Penjelasan

56 32 8
                                    

Keyra masuk ke dalam kelasnya, masih sepi. Dia memang sengaja datang lebih pagi.

Keyra menaruh tasnya, lalu tersenyum ketika melihat permen lollipop. Keyra membuka bungkusnya lalu memakannya dan mengemutinya.

Keyra tersenyum mengingat bocah laki-laki itu, benar-benar mirip dengan seseorang yang dirindukannya.

"Jangan suka melamun."

Keyra menoleh ke pintu kelas, ada Kean yang sedang menyandarkan badannya dan tersenyum ke arahnya.

"Jangan suka ngagetin," balas Keyra cepat.

Kean menghampirinya. "Ini masih pagi, Key. Kenapa makan permen?"

"Lagi pengen aja."

"Gue mau juga dong," pinta Kean.

"Beli sendiri."

"Key, lo marah sama gue ya?"

"Enggak."

"Terus? Kok judes wajahnya?" Tanya Kean menggodanya.

"Terserah gue lah, gue yang punya wajah."

"Iya, ya. Untung aja masih cantik."

Keyra kesal sekali bila Kean sudah seperti ini. "Keluar, sana."

"Yahh, kok diusir sih?" Ujar Kean dengan wajah memelas.

"Keluar, Kean."

"Kenapa gue harus keluar? Gua gak mau lo sendirian, Key," ucap Kean tulus.

"Karena lo ganggu."

Kean menghela napas, lalu tersenyum. Entah kenapa akhir-akhir ini dia suka sekali tersenyum, mungkin karena dia semakin menyukai Keyra.

"Key, gue minta maaf ya?"

Hening, Keyra tidak menjawabnya. Masih serius memakan permen lollipopnya.

Kean mengambil secarik kertas dan menuliskan sesuatu disana.

"Gue tau kok yang lo butuhkan bukan kata maaf. Tapi penjelasan. Iya, kan?" Kean memberikan kertas yang sudah dilipatnya itu kepada Keyra. "Ini, kalo mau mendengar penjelasan."

***

Keyra masuk ke dalam rumahnya, menaruh sepatunya di rak sepatu lalu duduk di sofa.

Padahal Keyra ada janji menemani Aldo sore ini. Tapi dia batalkan karena ingin mendengar penjelasan dari Kean.

Keyra masuk ke kamarnya, memilih-milih baju yang cocok untuk bertemu dengan Kean.

"Ngapain juga pusing milih baju," kesal Keyra dengan dirinya sendiri.

Kenapa dia harus memilih baju yang bagus hanya untuk bertemu dengan Kean?

Akhirnya Keyra memilih baju kesukaannya, baju yang jarang sekali dipakainya. Baju yang kalau dipakai hanya untuk acara-acara yang menurutnya penting.

Walaupun bertemu dengan Kean bukanlah hal yang penting. Batin Keyra.

Keyra keluar dari rumahnya, menutup pagar, lalu dikagetkan dengan Kean yang sudah rapi tanpa membawa kendaraan.

"Jalan kaki?" Tanya Keyra.

Kean mengangguk. "Kalau jalan sama lo itu, harus jalan kaki. Supaya kita bisa ngabisin banyak waktu."

Keyra, Kean & Kenyataan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang