Emely berdecak kesal menatap bayangannya di depan cermin, dia sudah menghempaskan banyak baju ke atas ranjang. Kini lembaran kain berbagai bahan itu tergelak berantakan nyaris menutupi tempat tidurnya. Semua bajunya kebesaran, tubuhnya turun drastis tanpa disadari selama ini. rambutnya sudah sepanjang bahu, tumbuh bergelombang. Jauh lebih baik dengan sampo racikan Ibu Nari, semua dari bahan alami. Ia juga rutin menggunakan rendaman daun Rosmerry dan cuka, atau menggunakan daun seledri. Apa pun yang bisa dia temukan di halaman atau di dapur. Kadang risi rasanya ketika rambutnya terlalu berminyak akibat olive oil. Sekarang dia hanya perlu menikmati rambut barunya hitam lebat tanpa masalah rambut bercabang.
Kulitnya jauh lebih bersih dengan warna merata, wajahnya berubah mulus, tanpa noda sama sekali. Hidungnya dulu tidak begitu menonjol kini dia terlihat dengan tegaknya walau masih kalah jauh dengan hidung Vidia yang ramping dan sempurna. Pakaian lama miliknya menenggelamkan tubuhnya sekarang. Mau tidak mau dia harus berkutat dengan mesin jahit tua selama satu hari. Dia mengubah semua pakaian yang dimiliki menjadi pakaian baru. Kebanyakan yang dia miliki adalah pakaian model jadul atau gaya Viktoria merepotkan. Dengan modal tutorial di Youtube, kebetulan sebelum kejadian ini dia sempat kursus menjahit selama beberapa bulan.
Ada cukup uang dalam tabungan yang bisa dia gunakan untuk membeli pakaian baru tanpa harus mengurung diri di depan mesin jahit tua dalam ruangan yang dipenuhi oleh jaring laba-laba karena tempat ini tidak pernah digunakan lagi selama bertahun-tahun. Nari mengatakan padanya ruangan menjahit adalah ruangan terlarang yang tidak boleh dibuka. Kejadian ini mengingatkannya pada dongeng Sleeping Beauty. Gadis malang yang mendapatkan kutukan tepat ulang tahunya yang ke 17 karena tertusuk jaruman dan hanya akan bisa dibangunkan oleh ciuman cinta sejati. Dongeng kadang terlalu manis untuk di cerna, Sleeping Beuty dan sang pangeran baru pertama kali bertemu dan dia berhasil membangunkan sang Putri dengan ciumannya.
Suara mesin jahit menggema ke dalam ruangan yang tertutup rapat. Jason memang mengatakan akan pergi hari ini dan baru kembali satu minggu lagi. Dia tidak mengatakan itu langsung pada Emely.
Awalnya Emely hanya mempedulikan desain pada bajunya tanpa mempedulikan isi ruangan berantakan ini. Namun pada akhirnya dia menyerah karena tidak sanggup terus beradu tatap dengan laba-aba atau serangga yang melihatnya dengan tatapan prihatin.
Setelah dia merenggangkan tubuhnya, dia menatap isi ruangan. Tidak selebar kamar-kamar lain di kastil. Tempat ini dipenuhi dengan manekin yang ditutupi kain putih. Rasa penasaran menyeret kakinya untuk melihat apa yang ada di balik setiap kain.
Ia mulai dari manekin paling dekat dengan pintu, ada sebuah mini dress merah di sana. desain yang sanggat elegan penuh taburan batu pertama. Dia tidak menyukai gaun semacam itu. berlanjut lagi, sebuah gaun biru dengan model yang sama, tanpa lengan. Ia membuang waktu beberapa menit untuk mengecek 10 gaun di sana.
Satu gaun sama tertutup kain putih namun berada dalam lemari kaca. Ia menemukan kuncinya di salah satu laci mesin. Perlahan dia membuka lemari kaca dan menarik kain penutup. Sebuah gaun putih memukau. Ia mengelilingi beberapa butuh saat memilih gaun pengantin dulu, tidak ada satu pun yang menandingi indahnya gaun ini. gaun tanpa lengan, dengan bawahan mengembang. Bagian depan atas di taburi permata putih. Tekstur kainnya begitu lembut. Sebuah tiara putih berada pada bagian kepala. Mata Emely terperangkap pada benda itu selama bermenit-menit tanpa henti memberikan pujian. Wanita yang mengenakan gaun ini pastilah wanita paling berbahagia di muka bumi.
Mungkinkah ruangan ini sebenarnya menyimpan luka, mengapa semua seakan dikubur agar tidak pernah lagi kenangan yang tersisa. Masalah tentang memori sebenarnya bukan pada tempat namun pada ingatan. Ia baru selesai ketika jam makan malam.Calum mengundangnya untuk makan malam di luar. Tubuh Emely sebenarnya menolak namun dia tidak kuasa menolak tatapan melemas milik Calum.
"Baiklah." Susah payah Emely mengucapkan kata itu.
"Kamu yakin?" tanya Calum diikuti tatapan ragu. "Aku tidak yakin melihat wajah lelahmu itu. kamu tahu malam ini aku sanggat ini memakan kerang rebus."
"Jika itu yang kamu inginkan, pesan saja. Aku jamin itu akan lebih baik. Meja makan kastil sama mewahnya dengan restoran bintang lima bukan?"
"Benar juga. Jadi temani aku makan malam ini!" Calum menegakkan tubuhnya lalu berjalan layaknya seorang tentara saat upacara kenegaraan.
"Tapi aku tidak menyukai kerang."
"Apa yang kamu inginkan? Aku pesankan sekaligus."
"Jamur... atau udang"
"Katakan satu!"
"Aku tidak bisa memilih..."
"Kalau begitu... Asparagus!"
"Apa? Hei...." Terlambat, Calum sudah terlebih dahulu menjauh. Sekarang siapa yang sebenarnya mendapatkan panggilan aneh.
"Ada yang ingin aku tanyakan padamu, Calum." Emely berkata dengan ragu. Dia menggerakkan sendok di atas mangkuk tanpa niat menyuapnya ke dalam mulut. Ia tidak mengerti apa yang ada di kepala Calum, tadi dia mengatakan akan memesan kerang rebus dan asparagus namun dia berubah pikiran di saat terakhir. Kini di atas meja adalah kari hangat dari restoran jepang.
"Apa? Jason? Dia sedang liburan ke Hawai... katanya ingin menenangkan diri dari gadis aneh yang menjadi parasit."
Wajah Emely berubah pucat. Separah itukah kehadirannya sampai Jason menjauh.
Calum menegakkan kepalanya, dia menangkap ekspresi itu sontak dia tertawa terbahak-bahak.
"Sudah aku duga. Aku bercanda." Dia tertawa lagi.
"Aku tidak bertanya tentang itu. Tapi... kenapa ruangan menjahit ditutup?"
"Kau memasuki ruangan itu?" Calum berubah serius.
Emely menganggukkan kepala.
"Jangan sampai Jason tahu. Dia bisa memenggal kepalamu sayang."
"Ada apa dengan ruangan itu?"
"Aku tidak akan memberi tahumu. Kelak kamu akan tahu apa yang ada di dalam sana jika tiba waktunya dan jika kamu berjodoh dengan ruangan itu. tapi satu alasan utama. Ruangan itu berhantu, bersiap saja malam ini kamu tidak tidur."
"Damm"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑹𝑬𝑩𝑶𝑹𝑵
De TodoSeharusnya gaun putih, sebuah pernikahan impian bersama sang pujaan. Malang, takdir mengubah haluan. Gaun merah dari tetes darah, kepedihan dari penghianatan. Dunia si manis Emely berubah, sanggupkah dia bangkit kembali dan menghadapi kejamnya kenya...