Part 6

3.9K 316 20
                                    


Terhitung satu bulan sudah berlalu sejak Jungkook menerima tawaran dari Junmyeon, dan ... itu artinya satu bulan juga Jungkook telah membohongi Taehyung dengan berbagai alasan. Taehyung tentu tidak sebodoh itu hingga tak menyadari perubahan yang terjadi pada adiknya.

Dari mulai Jungkook yang menolak jika Taehyung mengajaknya ikut pergi kuliah. Jungkook yang suka pergi tanpa sepengetahuan dari Taehyung, hingga Jungkook yang hampir satu minggu terakhir ini suka pulang larut malam. Sebenarnya Taehyung juga tidak ingin mencurigai adiknya sendiri, tapi, sikap Jungkook sendiri lah yang memaksa Taehyung untuk mencurigainya.

Berbagai pertanyaan kini muncul dalam pikiran Taehyung. Apakah Jungkooknya sudah mulai berbohong padanya? Apa adik kecilnya sudah tidak mempercayainya lagi? Tidak, bukan maksud Taehyung untuk meragukan adiknya. Namun ia juga tidak bisa mengabaikan fakta jika Jungkooknya telah berubah.

Apa kalian pikir Taehyung membiarkannya begitu saja? Tidak, tentu saja tidak. Taehyung paling tidak bisa mengabaikan sesuatu apa pun  yang berhubungan dengan adiknya, sudah beberapa kali, atau mungkin setiap hari Taehyung bertanya pada Jungkook tentang perubahannya akhir-akhir ini. Namun, adiknya itu pasti hanya akan menjawab,

"Percayalah pada Kookie, Hyung. Kookie tidak mungkin melakukan sesuatu yang bisa membuatmu kecewa lagi."

Percaya? Tentu saja Taehyung percaya pada adiknya. Hanya saja ... entahlah, jika Jungkook masih terus saja membohonginya, Taehyung tidak yakin apa ia masih bisa mempertahankan kepercayaannya pada adiknya atau tidak.

*****
19. 30 KST.

Lagi dan lagi Taehyung harus melihat Jungkook pulang larut malam, namja itu tampak mengendap-endap, berusaha tak menimbulkan suara apa pun seperti pencuri di rumahnya sendiri. Mungkin, Jungkook kira Taehyung sudah tidur, tapi nyatanya Taehyung sama sekali belum tidur dan tengah menunggunya di ruang tamu.

Dan ... untuk kesekian kalinya, Taehyung melihat Jungkook pulang larut malam tanpa persetujuan darinya. Karna kekurangan yang Jungkook punya, ia bahkan tidak menyadari kehadiran Taehyung di ruang tamu dan langsung pergi menuju kamarnya.

Lalu Taehyung? Namja itu hanya bisa menghela napas kasar melihat punggung sang adik yang perlahan-lahan mulai hilang tertelan pintu.

"Huft, sebenarnya apa yang kau sembunyikan dari Hyung, Kookie? Hyung harap kau tidak melakukan sesuatu yang akan membuat Hyung kecewa padamu," gumam Taehyung lalu pergi menuju kamarnya.

*****
7.00 KST

"Ikutlah ke kampus Hyung, Kookie," ujar Taehyung seraya menyuapi sang adik, ah, ya. Kakak beradik itu tengah berada di meja makan untuk sarapan.

Jungkook tampak menerima suapan sang kakak, sebelum akhirnya  menggelengkan kepalanya dan berkata,

"Ani, Kookie tidak mau ikut Hyung lagi."

"Waeyo?" tanya Taehyung.

"Hanya tidak ingin," datar Jungkook.

Taehyung meletakkan piring berisi makanan itu di meja, kedua tangan kekarnya terulur untuk menangkup wajah sang adik.

"Apa ada yang kau sembunyikan dari Hyung, Kookie?" tanya Taehyung tiba-tiba, membuat Jungkook menggigit bibir bawahnya sebelum menjawab pertanyaan Taehyung.

"Mwo? Apa yang kau katakan, Hyung? Kookie tidak menyembunyikan apa pun darimu, percayalah."

"Jangan sembunyikan apa pun dari Hyung, Kookie. Kau tentu tahu, Hyung paling tidak suka yang namanya kebohongan," tegas Taehyung.

Setiap kata yang keluar dari mulut Taehyung bagaikan sindirin untuk Jungkook, karna benar, saat ini Jungkook memang tengah berbohong pada kakaknya.

"Eum, arraseo. Kookie tidak akan menyembunyikan apa pun darimu, Taetae Hyung," lirih Jungkook.

"Pergilah sekarang, atau kau akan terlambat, Hyung," lanjutnya.

"Nee." Taehyung mulai bangkit dari duduknya, namja itu mengusak lembut surai sang adik dan pergi setelahnya.

"Mianhae, Hyung ...." batin Jungkook.

Namja itu memegang tongkatnya, melangkah pergi meninggalkan rumahnya setelah memastikan Taehyung benar-benar pergi dari sana.

*****
Sesaat setelah Jungkook keluar dari rumahnya, tak lama kemudian terlihat sebuah mobil yang menghampirinya. Mobil itu berhenti tepat di depan Jungkook, seseorang tampak keluar dari mobil itu lalu membukakan pintu mobil untuk Jungkook, membantunya masuk dan mendudukannya di kursi depan. Namja itu kembali masuk ke dalam mobilnya dan dengan cepat melajukan mobil mewah miliknya.

Dan, di tempat yang sama, tanpa mereka sadari ada seorang namja yang sedari tadi mengawasi mereka berdua.

"Mungkin cara Hyung memang salah, tapi Hyung tidak punya pilihan lain, Kookie," gumam Taehyung.

"Palli, ikuti mobil itu, Ahjussi!" ujarnya pada sopir taxi.

"Baik ... Tuan."

"Kau berbohong Kookie, untuk pertamakalinya kau berbohong pada Hyung." Bukan pertama, entah sudah berapa banyak kebohongan yang Jungkook sembunyikan darimu, Taehyung-ah.

"Tolong cepat sedikit, Ahjussi. Jangan sampai kita tertinggal."

"...."

"Ahjussi, cepat!"

"...."

"Berhenti Ahjussi, gomawo."

Taehyung segera keluar dari taxi tersebut setelah membayarnya dan kembali mengawasi Jungkook. Seorang namja terlihat keluar dari mobil itu dan menuntun Jungkook, Taehyung tidak bisa melihat jelas siapa namja itu karna ia terus memunggunginya. Alhasil, Taehyung pun tidak bisa melihat wajah orang yang tengah bersama adiknya.

Taehyung terus mengikuti kemana namja itu membawa Jungkook pergi.

"Bukankah ini jalan menuju-"

Ucapan Taehyung terpotong saat mendengar suara seseorang yang tidak asing baginya.

"Taehyung-ah!"

Taehyung pun mengalihkan pandangannya dan menoleh kearah sumbet suara.

"Eoh, Jim. Kenapa kau ada di sini?" tanya Taehyung saat Jimin sudah berada di hadapannya.

"Kau sendiri kenapa ada di sini, Tae?" Bukkannya menjawab, Jimin justru balik bertanya pada Taehyung dan membuatnya berhasil terkena jitakan gratis di kepalanya.

"Tidak ada sejarahnya pertanyaan di jawab dengan pertanyaan, bantet!"

"Yaak! Kau tidak perlu menjitakku juga, dasar alien," cibir Jimin seraya mengusap-usap bagian kepalanya.

"Kau sih membuatku kesal," ucap Taehyung tanpa dosa.

"Sekarang katakan, kenapa kau bisa ada di sini, eoh?" lanjutnya kembali bertanya.

"Sebenarnya aku mau menemui Hyungku, tapi sudahlah. Kajja! Kita ke kampus bareng!" ajak Jimin.

"Nee, tapi tunggu dulu. Aku ingin menemui Kook--" Mata Taehyung membola sempurna saat melihat Jungkook sudah tidak ada di sana.

"Yak! Ini semua salahmu, bantet!"

"Mwo? Kenapa aku?"

"Gara-gara kau aku jadi ... aish sudahlah. Kajja, kita berangkat ke kampus saja!" tukas Taehyung sembari menggandeng tangan Jimin, sedangkan Jimin? Namja itu hanya bisa pasrah tanpa berniat melawan atau memberontak sama sekali.





















Tbc...

My Young Brother✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang