Berbeda

71 44 5
                                    

"Mau pesen apa?" Tanya Kean.

"Gue mau makan di rumah aja."

"Loh? Terus kita ngapain kesini?"

"Nemenin elo makan."

Kean tersenyum hangat, akhirnya perjuangannya pun membuahkan hasil.

"Mang, mau sate ayamnya 10 tusuk."

Kean duduk di hadapannya, menatapnya lalu tersenyum.

"Kenapa liatin gue kayak gitu?"

"Gapapa, seneng aja liatnya."

"Tapi gue gak suka diliatin. Sana. Jangan liatin gue," kata Keyra lalu mengalihkan pandangannya dari Kean.

Tapi Kean malah meledek Keyra dengan menghalangi pandangan Keyra menggunakan kepalanya.

Keyra kesal, lalu menatapnya tajam. Kean hanya tersenyum dan masih menjahilinya.

"Belom aja gua tabok mukanya," ucap Keyra ketus. Mendengar itu Kean langsung membenarkan kepalanya dan berpura-pura seperti tidak terjadi apapun.

"Ini satenya, silahkan dimakan." Pas sekali pedagang sate itu datang dan membawakan pesanannya.

Tanpa tunggu aba-aba lagi Kean langsung memakannya sebelum Keyra melanjutkan aksinya tadi. Karena dengar-dengar dari Aldo, Keyra ini memang tidak pernah berbohong dengan ucapannya dan Kean takut kalau itu benar adanya.

"Kenapa? Lo takut mukanya gua tabok?" Tanya Keyra membuat Kean tersedak.

Keyra menuangkan air putih dan memberikannya kepada Kean. "Makanya jangan rese. Kayaknya lo ketularan rese dari Aldo ya?"

Kean langsung meminumnya dan kembali tersedak lagi mendengar ucapan Keyra barusan.

"Buruan abisin. Gua bisa diomelin Kak Kev kalo pulang telat."

"Nanti gue yang kasih tau deh ke Kakak lo. Eh btw gua mau ketemu dong ya?"

"Lo itu mau ngapain sih ketemu Kak Kev?"

"Mau minta restu."

"Kak Kev bukan Ayah gue. Jadi minta restunya jangan ke dia." Setelah mengucapkan kata-kata itu Keyra langsung diam.

Entah kenapa ucapan Ayah itu terasa asing di mulutnya. Dia jarang sekali mengucapkannya.

"Key," panggil Kean pelan.

"Key, Keyra."

Keyra menoleh, kaget karena tiba-tiba Kean memanggilnya. "Iya, kenapa?"

"Gue udahan makannya, yuk pulang. Gue anter."

***

"Besok lo masuk sekolah kan?" Tanya Keyra setelah mereka sampai di depan perumahannya.

"Iya, kayaknya gue harus pindah kelas deh."

"Emangnya kenapa? Lo gak betah di kelas lo yang sekarang?"

"Bukan, kayaknya mulai sekarang gua gak bisa kalo harus jauh-jauh dari lo."

"Ish, gue kira apaan. Jangan cari gara-gara deh."

"Kenapa? Lo gak mau emang sekelas sama gue?"

"Kean, kita itu diciptakan jadi manusia dengan hal-hal yang berbeda. Jadi lo gak usah pindah kelas."

"Iya, lo itu adalah manusia yang berbeda makanya gue suka."

Keyra menggeleng tidak percaya. Bagaimana bisa Kean mengucapkan kata-kata seperti itu dengan mudah?

Keyra, Kean & Kenyataan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang