masuk ke dalam rumah tangga orang yang pastinya rumah tangga sahabatnya.

Dan saat ini Lukman tersenyum gembira pada Zahra. Zahra tidak mungkin memecahkan senyuman Lukman karena pesan Dokter yang tidak boleh membuat Lukman kecewa ataupun memikirkan masalah yang berat. Apalagi dengan memecahkan kebahagiaan pada dirinya.

(Ya allah, aku harus berkata apa pada Lukman yang saat ini dia menyebutku sebagai istrinya. Dan aku tidak mau sampai Kahra tau keadaan ini. Ya allah bantulah aku menyelesaikan masalah ini. Kahraa cepatlah kamu datang untuk mengeluarkan ku dari suami dan keadaanmu). Batin Zahra.

Zahra tidak lepas senyum pada Lukman. Dia mendekati Lukman dengan senyumannya.

"Lukman, ada yang harus aku jelaskan."

"Iya istriku, dan mana ibu?."tanyanya.

(Ya allah keadaan apa lagi yang membuatku bisu tidak bisa apa apa seperti ini) Lirih Zahra.

Dengan senyuman, Zahra menjawab pertanyaan Lukman."I-iya,ibu ada, tadi pesan akan solat duhur dulu."

"Oh, iya kalo begitu."Jawab Lukman dengan Singkat.

"Lukman, Sebenarnya.........." Belum sempat menjelaskan, Lukman sudah memotong pembicaraan."iya aku tau, Kamu rindu kan padaku?Terima kasih sudah menjadi istri terbaikku."Jawabnya.

Diary KahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang