Part 11

2.1K 240 28
                                    


Welkambekasdfghjkl:)))

***

Dering ponsel mengagetkan Bima yang sedang menunggu angkot di halte sekolahya. Tertera nama Haikal disana.

"hallo kak? Lo dimana?"

Suara di sebrang sana terdengar... Khawatir?

"Gue di halte kal, kenapa?"

"Pantesan gue cari-cari di kelas gak ada. Kenapa gak nunggu di kelas aja sih kak, kan mau pulang bareng?"

"ehhh... A-anu.. Mmm gue lupa kalo lo mau anterin gue pulang hehe"

Terdengar suara desahan panjang (bukan ngedesah ah ah kimochi loh ya) disebrang sana

"yaudah gue kesitu kak, lo jangan kemana-mana"

"iyaa"

Telepon pun terputus.
Alasan Bima memilih nunggu di halte timbang di kelas itu sebenarnya karena dia takut penghuni sekolah mengetahui kedekatannya dengan Haikal. Yaaa... Walaupun satu kelas nya udah pada tau kalau dia deket sama Haikal, yang mana suka ke kelas nya kalau pas istirahat, Bima gak mau kalau berita ia pulang sama Haikal diketahui seisi sekolah.

Bima menunggu sambil terus melihat ke arah gerbang sekolah, terlihat satu persatu kendaraan roda dua maupun roda empat milik siswa disekolahnya keluar. Sudah biasa bagi masyarakat sekitar melihat siswa-siswi SMA swasta itu menaiki kendaraan yang bisa dibilang mewah untuk ukuran siswa yang masih menduduki bangku sekolah menengah atas itu.

Bima adalah satu dari 10% Siswa penerima beasiswa di sekolah nya. Dirinya hanya seorang siswa dengan perekonomian biasa yang kebetulan memiliki keberuntungan sehingga bisa masuk ke sekolah favorit di kotanya.

Motor berjenis Honda CBR250RR itu keluar dari halaman sekolah. Bohong kalau Bima mengatakan dia tidak tertarik dengan pesona yang Haikal berikan. Setelah kedekatannya, Bima mulai menaruh rasa padanya. Bima jatuh akan pesona Haikal.

"Nunggu lama ya kak?"

Bima terkejut, dia hanya menggelengkan kepala nya saja. Entahlah, melihat Haikal dengan motor yang ia tumpangi membuat Bima, speechles.

"Haikal keren banget"
Begitu pikirnya.

"Nih kak pake"
Haikal menyodorkan Helmnya ke arah Bima .

"Lah? Cuma satu? Terus kamu?"

"Yang penting lo aman dulu. Lo lebih penting"

Bima merona, dia langsung mengambil helm yang Haikal berikan dan langsung naik ke motor. Bima malu.

Setelah Helm terpasang dikepala Bima, Haikal tak kunjung menyalakan motornya. Bima Bingung, Dia celingukan kesana kemari.

"Lagi nunggu orang ya?"
Haikal menggeleng

"Terus kenapa gak berangkat?"

"Peluk dulu"

"Eh?"

"Cepet peluk, Kalo ngga gak bakal jalan nih"

Bima celingak-celinguk memantau apakah ada paparazi yang mengintainya. Bisa saja kan? Tentu paparazi tidak tertarik pada Bima. Tapi pada orang didepannya.

Setelah dirasa aman, Bima memeluk Haikal. Haikal tersenyum bahagia.

"Berangkaaaattttt!!!!"

*

Sampai dirumah, Bima turun dari motor Haikal dan memberikan Helm nya kepada Haikal.

"Helm nya dibawa lo aja kak. Mulai sekarang, gue yang anter jemput lo kesekolah ya"

Most Popular UKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang