5. Mantan Gebetan Papa (MGP)

4.5K 410 41
                                    

Haiy gaess..
Part pendek gaess
Tandai typo
Jangan lupa vote 🌟and komen🗨

Happy reading

.

.

.

🐣 Arcinta POV

Aku berjalan ke rumah pribadi Papa. Rumah yang aku rindukan selama ini. Setelah status baruku sebagai Janda, aku tinggal di apartemen dekat rumah sakit. Agar tidak jauh-jauh. Malas berada di asrama ataupun rumah Papa.

Aku melihat Mama sedang memasak di dapur. Wanita sempurna tercintanya Papa, sedang serius untuk memasak. Aku akuin kecantikan Mama tetap terjaga diusianya yang tidak lagi muda ini. Keahlian Mama untuk memasak membuatku iri sekali.

"Mama" 

Mama menoleh ke arahku dan memelukku erat, mencium kening ku. Mama juga tidak lupa mengecek keadaan ku, please deh Ma, aku bukan anak kecil lagi yang baru aja pulang dari bermain dan jatuh ke selokan.

"Bosen Mama ngomong sama kamu" aku menaikkan alisku satu. "Penampilan kamu, wajah kucel kamu. Duh gregetan Mama"

"Apa sih Ma?"

Mama mematikan kompor dan menyuruh bik Narti menghidangkan masakan Mama di meja makan. Mama menarikku ke sofa depan tv dengan membawa kaca.

"Ngaca" perintahnya yang langsung ku iyakan. "Kucel, item, jelek, idup lagi"

Astaga Mamaku ini. Ini anakmu Ma, jangan kau kutuk diriku yang kucel ini jadi batu.

"Mama ih"

"Makanya kamu jadi Janda, malas aja tuh sih Juang sama kamu. Modelnya kucel, item begini. Gak ada bagus-bagusnya kalau dibawa kondangan. Gak ada separuhnya sama istri baru dia"

"Sakit tapi tak berdarah lho Ma" Mama hanya tertawa.

Mama pergi ke kamar dan membawa pouch yang biasanya Mama gunakan sehari-hari. Didalam sana ada alat tempur Mama. Skincare yang bikin wajah cantik Mama tetap terjaga. Mamaku ini dokter kecantikan, wajar saja dia menjaga kecantikannya, selain itu jelas untuk menyenangkan hati Papaku.

"Bersihin dulu muka jelek kamu. Masa Mamanya dokter kecantikan, anaknya kek pantat panci"

"Mama jahat ih"

Mama lagi-lagi tertawa. Dengan telatennya, Mama membersihkan wajahku yang katanya kucel. Dan aku lihat kapas bekas yang Mama buang di baskom. Ya Tuhan, iuh banget sih wajahku. Beneran kata Mama, kek pantat panci. Mama mengoleskan sesuatu di wajahku, dan sekarang Mama memberikan kembali kaca tadi ke aku.

"Ma, ini beneran Cinta?"

"Iyalah. Bersih kan? Gak kucel tuh muka, perawatan ya nak, ikutin Mama. Masa mamanya cantik, anaknya modelan begitu"

"Iya Ma iya. Cinta mau perawatan di klinik Mama. Biar cantik"

"Nah gitu dong. Biar dapat jodoh tentara ganteng. Danton gitulah. Masa mau terus-terusan jadi Janda?"

"Amiinn Ma Aminnn"

Sekarang aku mantap untuk mengikuti saran Mama yang merawat diriku sendiri. Kenapa sekarang aku baru nyadar sih. Bukannya aku nyesel cerai sama si Juang. Oh tidak. Aku ingin mendapatkan jodohku kembali, siapa tahu jodohku gantengnya kek bang Gaga atau kata Mama, Danton lah minimal. Siapa tahu, dianya khilaf dan mau sama aku.

🐣🐣🐣

Aku berdiri di samping mobilku, mengamati sekitar ku. Orang-orang datang untuk menjemput suami bahkan saudaranya yang pulang bertugas di lanud. Aku sendiri menunggu abangku.

"Cinta"

Ku lambaikan tangan ku padanya, dia mendekat dan memelukku. Saat ku memutuskan untuk menikah dengan Juang, abangku ini orang pertama yang menentang ku. Sampai-sampai dia rela pergi ke Papua karena tidak ingin emosi melihatku.

"Ya ampun, pangling gue sama lo. Wajah lo kinclong"

Ya, gue ikutan perawatan wajah di klinik Mama. Demi cari calon suami seorang Danton, Danki juga boleh.

"Iya dong, biar dapat suami Danton kata Mama" dan dia tertawa mendengarnya.

"Ada Danton ganteng yang single di asrama, mau gak lo?" Gue mengangguk antusias, Arya malah menoyor kepalaku.

Abang Laknat

Aku dan Arya ini kembar. Dia masuk ke AD untuk mengikuti jejak Kakek, dan diriku yang menjadi dokmil mengikuti jejak Papa.

Letda Aryasatya Shatara Bagaskara

Ku gandeng saja lelaki ini menuju mobil dan segera ku jalankan mobilku menuju rumah sakit, tempat ayah menggantikan temannya yang sedang libur bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ku gandeng saja lelaki ini menuju mobil dan segera ku jalankan mobilku menuju rumah sakit, tempat ayah menggantikan temannya yang sedang libur bekerja.

"Ayo ikutan masuk bang. Gue nggak mau sendirian"

Meskipun berdecak sebal, tapi Arya tetap masuk denganku. Melewati beberapa suster san dokter, bahkan pasien memandang wajah Arya terang-terangan, lebih lagi si abang satu ini masih pakai baju dorengnya.

Disana Papaku berdiri di ruangan dokter yang bertuliskan. 'dokter Azalea Sp.PD'

Papa sedang ngobrol disana, dengan seorang perempuan seusianya yang juga tak kalah cantik dari Mama. Apa ini maksudnya? Apa Papaku selingkuh?.

"Bang, si Papa selingkuh?" Abang menoyor kepalaku.

"Bego" sarkasnya. "Punya waktu tuh dipake buat kumpul keluarga, dengerin cerita masa lalu Papa dan Mama"

"Hubungannya?"

"Mantan gebetan Papa. Ah lo mah yang dipikirin mantan lo aja"

Pengen ku sentil tuh pankreasnya si Abang. Aku ditinggal gitu aja, dan lihatlah dia sekarang, dia ngobrol tuh sama Papa dan perempuan cantik itu.

"Papa?" Papa tersenyum padaku.

"Ini anak saya, kembarannya Arya. Namanya Arcinta, dokter bedah"

Gue salaman dengan perempuan cantik di depanku ini. Orangnya kalem banget, beda kek gue yang ancur-ancuran kata Mama.

"Haiy, saya Lea. Kamu cantik, mirip Mama kamu"

"Tante kenal Mama saya?"

"Tentu. Arinta, Dia teman sekolah saya dulu"

Eh?

Niat hati mau ngelaporin Papa ke Mama, ternyata malah kenal baik sama Mama. Sorry Pa, Ma. Maafkan anak kalian ini.

🐣🐣🐣

Ugly Duckling (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang