'Flesback'
[Singapur]-20 Februari 2020-
_20.42_Nggak tau, Author semangat lho
~Happy Reading~
∆ ∆ ∆ ∆
Emang udah tiap hari keadaan sepert ini. Berdua menikmati secangkir kopi dan teh, membaca buku dan berharap. Berharap semuanya akan kembali pada masa-masanya. Hari ini, rencananya aku dan Latifa akan pergi ke Rumah sakit untuk menemui Mas Lukman yang masih terbaring lemah di atas kasur.
"Ughh, Pagi yang cerah tak ditemani yang meriah. Rasa yang hambar tanpa semangat yang sudah Ambyar. Kahraaa, kopimu sudah dingin, gimana ini?" Celetuk Latifa berteriak dari papiliun atas.
(Dasar anak ini teriak yang unfaedah saja).
Cibir Kahra sambil nenyusul naik ke ruang papiliun atas. Menemui latifa yang sedang membaca novel ditemani dengan secangkir teh hangat.
Brugg!!
Suara bising terdengar dari papiliun atas. Aku mempercepat langkah menemui Latifa."Kahraa....," Teriak Latifa.
"bantu aku, entah siapa yang menaruh teh ini!! saat aku ingin menemui mu di bawah, aku terpeleset menginjak gelas teh ini, huuhuu." celetuk Latifa menangis merengek padaku.
(Perasaan, tadi dia yang membawa secangkir teh dari dapur dan membawanya ke papiliun atas, mengapa dia jadi amnesia seperti ini). Batin Kahra.
"Hahaa, astagfirullah fa, fa, maaf maaf, sini aku bantu." Aku mengulurkan tangan padanya.
Terpaksa Aku menertawakanya. Jelas dia yang salah. Kebodohannya membuat ku tak percaya akan hal kedewasaannya.
"Uhuhuu, kamumah gitu ih, selalu ketawa gitu, sakit tau gak tanganku ini Kah."
"Iya, maaf,,,Apasi, kamu ini jadi pelupa seperti ini. Tadi kan kamu sendiri yang udah bawa teh ini dari dapur." Perjelasku padanya.
Dia menepuk jidatnya dan Memperlihatkan deretan gigi putihnya itu padaku. Sambil memperlihatkan senyuman pelupanya.
Menurutku, semenjak Latifa bersamaku. Dia jadi aneh seperti ini. Pelupa, bahkan mungkin esok hari dia lupa dengan kenyataan. Tapi seenggaknya, aku udah bisa lagi membuat dirinya melupakan hal-hal yang tak disukainya. Aku yakin suatu saat nanti, atas izin Allah, semuanya pasti akan kembaki seperti apa yang direncanakannya. Yang namanya sahabat, mereka tidak akan pernah berpisah ataupun terpisahkan. Karena Sesungguhnya, yang memisahkan bukanlah diri mereka, tetapi waktu dan rindu, kalimat itulah yang yang akan menggambar kan sebuah perpisahan. Tapi, menurutku, Latifa adalah sahabat sejatiku, dia mampu melewati pahit manisnya perjalanan cerita persahabatan kami. Mampu Mendengar kan semua curhatan Aku. Mampu sabar mengahadapi keras kepalanya aku. Mampu memberikan motivasi-motivasi bagi kehidupanku. Aku bersyukur mempunyai sahabat seperti dia. Yang bertahan mampu membuatku bahagia.
"Kah, ngomong-ngomong, kamu jadi jenguk Lukman?."
Aku mengangguk mengiyakan padanya. Bertemu atau tidak, mungkin itu tidak akan ada artinya untuk Lukman. Semua ingatan di memorinya terhapuskan. Apa boleh buat, Kahra hanya bisa bersabar dan menunggu dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Kahra
Ficção GeralLaa Tahzan !! Ada Allah bersama dan disisi kita. Allah tidak akan memberikan ujian kepada hambanya diluar batas kemampuan dirinya. Bertemu akan berpisah. Salam dari Author♥