Enam

309 24 1
                                    

Fatim masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu. Pikiran nya saat ini sedang kacau.

"Tim kamu kenapa?" tanya kak Icem yang kebetulan melewati Fatim

Fatim hanya menghiraukan pertanyaan yang dilontarkan kak Icem. Memang kesan nya tidak sopan, tapi untuk saat ini Fatim sedang tidak ingin diganggu.

Saat Fatim ingin menaiki anak tangga untuk menuju kamar nya, tiba-tiba kak Iyyah mencekal pergelangan Fatim membuat Fatim membalikkan badan nya.

"Kamu kenapa? Kok tadi kak Icem nanya kamu gak jawab? Trus Muntaz sama Qahtan mana?"

"Ditaman"

"Kamu tinggalin mereka?!" tanya Iyyah panik

"Liat aja sendiri" ucap Fatim ketus lalu berlalu ke kamar nya

"Kenapa sih tu anak?" gumam Iyyah

Iyyah berjalan menuju kamar Saaih untuk menemui Saaih. Saat sampai di depan pintu kamar Saaih, Iyyah mengetuk pintu.

"Ih, buka ini kak Iyyah"

"Iya kak bentar"

Pintu terbuka menampakkan seorang laki-laki botak yang masih memasang muka bantal nya.

"Temenin kakak yuk"

"Kemana?"

"Taman"

"Ngapain?"

"Liat Qahtan sama Muntaz"

"Loh bukan nya tadi sama Fatim?"

"Iya, tapi tadi Fatim baru aja pulang. Tapi gak bawa Qahtan sama Muntaz, kakak khawatir Ih" jelas Iyyah

"Yaudah ayo" Saaih pun juga ikut khawatir mendengar penjelasan Iyyah barusan.

~~~~~~~~~~

Saat sudah sampai di taman, Iyyah dan Saaih langsung menjelajahi taman mencari keberadaan adik-adik nya. Lalu tiba-tiba pandangan Saaih jatuh pada seorang anak kecil yang sedang memakan es krim. Saaih yakin kalau anak kecil itu adalah Qahtan.

"Kak liat deh, itukan Qahtan"

Iyyah pun mengikuti arah tunjuk Saaih kemudian menganggukkan kepala nya dan menuju tempat Qahtan.

"Buset dah gw ditinggal" gumam Saaih lalu mengejar Iyyah

Saat sampai dihadapan Qahtan, Iyyah terkejut bukan main saat melihat orang yang sedang duduk menghadap Qahtan dan Muntaz.

"Fateh?!" kaget Iyyah

"Kak Iyyah kok gak nu--"

Ucapan Saaih terpotong saat melihat orang yang ada di dekat Qahtan dan Muntaz. Sungguh benar-benar mirip dengan Fateh adik nya.

"Maaf kalian kakak dan abang nya?" tanya Farel se sopan mungkin

"Iya" jawab Saaih tanpa mengalihkan pandangan nya kepada Farel

"Maaf ya kak, bang. Saya udah bawa Qahtan dan Muntaz tanpa sepengatahuan kalian, tapi tadi saya udah izin kok sama kak Fatim" jelas Farel

"Fateh..." lirih Iyyah yang mulai meneteskan air mata nya

"Maaf kak saya bukan Fateh" ucap Farel yang membuat Iyyah maupun Saaih mengerutkan dahi nya

"Nama saya Farel kak" ucap Farel

"Farel? Kamu orang yang ditabrak Fatim waktu di restaurant Paris itu kan?" tanya Saaih kemudian diangguki Farel

"Kamu tinggal dimana?" kali ini Iyyah yang bertanya

Kamu Adikku [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang