Setelah kejadian di kampus tadi, Taehyung langsung mengajak Jungkook pulang. Sekarang ini namja itu tengah berusaha membujuk Jungkook yang tengah dalam mode merajuknya. Taehyung paham betul kenapa sang adik marah padanya, alasannya tidak lain tidak bukan adalah karna Taehyung sudah mengingkari janjinya.Janji untuk tidak berkelahi, dan itu pun hanya untuk membelanya saja.
Tapi, coba katakan. Apa ada seorang kakak yang akan diam saja melihat adiknya sendiri disakiti? Oh ayolah, Taehyung hanya berusaha melindungi adiknya, apa itu salah?
Terhitung sudah hampir tujuh menit Taehyung berdiri seraya menggedor pintu kamar sang adik, tak lupa berbagai rayuan juga Taehyung lontarkan untuk membujuk Jungkook, tapi adiknya itu tetap saja tidak bergeming dan masih setia dalam mode merajuknya. Namun Taehyung tak menyerah, ia tetap setia berdiri di depan pintu kamar sang adik, berharap Jungkook akan berbaik hati dan membukakan pintu tersebut.
"Kookie-ah, buka pintunya, Saeng. Kau belum sempat makan tadi," bujuk Taehyung namun sama sekali tidak di respon oleh Jungkook.
"Hyung mohon jangan seperti ini, Kookie. Buka pintunya dan makanlah dulu. Setelah itu kau bisa melanjutkan acara merajukmu itu."
Masih tidak ada jawaban.
"Oke, kalau Kookie tidak mau makan, Hyung juga tidak akan makan. Kau dengar? Apa kau akan membiarkan Hyung kelaparan, hm?" ancam Taehyung dan-
Cklek!
Berhasil, hanya dengan satu ancaman dari Taehyung membuat Jungkook yang sedari tadi mengabaikannya dengan cepat membuka pintu kamarnya. Bodoh, kenapa Taehyung tidak melakukan ini saja dari tadi?
Meskipun Jungkook sudah membiarkan Taehyung masuk, tapi sepertinya ia masih dalam mode merajuknya. Jungkook duduk di pinggir ranjangnya dan memalingkan wajahnya dari sang kakak.
Taehyung meletakkan makanan itu di nakas lalu menyeret kursi dan duduk di depan Jungkook. Tangan kekarnya terulur memegang dagu sang adik membuat wajah mereka menjadi saling berhadapan.
"Kau marah pada Hyung, Kookie?" tanya Taehyung yang langsung mendapat gelengan cepat dari sang adik.
"Lalu, kenapa kau tidak mau bicara pada Hyung dan mengurung dirimu di kamar, hm?"
Jungkook hanya diam dan membuat Taehyung semakin khawatir padanya, Taehyung tidak suka Jungkook seperti ini, Taehyung lebih suka Jungkook yang cerewet dan membuat Taehyung pusing dengan semua ocehannya.
"Kookie ...." Jungkook masih setia dalam diamnya, sampai ... seperdetik kemudian terdengar isakan yang mulai keluar dari bibir namja manis bergigi kelinci tersebut.
"Hiks ... hiks ...."
Jungkook menangis, liqiud-liquid bening itu keluar dari mata bulatnya. Dan Taehyung tidak suka itu, sangat tidak suka.
"Aniyo, jangan menangis, Kookie. Kau tau kan, Hyung paling tidak suka melihatmu menangis? Katakan, apa ada yang sakit, eoh? Apa mereka menyakitimu tadi? Katakan, katakan di mana yang sakit, Saeng," ujar Taehyung seraya berdiri dan memeriksa seluruh tubuh Jungkook.
Bukannya menjawab, Jungkook justru memeluk pinggang Taehyung dengan sangat erat dan terus menangis sesegukan disana, yang Taehyung lakukan hanya mengelus lembut surai sang adik dan mencoba untuk membuatnya tenang.
"Waeyo, Kookie? Kenapa menangis, hm?" tanya Taehyung.
"Maaf," balas Jungkook membuat Taehyung mengerutkan keningnya.
"Maaf? Untuk apa kau meminta maaf, Kookie? Kau tidak melakukan kesalahan apa pun yang membuatmu harus meminta maaf pada Hyung, Saeng."
"Aniyo, kau salah Hyungie. Kookie sudah melakukan banyak kesalahan pada Hyung," ujar Jungkook membuat Taehyung semakin tidak mengerti kemana arah pembicaraan sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Young Brother✅
RandomJungkook adalah dunianya, prioritas utamanya, serta alasannya untuk tetap berjuang di saat keadaan seolah menyuruhnya untuk menyerah. Kekurangannya tak lantas membuat Taehyung malu, atau bahkan membenci Adiknya. Sebaliknya, Taehyung justru selalu...