sesak di jiwa
aku jadi takut apa yang bakal di duga
lalu aku memilih untuk diam
dikala mereka bersuka ria
aku pilih untuk diam
dikala mereka bergelak ketawa
aku pilih untuk diam
dikala mereka senyum kecewa
aku masih pilih untuk diam
dan baunya
bau deretan buku yang aku pilih untuk diam
masih sama
tidak mengugat jiwa
masih serupa
tidak ternoda manusia
dikala itu
ya aku pilih kedai buku
bukan kafe mewah untuk bergelak ketawa
bukan hotel berbintang lima untuk tontonan laman sosial
cuma kedai buku lama
yang tak terhapus baunya
masih serupa
dan aku memilih untuk diam
YOU ARE READING
Puisi Buku Biru
PoesíaSeleksi Puisi dalam buku biru Ada dari dia Ada juga untuk dia p/s: Saya tulis ikut suka saya.