7. Gombalan Receh (GR)

4.6K 470 36
                                    

Tandai typo


Happy reading

.

.

.

.



🐣Cinta POV


Aku duduk di cafe dekat rumah sakit tempat ku bekerja. Menunggu seseorang yang pernah menjadi Papamertuaku beberapa bulan yang lalu. Papa Gilang memintaku untuk bertemu dengannya di cafe.

Dari kejauhan dapat ku lihat Papa Gilang yang baru saja masuk ke cafe sendirian. Wajahnya nampak murung. Sejak kehilangan Mama Dania, Papa Gilang tidak seceria dulu. Wajahnya kini terlihat lesu dan kantung matanya terlihat jelas.

"Maaf ya Ar, kamu nunggu Papa lama" 

"Nggak papa kok Pa. Mau pesan apa Pa?" Ku sodorkan buku menu kearahnya. Beliau membaca sekilas, lalu melambaikan tangan kepada waiters.

"Lemon tea hangat dan nasi goreng" setelah ditulis, waiters itu pergi. "Kita makan dulu nggak papa kan Ar?" Aku mengangguk.

"Santai aja Pa. Saya juga makan ini"

Tak lama, pesanan Papa Gilang datang dan kami sibuk dengan makanan kami masing-masing. Ku perhatikan, beliau seperti sedang ada masalah.

"Maaf kalau Saya lancang, apa Papa ada masalah?" Beliau menghela nafas panjang, memandangku dengan rasa bersalah.

"Maafkan Papa dan Mama ya Ar, gara-gara kami, kamu dan Juang--"

Ku pegang tangan beliau untuk menghentikan ucapannya. "Pa, itu udah masa lalu. Kami bahagia dengan hidup kami sendiri"

"Ya Papa tahu. Maaf Ar" aku mengangguk. Papa mengeluarkan undangan pernikahan kepada ku. "Undangan resepsi pernikahan Juang dan Saras"

Oalah, jadi namanya Saras toh. Setelah cerai 4 bulan lalu, aku baru tahu namanya. Hahaha negeri banget diriku. Dan lihatlah nama tamu undangan disini tertulis, Arcinta. Dia sehat? Dia ngundang mantan istrinya ke pernikahan dia?. Aku rasa otak dia sakit.

"Bisa kamu datang?" Aku hanya tersenyum ke Papa Gilang.

"Bukannya tidak mau datang Pa. Tapi hari itu bertepatan dengan tugas Saya sebagai relawan. Saya menjadi relawan Pa, jadi maaf saya tidak bisa datang"

Oke bohong, aku belum daftar. Yang aku tahu tadi pagi dari Arya, dia mendaftar sebagai pasukan Garuda ke Suriah. Dan aku juga ingin merasakannya juga. Niat hati aku ingin pergi kesana juga bersama dengan Arya.

🐣🐣🐣

Ku langkahkan kakiku menuju ruangan profesor Gunawan. Aku memantapkan hatiku untuk berangkat sebagai relawan ke Suriah beberapa hari lagi. Dan profesor Gunawan sangat antusias sekali.

"Baik Arcinta, segera persiapkan semuanya. Kamu akan berangkat ke Suriah bersama pasukan Garuda 1"

"Terimakasih prof"

Aku segera keluar menuju parkiran mobil. Menuju mobil pink kesayanganku itu yang terparkir manis di dekat sedan hitam yang terlihat gagah. Ah pasti pemiliknya maskulin sekali. Kira-kira apa profesinya ya?.

Aku menggeleng dan segera masuk ke mobil. Melakukan mobil pink ini menuju rumah pribadi Papa. Untuk berkumpul bersama keluarga. Karena Kakek dan Nenek baru saja pulang dari liburan.

"Assalamu'alaikum. I'm home" teriakku yang mendapat jeweran manis di telinga oleh Mama.

Aku heran dengan Mamaku, aku ini anak perempuan, tapi kenapa Mama selalu menyamakan ku dengan Arya. Tak ada bedanya aku dengan dia. Tak ada kata manja atau sayang karena aku anak perempuan mereka. Sama semuanya.

Ugly Duckling (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang