Episode 4

355 50 70
                                        

Waktu yang kamu lewati akan terasa berat tanpa orang yang kamu cintai. Cinta memang sebuta dan sebodoh itu, tapi cinta sejati tak akan munafik bahkan mengkhianati hati si pemilik hati

Mino PoV

Waktu terus berjalan, detik demi detik, hari demi hari dan kini Irene masih dirawat dirumah sakit. Walaupun saat ini dia sedang kehilangan ingatannya, setidaknya aku bersyukur karena aku tak harus kehilangan dirinya.

Hari ini seperti biasanya aku berencana pergi kerumah sakit setelah pulang dari studio. Kondisinya yang mulai membaik cukup membuatku bahagia dan lega. Saat sampai dikamar rawatnya betapa terkejutnya aku karena tak mendapatinya diranjang rawat

"Maaf, pasien atas nama Irene?" tanyaku saat ada seorang perawat berjalan ke arahku
Sambil sedikit mengingat pasien yang ku maksud perawat tersebut menjawab "Ah...nona Bae dia sekarang dipindahkan keruang rawat kelas VIP oleh tuan Bae"

Setelah mendapatkan jawaban dari perawat, kakiku langsung ku langkahkan menuju ruang rawat yang dimaksud oleh perawat tadi

Irene PoV

Siang ini entah mengapa aku merasa bosan setelah terlalu lama berada dirumah sakit. Tak ada yang bisa ku kerjakan, pria yang mengaku suamiku juga tak menampakkan batang hidungnya. entahlah aku merasa dengan adanya pria itu cukup membuatku nyaman

"Irene..."
ku menoleh kearah pintu masuk ruang rawat ku dan kudapati kedua orang tua ku berdiri diabang pintu

"Eomma...appa"

"Irene, kenapa kamu bisa seperti ini sayang hmmm" tanya ibuku sambil memegang wajah dan memeriksa tubuhku

"Tak apa Bu, Irene hanya mengalami kecelakaan kecil...ibu dan ayah tak perlu khawatir" jawabku mencoba menyakinkan kedua paruh baya didepanku

"ayah akan bilang pada dokter untuk memindahkanmu ke kamar rawat yang lebih baik dengan perawat yang lebih lengkap"

"ehm"

Kini aku telah dipindahkan dan sejujurnya aku merasa bersalah pada pria itu, aku tak bilang padanya bahwa aku dipindahkan ke kamar lain. kini dokter telah memeriksa kondisiku tengah berbincang dengan kedua orang tuaku

"Irene..."

"Oh...hi" sapaku sedikit terkejut saat melihat pria itu masuk kedalam kamar rawatku. Dokter yang merawatku kini memutuskan untuk keluar dari kamar rawatku, membiarkan ruangan itu hanya diisi oleh aku, ayah, ibu, dan mino

"Mino..."
ayah dan ibu ku menatap mino dengan pandangan dingin dikedua matanya "Iya"

"Irene, kau tak apa"

" Ya, tentu saja aku tak apa kan aku sedang bersama kedua orang tuaku mino" jawabku dengan senyum yang terulas

Kedua orang tuaku terus menatap interaksi diantara kami berdua, hingga ibu mengintrupsi perbincangan kami yang terkesan canggung

"Irene sayang kamu akan tinggal bersama kami dirumah...hm? tanya ibuku dengan mengusap pucuk kepalaku

"Maaf nyonya, tapi lebih baik Irene tinggal bersama saya bagaimanapun Irene adalah istri saya. Saya akan membantu Irene mendapatkan ingatannya kembali" mino memotong pembicaraan antara aku dan ibuku

"Hei, nak lihatlah Irene baik-baik saja semua akan baik-baik saja dan tak ada yang perlu diubah, semua telah sesuai seharusnya" jawab ayah dengan nada sedikit tidak terima

"Ya kami akan merawat Irene, sudahlah biarkan kami merewat irene"

" Tapi dokter bilang Irene perlu kembali ke rutinitas biasanya agar Irene lebih mudah mendapatkan ingatannya"

A Million Reason (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang