Empat

300 23 1
                                    

Farel melamun memikirkan kejadian yang baru saja terjadi di restaurant itu.

"Kenapa mbak itu liat aku kayak liat orang mati idup lagi ya?" gumam Farel sambil menatap langit-langit kamarnya.

Lalu tiba-tiba Farel teringat dengan diary berwarna merah yang dia simpan di laci meja nya. Segera dia mengambil diary itu dan membawa nya ke atas kasur. Kemudian membaca nya.

Dear, All

Kenapa akhir-akhir ini kalian berubah sama Ateh? Apa salah Ateh sama kalian? Apa karena kejadian itu kalian jadi menjauh dan membenci Ateh?

Bang, kak, umi, abi dan yang lain, Ateh mau bilang kalau waktu kejadian itu Ateh gak ada di tempat kejadian, bahkan Ateh gak tau kalau itu bakalan terjadi. Yang jelas Ateh datang waktu kejadian itu telah berlalu. Kenapa kalian malah menyalahkan Ateh dan memojokkan Ateh?

Ateh rindu keluarga kita yang dulu, Ateh rindu jailin bang Saaih, Ateh rindu collab ama kak Iyyah, Ateh rindu kita pergi traveling rame-rame, Ateh rindu kita bersihin kolam sama Muntaz dan bang Thoriq, Ateh rindu semua. Ateh rindu kita yang dulu. Ateh rindu Gen Halilintar yang dulu.

19 Februari 2019
Muhammad Al-Fateh Halilintar

Tanpa disadari, perlahan air mata Farel jatuh membasahi pipi nya. Dia tertegun membaca diary itu. Mungkin jika dia berada di posisi nya, pasti dia tidak akan kuat.

Tapi dia bingung, siapa orang yang menulis diary ini? Kenapa hidup nya begitu menyakitkan. Dan yang lebih membuat Farel bingung adalah, ada kata-kata gen halilintar di situ. Apa mungkin dia adalah bagian dari keluarga gen halilintar?

"Umi benci sama kamu Teh! Kamu bukan anak umi"

"Dasar adik pembawa sial!"

"Fateh ga salah kak! Dia ga tau apa-apa! Kalian jangan salahin Fateh!"

"Kak Atim, Ateh emang salah kak, Ateh emang pembawa sial! Lebih baik Ateh pergi aja, mungkin dengan kepergian Ateh, kalian tenang"

"Fateh awasssss!"

"Aaaaaaa!"

Tiba-tiba kepala Farel pusing, lalu dia merebahkan tubuh nya di kasur. Kemudian setelah mendingan dia mencoba mendudukkan kembali diri nya dan mengingat perkataan orang-orang tadi di pikiran nya.

Tiba-tiba saja kejadian itu melintas di pikiran nya. Tapi saat dia ingin mengingat nya kembali, dia tidak bisa. Seakan-akan itu hanya kebetulan saja. Tapi Farel percaya kalau kejadian itu ada hubungan nya dengan masalalu nya.

Lalu Farel kembali membaca lembar berikut nya.

Dear, God

Ya Allah, ujian apa lagi yang Engkau berikan kepada Ateh? Kenapa setiap kali Ateh rasa pusing, Ateh mimisan? Apa yang terjadi sama Ateh ya Allah? Semoga Allah gak ngasih cobaan yang berat sama Ateh.

21 Februari 2019
Muhammad Al-Fateh Halilintar

Lagi-lagi air mata Farel mengalir membasahi pipi nya. Farel merasa kalau dia lah yang menulis diary itu dan dia merasa kalau dia pernah mengalami kejadian itu.

Farel semakin yakin kalau ini semua ada hubungan nya dengan masalalu nya. Dan gen halilintar pasti mengetahui semua nya. Kemudian Farel kembali berfikir

"Oh iya, kan tiga hari lagi aku ke Indonesia. Kan kata ka Ziko gen halilintar ada di Indonesia, berarti aku harus mencari keberadaan gen halilintar agar aku mengetahui masalalu aku, ya aku harus mencari gen halilintar"

Farel bergumam sendiri dan kemudian senyum terukir di bibir nya. Dia ingin bertekat untuk mengembalikan dunia nya. Dia ingin mengetahui masalalu nya dan siapa keluarga nya yang sebenar nya.

Lalu Farel bergegas untuk mem packing barang-barang nya. Tidak lupa dia memasukkan diary dan baju gen halilintar itu. Kemudian setelah packing, dia memutuskan untuk tidur.

🌐🌐🌐

Gen halilintar sudah sampai di apartemen nya. Fatim sedari tadi hanya melamun. Pikiran nya masih tertuju pada kejadian di restaurant tadi. Hati Fatim berkata kalau dia adalah Fateh adik tersayang nya.

"Tim!" panggil kak Iyyah membuyarkan lamunan Fatim

"Eh, iya kak ada apa?"

"Kamu sama kakak ya tidur nya"

"Iya kak"

Kemudian Fatim dan Iyyah menuju kamar mereka. Iyyah yang sedari tadi melihat perubahan pada sifat Fatim pun bertanya

"Tim, kamu kenapa sih? Kok kak Iyyah liat dari tadi pas pulang dari resto kamu diam terus? Kamu ada masalah? Kalau ada cerita aja sama kakak" tanya Iyyah

"Gak ada kak, Fatim cuman capek aja" jawab Fatim berbohong

"Jangan bohong Tim, kakak tau kamu lagi mikirin kejadian tadi kan?" tebak Iyyah yang di angguki Fatim

Iyyah menghela napas panjang "Tim! Kan bang Atta tadi udah bilang kalau Fateh itu udah tenang di sana, jadi ga mungkin itu Fateh, siapa tau itu cuman kembaran nya yang kebetulan mirip sama Fateh" jelas Iyyah

"Tapi Atim yakin itu Fateh kak" lirih Fatim

"Iya Tim kakak tau, kakak awal nya juga merasakan hal yang sama kayak kamu, yang lain juga sama. Tapi kemudian kami berpikir tidak mungkin itu Fateh. Kalau pun dia Fateh, kenapa dia gak kenal sama kita" ucap Iyyah yang membuat Fatim kembali berpikir

"Udah gausah dipikirin, kamu tidur aja karena besok kita bakal jalan-jalan" Fatim menganggukkan kepala nya kemudian membaringkan tubuh nya di atas kasur lalu berlalu ke alam mimpinya.

🌐🌐🌐

Kamu Adikku [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang