Sekolah

232 79 15
                                    

Keyra Anindy Winata namanya disebut diruang kelas, guru killer sedang mengabsen anak-anak muridnya. Tidak ada sahutan apapun, seisi kelas hanya saling melirik, kode menanyakan keberadaan siswi yang namanya di panggil barusan.

"Kemana Keyra?" Tanya Pak Bowo.

Pintu terbuka lebar, memperlihatkan sosok yang sedari tadi dicari-cari. Keyra menyengir dengan wajah cantiknya membuat para siswa seisi kelas menggodanya, Pak Bowo hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak zaman now.

"Maaf Pak, saya tadi kejebak macet," ucap Keyra meminta maaf atas ketelatan nya itu.

Pak Bowo menghela nafas berat, dia sedang tidak ingin marah-marah hari ini. Pak Bowo menatap Keyra tajam menandakan kalau ini yang terakhir kalinya dia telat.

"Masuk, ini kesempatan terakhir kamu. Kali ini kamu selamat tapi lain kali ... " Pak Bowo mempraktekkan gaya seperti ingin menyembelih hewan qurban dilehernya, "TAMAT!"

Keyra bergidik ngeri dan langsung duduk di samping Mely. Pak Bowo langsung memulai materi baru untuk hari ini.

***

Bel istirahat pun berbunyi, semua siswa dan siswi langsung berhamburan keluar kelas menuju kantin.

"Key, kantin yuk?" ajak Mely yang memang belum sarapan tadi pagi.

"Tar dulu bentar, gua masukin buku-buku dulu." Keyra merapihkan buku-buku dan peralatan tulisnya.

"Ayo Key, laper nih," ucap Mely menyuruh Keyra untuk cepat Karna dia benar-benar sudah sangat lapar.

"Iya-iya yuk!"

Keyra dan Mely memilih untuk duduk di bangku ujung yang memang selalu mereka tempati ketika di kantin.

"Mau makan apa? Biar gua yang pesen," tanya Mely.

"Gua mau bakso aja deh sama es teh manisnya satu ya."

"Oke, tunggu bentar," ucap Mely lalu memesan makanan.

"Woy, ngapain lo?" Tanya Aldo mengagetkan Keyra yang memang sedang bengong.

"Lu bisa gak sih kalo dateng gak usah ngagetin orang?" Kesal Keyra dengan kelakuan Aldo yang memang tidak pernah berubah dari dulu.

"Lagian bengong, kesambet aja tau rasa lu. Masih mending gua sadarin," ucap Aldo tidak merasa bersalah sedikitpun.

"Bodoamat lah." Keyra tidak ingin ribut dengan manusia ngeselin yang satu ini, karna Keyra tau Aldo tidak akan pernah merasa puas menjahilinya.

"Traktir gua dong Key, ya pleasee?" Bujuk Aldo kepada Keyra yang sekarang sedang sangat kesal dengannya.

"Gak, beli aja sendiri."

"Dasar pe-,"

"Apa? Pelit? Biarin lagi lu ngeselin," potong Keyra yang membuat Aldo sekakmat.

"Yaelah becanda, sewot amat. PMS ya Bu?"

"Nih Key, pesenan lo," ucap Mely yang datang dengan membawa 3 mangkuk bakso dan 3 es teh manis.

"Kok lo beli 3 Mel? Yang satu buat siapa?" Tanya Keyra bingung.

"Tuh buat si Aldo, katanya dia ditraktir lo. Jadinya gua beli 3 deh," ujar Mely menjelaskan sambil menuangkan saos kedalam kuah baksonya.

"Hehehe, sorry ya Key. Gua mau makan disono aja, makasih banget nih," ucap Aldo dengan tampang tidak berdosanya dan langsung membawa pergi bakso dan es teh manis yang dibeli dengan uang Keyra.

"Aldooooooooo," teriak Keyra sampai satpam depan sekolah mendengarnya.

***

Keyra merapihkan buku-buku nya kedalam tas, dan tidak lupa untuk membersihkan kelasnya terlebih dahulu.

Keyra berjalan menuju gerbang sekolah, menunggu Kakaknya yang berjanji akan menjemputnya.

Langit semakin gelap, menandakan kalau hari ini akan turun hujan. Keyra memutuskan untuk menunggu di halte yang tidak jauh dari sekolahnya.

Keyra memandang langit, hal yang disukainya. Entah mengapa dia selalu suka memandang langit bagaimanapun keadaannya. Terlebih lagi kalau ketika senja, itu adalah pemandangan favoritnya.

Tinn .. tinn .. tinn

Suara bising klakson terdengar jelas di kuping Keyra, rasanya hari ini sudah dua kali dia dikagetkan, dan dia sangat membenci hal itu.

Siapa lagi kalau bukan Kakaknya yang sudah tua renta itu maki Keyra kesal.

"Key, buru masuk. Udah mendung tuh." Kevin memberitahu Adiknya yang masih bergeming ditempatnya.

"Key, kalo kamu gak mau masuk sekarang. Kak Kev tinggal," kata Kevin kesal ingin menginjak pedal gas. Tapi sebelum itu terjadi Keyra sudah terlebih dahulu masuk kedalam mobil.

"Udah telat, ngagetin orang, marah-marah lagi," kesal Keyra kepada Kakaknya yang sedang fokus menyetir itu.

Kevin tidak menyahuti perkataan Keyra barusan, karena memang itu adalah kesalahannya. Dia lebih memilih diam dan fokus menyetir, sedangkan Keyra sudah asik bermain game diponselnya.

Halo guys, selamat membaca ya😆.
Maaf kalo masih suka typo maklum masih amatiran.
Dan jangan lupa vote nya kalau kalian suka.
Pokoknya i hope you like it🤪

Keyra, Kean & Kenyataan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang