𝕰𝖒𝖇𝖚𝖓 𝕯𝖆𝖓 𝕱𝖆𝖏𝖆𝖗

2.9K 302 2
                                    

Terkurung di sudut perpustakaan kota, Emely mencoba mencari dokumen tentang kastil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkurung di sudut perpustakaan kota, Emely mencoba mencari dokumen tentang kastil. Bagaimana pun juga tempat besar pastilah memiliki sejarah. Dia berusaha mencari di internet tapi tak ada satu pun dokumen yang bisa di buka. Jadinya dia meminta izin pada penjaga perpustakaan. Mengatakan dirinya sebagai seorang maha siswa, jadi dia mendapatkan izin mengakses dokumen pendirian kota dan kejadian masa lampau di kota ini. Dengan sabar dia membuka lembar demi lembar tumpukkan buku di depannya. Dia nyaris putus asa, dia merasa asing dengan kotanya sendiri.

“Apa yang kau cari?” sang penjaga perpustakaan akhirnya bertanya setelah memperhatikannya selama 1 jam.

“Kasti di pinggir kota, aku bingung saja...”

“Oh itu... kau tidak akan menemukannya di sini. Keluarga Matthew sudah mengambil dokumen apa pun yang berhubungan dengan kastil untuk di simpan secara pribadi.”

“Kenapa?”

“Aku juga tidak tahu. Mungkin kau bisa menemui Nona Morris. Dia wanita yang mengetahui kisah kastil itu. Dan kau pastinya tahu kalau tempat itu berhantu.”

Emely menggelengkan kepalanya. “Hantu? Apa masih ada yang mempercayai hal seperti itu sekarang ini?”

“Entah lah. Tergantung sudut pandang setiap orang. Konon tempat itu adalah tempat pemujaan bagi mereka yang mempercayai vampir. Di bagian depan kastil terdapat tiang pasak berujung lancip yang digunakan untuk menyiksa korban. Tragis sekali. Oh ya, itu bukan kisah yang menyedihkan sebetulnya. Kau tahu kisah Romeo dan Juliet?”

Anggukan kepala Emely berikan sebagai jawaban.

“Kisah anak sang pemilik kastil berakhir begitu...”

“Maksudmu mereka sepasang kekasih, tidak direstui sebelum akhirnya bunuh diri bersama?”

“Bukan, lebih buruk dari itu. Benar mereka saling mencintai. Tapi... alasan mereka tidak direstui bukan karena kedua keluarga masing-masing tapi ada hal lain...”

“Frenda...” suara panggilan memutuskan percakapan mereka. Sang pustakawan harus beranjak pergi.

Emely mencoba menarik kesimpulan sendiri. dia jadi ingat lukisan-lukisan di dinding kastil. Lukisan yang tertutup kain, deretan gaun. Ia yakin semuanya berhubungan. Dia ingin mencari tahu lebih jauh lagi, hanya saja dia tidak mungkin menampakkan wajahnya di sana lagi.

Ia kembali menyusuri jalan panjang setelah kembali dari perpustakaan. Dia harus kembali ke tempatnya bekerja, tadi dia minta izin pada Rosela untuk mengecek kesehatan. Langkahnya perlahan, di kepalanya berputar tanya dan juga rencana untuk mengungkap apa yang sebenarnya sedang terjadi. Apakah dia terperangkap dalam dua keluarga yang paling berpengaruh di kota ini. dia tidak mau melibatkan urusan lebih jauh. 

Emely tidak ingin menjadi siapa pun malam ini, murni penampilannya sendiri. kawat gigi juga di tanggalkan. Ia sempat memantau keluarganya, serta mencari tahu keberadaan Charlie. Pria itu kini baik-baik saja dalam kawalan anak buah Vira. Siapa sangka wanita tua berwajah ramah itu adalah orang yang di hormati oleh geng kriminal kota sebelah.

Menurut apa yang dikatakan oleh Vira, anak-anak asuhnya sama sekali tidak tahu siapa yang meminta mereka melakukan hal ini. mereka hanya menemukan setumpuk uang dengan secarik pesan tentang apa yang harus mereka lakukan. Mereka mencari dokumen tentangnya. Dan katanya Emely hanya perlu menenangkan diri, kini mereka di pihaknya.

Dia merogoh sakunya, menemukan alamat Morris. Dia tidak mengenal siapa orang itu, tapi dia akan menemuinya secepat mungkin.

“Hei!” sebuah tepukkan menghantam  bahu Emely.

Dia berbalik, dia ingin memberikan perlawanan mengambil ancang-ancang siap untuk pergi setelah mengetahui yang ada di hadapannya adalah Jason. Namun, semua terlambat. Jason lebih dahulu mencengkeram kedua tangannya serta mengunci kakinya. seperti biasa dia selalu tahu apa yang ada dalam pikiran Emely.

“Apa yang kau inginkan?” tanya Emely waswas.

“Ke mana saja kau?” Jason balik menatapnya dengan tatapan tajam.

“Bukan urusanmu. Lagi pula, aku selalu memberimu kabar tentang perkembangan apa yang aku dapatkan. Tapi kau sama sekali tidak peduli.”

“Aku tidak butuh e-mailmu. Aku butuh penjelasan dari mulutmu sendiri agar aku paham apa yang kau inginkan.”

“Aku pergi atas keinginanmu. Karena ruangan jahit itu... dan karena dari awal aku yakin kau sama sekali tidak mengharapkan keberadaanku.”

“Dengarkan aku Emely!”

“Apa lagi yang harus aku dengarkan? Aku tidak tahu sekarang siapa yang aku percaya. Aku percaya kau aku percaya pada Calum dan sekarang kalian ingin melenyapkan aku? Kenapa tidak dari awal saja kalian tidak perlu repot-repot menyelamatkan aku?”

“Aku membutuhkanmu! Tidak cukupkah pertolongan yang kami berikan padamu hah? Kalau saja aku tidak menolongmu saat itu, kisahmu sudah lenyap Emely. tidak akan ada seorang pun yang mempedulikan kau!”

“Aku tahu. Aku cukup menjadi kenangan saja dalam benak setiap orang sudah cukup. Tidak seperti kau Jason, kau kalah dengan kenangan, dia mengambil alih hidupmu, kau terlalu lemah!”

“PLAK” tangan Jason menampar Emely dengan kencang.

“Aku peringatkan sekali lagi. Apa yang terjadi pada hidupku bukan urusanmu.”

“Kirimkan aku tagihan pengobatanku dulu. Akan aku bayar Jason. Lebih baik aku membayarnya dengan uang dari pada harus berurusan dengan kau lebih jauh lagi!”

  𝑹𝑬𝑩𝑶𝑹𝑵 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang