Ketika Cinta itu memang benar benar disatukan, Dunia seakan milik berdua, masalah yang berlalu terhempaskan.
• • •
Rasa indah ini kembali utuh di diriku. Kebahagiaan yang selama ini ku nanti-nantikan akhirnya terwujudkan. Ini rasanya mimpi, aku bisa bertemu dan memeluk mas Lukman kembali. Tersenyum kepadaku, membuat rasa rinduku terbalaskan olehnya. Semesta mengembalikan semua apa yang ku inginkan.
Dia ada di hadapanku. Melebarkan semua tangannya dan tersenyum gembira di wajahnya. Ingatanya kembali utuh. Memori-memori kenangan bersamaku sudah kembali tersimpan di kepalanya.
"Assalamualaikum, Mas."
" Waalaikum salam, Sayang."
Akhirnya, aku kembali mengucap salam pada mas Lukman. Gembira rasanya bisa dibalas kembali oleh nya. Rasanya, Nadiku berdenyut merdu merindukan dirinya. Kembang kempis dadaku menggapai semua kenangan dan butir-butir cinta. Garis tangan ku terukir kembali menyatu dengannya.
"Kahh, Maafkan saya, mungkin selama ini ingatan saya berkurang, tapi... rasa cinta saya padamu tidak akan pernah hilang dan padam." Katanya. sambil mengusap lembut kepalaku.
(Uhh Mas, aku begitu bahagia bisa kembali diperlakukan seperti ini olehmu). Batin Kahra.
"Gimana keadaan mas sekarang? Udah baikan? Atau masih pusing?." Tanyaku mengalihkan pembicaraan.
Dia tersenyum, masih memeluk erat tubuhku.
"Kahh, jangan tanyakan keadaan saya. Seharusnya, saya yang bertanya padamu. Gimana keadaan hatimu sekarang?." Balik tanya pada Kahra.
"Apasii, aku baik baik aja, udah biasa ngadepin kamu yang masih Keukeuh ngak nganggep aku istri kamu." Kataku sambil memukul tubuhnya.
"hmm ngeledek nihh, ngeledek ya kamu ! Awass, sini kamu, sinii." Teriak mas Lukman.
Dia mengelitiki perutku. Mengejar tubuhku kesana-kemari. Hari ini bahagia diriku bisa kembali merasakan momen ini.
"Ahahahaha, ampunn mas, hahaha, ampunn." Teriak ku sambil turun ke ruang bawah.
Sengaja Aku turun, biar Mas Lukman dimarahi oleh Umi dan Abi. Masa baru saja dia sembuh, gayanya udah bisa lari-larian. Nanti kepalanya kebentur lagi. Siapa yang repot semua orang. Cibirnya sambil lari turun kebawah.
"Umiii, Abii, tolong Kahra, hahahahaha." Teriak Kahra.
"Abii, jangan tolong dia, tangkap saja dia, haha, awas Kahraa." Teriak Mas Lukman dari atas.
Aku bertemu dengan Umi yang sedang mempersiapkan makan malam untuk kami. Terlihat juga Latifa yang sedang membantu Umi. Ku lihat, Abi sedang membaca koran dengan ditemani kopinya di atas meja.
Aku duduk di samping Abi. Dia melirik wajahku sambil tersenyum. Bahagia rasanya bisa lihat senyum indah Abi. Jarang dia tersenyum lebar seperti ini.
"Apa bii, jangan melirik seperti itu, ish."
"Heehee, Abi hanya bahagia bisa melihat senyum Kahra lagi." Ungkapnya.
"Huhh, hahh, huhh, Umi, lihat Kahra?." Tanya mas Lukman.
"Ettss, Man tenangin nafas kamu dulu. Nih minum air putih." Omel umi, menyodorkan segelas minum air putih pada mas Lukman.
" hahaha, mas, mas, kamu nggak akan pernah bisa nangkep Kahra, bloo."
Ejek Kahra yang duduk di samping Abi.Kekuatan Lukman untuk menangkap Kahra full kembali. Dia langsung menyergap tubuh Kahra, dan duduk di sampingnya.
"Nahh, hayoo ketangkep kan, hahaha."
"Ishh, inikan curang Abi, curang kan bii?." Tanyaku pada abi.
"Kahra, kahra, Man, kamu jangan terlalu capek, kamu kan baru keluar dari rumah sakit." Omel Abi.
"Tuhkan, mas, jangan terlalu capek, hahaha." Ledekku padanya.
Dia tersenyum dan mengangguk pada abi. Selanjutnya, dia mengelitiki perutku.
"Abi, Kahra, Lukman, Sini makan dulu, makanannya udah siap." Teriak umi memanggil kami dari ruang makan.
"Iyaa Mii." Balasku mengiyakan.
Malam itu, pembicaraan terhenti saat kami selesai makan malam, semuanya terdiam, tidak ada satu orang pun yang berbicara. Hanya terdengar sendok dan garpu yang saling menyatukan.
• • • •
Diary Kahra Up yeee♥
Jazzakumullah♥👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Kahra
Художественная прозаLaa Tahzan !! Ada Allah bersama dan disisi kita. Allah tidak akan memberikan ujian kepada hambanya diluar batas kemampuan dirinya. Bertemu akan berpisah. Salam dari Author♥