"Maaf tapi ku mohon mengertilah, untuk sekarang hanya mereka yang aku ingat. Ok mungkin aku akan ingat padamu besok saat aku bangun pagi tapi untuk sekarang biarkan aku bersama dengan mereka”
.
.
.
Author PoVPerjalanan menuju rumah kediaman tuan dan nyonya bae terasa lama bagi mino, tapi itu semua terbayar dengan senyuman irene yang tak pernah lepas dari wajah cantiknya. Irene bahkan terus menerus bergumam menceritakan tentang lokasi dan kondisi rumahnya walaupun irene sendiri tak ingat jelas dimana letak rumahnya. Setalah perjalanan yang cukup lama akhirnya mereka sampai ditempat tujuan, mino memarkirkan mobilnya dipekarangan rumah keluarga bae
“Oh ya mino, kamu tau ayahku kan dia biasa dipanggil Bae Haejong, ah dan Yeri dia adikku peremp..” ucap irene bersemangat namun belum selesai mino terlebih dahulu memotong ucapannya “Aku banyak mengenal tentang mereka Irene”
“O...” Irene menghela napasnya dan tersenyum canggung pada mino
“Ingat irene kita suami istri” ucap mino mencoba mengingatkan
.
.
.
Mino PoVUntuk pertama kalinya aku menginjakan kaki dikediaman keluarga Bae, meskipun aku adalah suami dari irene namun aku tak pernah sekalipun datang kerumah mertuaku. Aku mengenal keluarga ini hanya saja status sosial membuat ku cukup sungkan untuk menginjakan kaki dirumah megah dengan artsitektur klasik ini. Saat kami datang, dapat kulihat kedua orang tua Irene, adik perempuan irene dan seorang pemuda yang ku yakini adalah kekasih dari adik Irene. Kami dipersilahkan duduk langsung diruang makan, ku perhatikan Irene yang kini tengah bercengkrama dengan yeri, dapat ku dengar bahwa makan malam ini adalah makan malam yang diadakan untuk merayakan pertunangan yeri dengan kekasihnya
“Astaga yeri-a...eonni tak menyangka kamu sudah besar dan sebentar lagi akan menikah” ucap irene kagum dan kebahagian yang tercetak jelas wajah cantiknya
Yeri hanya menanggapi dengan tersenyum malu, disaat yang bersamaan tuan bae muncul bersama laki-laki yang tak lain adalah tunangan yeri
“Ehemm...Yeri-a kamu dan hanbin adalah pasangan yang sangat SERASI” ucap tuan Bae dengan sedikit menekankan suaranya saat menyebut kata serasi
Irene mengangguk menyetuji ucapan sang ayah, tanpa irene sadari bahwa aku sedikit tersinggung dengan ucapan tuan bae. Apa tak selayak itu aku untuk bersanding dengan putrinya
“Kim Hanbin, owner clothing line KHDaisy senang bertemu anda tuan...” sapa laki-laki bernama kim hanbin seraya mengulurkan tangan dengan wajah datarnya
“Song Mino, senang bertemu denganmu” jawabku menyambut uluran tangan hanbin
“Hanbin-a ayo duduk kamu pasti lelah kan setelah mengurus bisnismu yang sekarang sedang ramai-ramainya” ucap tuan bae pada hanbin dengan nada ramahnya
“Sudah...sudah ngobrolnya nanti lagi, hari eomma masak makanan spesial untuk menyambut pulangnya irene dan merayakan pertunangan yeri dan hanbin” seru nyonya bae seraya meletakan masakan yang dibawanya diatas meja
Irene dengan sigap menghampiri nyonya bae memeluk dan mencium pipi nyonya bae sebagai ucaan terima kasih
“Oke...sama-sama sayang sekarang kita duduk nikmati makan malam kita, oh ya bagaimana kalau kita bersulang karene malam ini kita semua dapat berkumpul disini” usul nyonya bae yang diangguki oleh tuan bae.
Tuan bae berdiri dari kursinya mengangkat gelas wine miliknya seraya berujar “Selamat datang kembali irene sayang, untuk kebahagianku yang dikelilingi tiga wanita cantik dalam hidupku, untuk kebahagiaan kita semua...Cheers”
“Oh ya mino bagaimana keadaan orang tuamu, apa kamu sering mengunjunginya?” ujar tuan bae seraya duduk kembali ke kursinya
“Tidak”
“Hhmm...sayang sekali” ucap tuan bae sambil memotong daging steak yang ada didepannya
“Mereka telah tiada, dan Irene adalah keluargaku satu-satunya sekarang” jawabku tersenyum sambil melihat kearah irene
“Oh ya mino apa yang sedang kamu kerjakan sekarang?” sebuah pertanyaan diutarakan oleh nyonya bae padaku
“Ah...aku baru saja membuka sebuah studio rekaman disalah satu tempat dekat kota. dan ya irenelah yang meyakinkanku untuk membuka studio rekaman dan menjadikannya sebuah pekerjaan” jawabku dengan yakin dan senyuman selalu ku ukir
“aku?” tanya irene bingung dengan menganggukan kepalanya pelan seperti mencoba yakin dengan ucapanku, dan aku hanya membalasnya dengan senyuman dan anggukan kepala
Entah apa yang terjadi tiba-tiba laki-laki yang baru saja ku kenal berujar bahwa pekerjaan yang ku tekuni bukanlah pekerjaan yang menjanjikan
“Emm...bukankah bisnis seperti itu sudah tidak menjanjikan lagi” ujarnya dengan semua tatapan mata mengarah padanya
“maaf bukan itu maksudku...maksudku adalah bukankah sekarang semua orang dapat melakukan rekaman bahkan dirumahnya dengan komputer mereka dan itu hasilnya juga bagus” timpal hanbin dengan wajah bingung karena semua orang menatapnya
Yeri dengan spontan memandang hanbin dengan pandangan menusuk “Hanbin!!” Panggil yeri dengan nada pelan dan dalam. Hanbin yang ditatap seperti itu hanya dapat bingung ditempatnya
“Maaf sebelumnya tapi rekaman yang ku sukai adalah rekaman yang memiliki jiwa didalam musiknya, ketika musik yang kita mainkan dapat menyentuh dan tersampaikan pada yang mendengarkan itu adalah musik yang sesungguhnya. sama seperti saat kamu mendengar permainan gitar Scotty Moore dalam Mystery Train, kamu bisa merasakan energi dari musik tersebut merasuki tubuhmu dan akan menimbulkan suasana hati yang baik” terangku pada hanbin dan mereka yang ada didalam ruang makan tersebut. Suasana hening dan canggung mendadak melingkupi ruang makan besar ini
.
.
.
Irene PoVMalam ini aku, mino, yeri, dan hanbin habiskan dengan mengunjungi salah satu restoran elit yang ada dikota Seoul. Setelah makan malam yang cukup canggung bersama dengan kedua orang tuaku aku harap mino akan nyaman saat ku ajak dia bertemu dengan teman-temanku. Saat aku berjalan masuk bersama dengan yeri tak sengaja mataku melihat Jihyo, pandangan mata kami saling bertemu hanya saja jihyo seperti menghindari bertatapan mata denganku padahal dia salah satu teman dekatku sewaktu SMU hingga kuliah
“Bukankah dia Park Jihyo” tanyaku pada yeri dengan suara pelan
“Heh...masa? sudahlah eonni lupakan saja dia sudah berubah” jawab yeri berusaha menariku ke arah teman-temanku berkumpul
“Berubah?? wah...ternyata banyak hal yang sudah ku lewatkan ya”
Dari kejauhan dapat kulihat teman-temanku SMU tengah berkumpul, dengan langkah cepat aku menghampiri mereka dan memeluk mereka satu persatu meluapkan rasa rinduku pada mereka
“Ah Mino-a...kenalkan mereka semua adalah teman-temanku selama SMU ini Krystal, Luna, dan Joy”
“Oh, hai aku...” belum sempat mino memperkenalkan diri tiba-tiba sebuah suara mengintrupsinya
“Bagaimana denganku tak memperkenalkan ku hmm?” tanya sebuah suara dari balik punggungku, dan saat aku berbalik betapa terkejutnya aku melihatnya kini tengah berdiri didepanku
“oh Hai...” sapa ku dengan wajah terkejut dan bahagia
.
.
.TBC
*ku yakin kalian udah tau siapakan?
Maaf kalau ada typo atau kalimat yang membingungkan
Matur Thankyou yang udah mampir buat baca. Hari ini bakalan double UP jadi tungguin aja 😉😉
Jangan lupa 🌟 & 💬
Boleh kritik dan saran, tapi gak boleh minta duit apalagi minta jodoh karena author bukan pak jidi atau pak siwon yang duitnya banyak terus jodoh tinggal milih
Kiss from Minrene Shipper 😘😘💋💋

KAMU SEDANG MEMBACA
A Million Reason (END)
FanfictionCeria adalah salah satu dari sekian banyak alasan aku mencintainya. Akankah dia tetap mencintaiku - Song Mino Dia bilang aku adalah salah satu alasannya bahagia. Dapatkah aku mengingatnya - Bae Irene 🌷