Author PoV
Saat mino tengah berjalan meninggalkan irene, terdengar suara irene memanggilnya sontak panggilan tersebut membuat mino berbalik untuk menatap wanita yang tadi memanggilnya
“Mino”
“mmm...aku akan berusaha mencintaimu sama seperti kamu mencintaiku”
Mino mengulas senyumnya sebelum menjawab pernyataan dari irene “kamu pasti bisa karena kamu pernah melakukan itu sebelumnya” ujar mino sebelum benar-benar pergi dari hadapan irene
💔💔💔
Malam ini mino menghabiskan sisa malamnya dengan berada distudio musik, baginya menghibur diri dengan musik adalah pilihan yang tepat. Meskipun rasa sakit yang dialami tak dapat dia tutupi, suara petikan gitar yang mengalun sendu terdengar dipenjuru ruangan seolah-olah alunan musik yang keluar dari petikan gitar tersebut adalah rasa sakit yang sedang mino keluarkan. Tak ada seorang pun dalam studio saat mino datang, hingga kini Jennie berdiri dihadapan mino menyaksikan betapa kusut dan frustasinya mino dengan lengan baju yang disingkingkan hingga siku dan rambut yang berantakan
“Mino” panggil jennie pelan saat sudah berdiri dihadapan mino
“Kamu disini, tak disana...gweanchana-yo” tanya jennie memastikan kondisi mino yang terlihat mengenaskan, mino hanya menunduk merenungkan apa yang terjadi pada rumah tangganya hingga akhirnya mino mendongakan kepalanya memandang orang yang bertanya padanya
“Selesai....semua sudah selesai....Aku sudah menyerah” ucap mino dengan suara pelan yang menunjukkan rasa sakit yang dialaminya
“What?...aniya mino dengar kamu bukan orang yang akan mudah menyerah dengan kondisi dan keadaan” tutur jennie saat mendengar ucapan mino yang mengejutkan baginya
“Iya...tapi jika memang kami berjodoh, kami pasti akan bersama jen” jawab mino dengan senyum pilunya
“Kamu tahu jen, saat pertama kali bertemu dengannya aku tak begitu tertarik padanya. Hingga pada saat kami pergi bersama ke sebuah restoran korean disana terdapat tulisan tahun restoran itu berdiri. Disitu aku berpikir ternyata waktu yang mereka butuhkan untuk ada ditahap ini sangatlah lama dan ya rintangan dan masalah yang pasti sangat banyak. Entahlah disana setelah 2 minggu pertemuanku dengannya dia bilang “aku mencintaimu” untuk pertama kalinya aku mendengarnya dan aku ingin terus mendengarnya. Tapi kini aku tahu bahwa iya tak mencintaiku” tutur mino panjang lebar dengan butir bening telah mengalir dari pelupuk matanya. Jennie yang mendengarnya cukup tahu apa yang mino rasa kan, Jennie hanya mampu menjadi pendengar akan rasa sakit yang mino rasakan. Setelah mino mengeluarkan tangisnya akhirnya mino memilih beranjak dari tempat tersebut membiarkan jennie tertegun dengan cerita sedih yang baru saja didengarnya
.💔💔💔
Mino PoV
Hidup memang tak selama indah dan takdir tak selalu berpihak pada kita. Kebahagian diri kita yang tentukan, rasa sakit yang kita alami kita yang akan kubur. Memang tak mudah meninggalkan kebiasan dan rutinitas yang sering kita jalani, akan tetapi demi hidup yang harus terus berjalan kita harus mengubur semuanya bersama semua kenangan pahit yang ada. Kini untuk mini ribuan alasan tesebut hanya kan menjadi kenangan dalam lubuk hati terdalamnya.
Dan disinilah aku sekarang berusaha mengubur dan melepaskan setiap kenangan yang irene goreskan. Bukan, bukan aku tak mencintainya lagi...aku hanya sedang berusaha jika kemungkinan terburuk itu terjadi kemungkinan dimana irene tak pernah kembali padaku dan aku harus terbiasa dengan itu. Ku kemas semua barang-barang irene yang berada distudioya baik itu lukisan ataupun hasil seni lainnya. Ya, aku memilih menjual studio milik irene setidaknya mungkin ini yang terbaik untuk diriku saat ini. Mengawali setiap pagi tanpa seorang wanita yang ku cintai memang tidak mudah tapi aku berusaha untuk terbiasa dengan semua ini

KAMU SEDANG MEMBACA
A Million Reason (END)
FanficCeria adalah salah satu dari sekian banyak alasan aku mencintainya. Akankah dia tetap mencintaiku - Song Mino Dia bilang aku adalah salah satu alasannya bahagia. Dapatkah aku mengingatnya - Bae Irene 🌷