Lima

303 23 1
                                    

Akhir nya hari yang ditunggu pun tiba. Hari dimana Farel dan keluarga nya berangkat ke Indonesia. Betapa bahagia nya Farel hari ini, karena sebentar lagi dia akan mengetahui yang sebenar nya. Siapa dia yang sebenar nya, siapa orang yang terlibat dalam masalalu nya.

Farel dan keluarga nya pun kini sudah sampai di bandara Paris. Sekitar lima belas menit lagi pesawat yang mereka tumpangi akan lepas landas dan terbang ke Indonesia.

Saat Farel sedang melihat-lihat, pandangan nya tertuju pada sekerumunan orang-orang yang seperti nya juga sedang menunggu keberangkatan, sama seperti diri nya. Lalu mata nya menangkap seorang perempuan yang memakai pasmina kuning. Farel mengingat kalau perempuan itu adalah orang yang ditabrak nya waktu di restaurant beberapa hari yang lalu.

Tapi tunggu, kenapa mereka ada di sini? Apa mereka ingin ke Indonesia juga? Atau mereka memang orang Indonesia yang datang ke sini untuk traveling. Pikiran Farel melayang entah kemana hingga sebuah suara membuyarkan lamunan Farel.

"Rel ayoo! Kamu mau tinggal?" ucap Ziko yang mulai menjauh dari sana kemudian Farel mengejar Ziko

🌐🌐🌐

Saat ini Fatim sedang membereskan barang-barang nya karena mereka akan kembali ke Indonesia. Namun pikiran Fatim masih terputar pada kejadian di restaurant beberapa hari yang lalu. Fatim sangat yakin kalau orang yang menabrak nya adalah Fateh.

"Tim ayoo!" teriakan kak Iyyah membuyarkan lamunan Fatim

Segera Fatim mengejar saudara nya yang lain. Saat sudah sampai, mereka menunggu sekitar lima belas menit kemudian mereka masuk ke dalam pesawat dan terbang kembali ke tanah air.

Skip...

Fatim dan yang lain sudah sampai di rumah kediaman gen halilintar. Mereka langsung menuju kamar masing-masing untuk istirahat. Perjalanan hari ini sangat melelahkan. Bahkan Fatim yang baru saja merebahkan diri nya di kasur, kini telah berlalu ke alam mimpi nya.

🌐🌐🌐

Farel kini telah sampai di rumah nya yang ada di Jakarta. Sama seperti rumah nya yang ada di Paris, namun hanya berbeda pada cat nya saja. Kalau rumah nya yang ada di Paris dominan berwarna putih sedangkan rumah nya yang ada di Jakarta lebih dominan pada warna hijau.

Farel sedang memasukkan baju nya ke dalam lemari. Setelah selesai dia merebahkan diri nya di atas kasur. Tapi tiba-tiba dia teringat diary yang dia bawa.

Segera dia mengambil diary itu dan kemudian kembali membaca lembar berikut nya.

Dear, All

Kak, bang, umi, abi...
Kalian tau gak? Hari ini Fateh ulang tahun. Apa kalian gak ingat sama ulang tahun Ateh? Segitu benci kah kalian dengan Ateh? Sampai-sampai ulang tahun Ateh kalian gak ingat.

Ateh sadar kok, kalau Ateh bukan siapa-siapa. Ateh juga gak berhak buat marahin kalian. Ateh tau semua ini salah Ateh.

All...

Apa kalian tau? Ateh sekarang punya penyakit, Ateh punya penyakit kanker otak, dan itu sudah memasuki stadium dua. Mungkin hanya tinggal menghitung bulan Ateh hidup di dunia ini. Gak lama lagi Ateh bakalan pergi ninggalin kalian.

Pasti kalian seneng kan kalau nanti Ateh udah gak ada. Ateh mohon kalau nanti Ateh udah gak ada, kalian jangan sedih. Tetap kompak kayak dulu walaupun nanti Ateh gak ada di sisi kalian. Tapi Ateh selalu doa in kalian dari atas sana.

25 Februari 2019
Muhammad Al-Fateh Halilintar

Farel terkejut bukan main, betapa menderita nya Fateh. Sekarang Farel baru mengerti betapa malang nya nasib seorang Fateh. Dibenci oleh keluarga nya dan terlebih dia mengidap penyakit yang cukup ganas. Yang bisa merenggut nyawa kapan pun.

Kemudian rasa kantuk menghampiri Farel, segera dia menutup diary itu dan menyimpan nya di laci nakas nya kemudian merebahkan diri nya dan berlalu ke alam mimpi.

🌐🌐🌐

Pagi telah tiba, saat nya memulai hari yang baru. Lupakan masalalu, kejar masa depan.

Fatim berjalan menuruni anak tangga. Saat sampai pada anak tangga terakhir ada yang memanggil nya.

"Kak Fatim!"

Fatim membalikkan badan nya ketika merasa nama nya dipanggil. Terlihat Muntaz sedang berjalan ke arah nya.

"Ke taman yuk kak, ajak Qahtan sekalian" ajak Muntaz

"Boleh, tapi kamu udah izin belom sama yang lain?"

"Belum" cengir Muntaz

"Yaudah yuk, sekalian izin"

Kemudian mereka berjalan menuju ruang tengah tempat kakak dan abang nya sedang berkumpul.

"Kak, bang, Fatim sama Muntaz izin ke taman ya bawa Qahtan" izin Fatim

"Iya, hati-hati ya. Sebelum siang udah pulang" peringat kak Sohwa yang diangguki ke tiga nya

Lalu FatMunQah pun berjalan menuju taman yang ada di komplek perumahan Pondok Indah.

Saat sampai di taman. Qantan dan Muntaz bermain bersama sedangkan Fatim sedang duduk di sebuah kursi taman sambil memperhatikan adik-adik nya bermain.

Tiba-tiba Muntaz menepuk pundak Fatim membuat nya terlonjak kaget.

"Muntaz, ngagetin aja" omel Fatim

"Itu kak, a..anu Qahtan ilang" ucap Muntaz gugup karena takut dimarahi

"Kamu serius?!" Fatim langsung berdiri dan berlari mencari Qahtan diikuti Muntaz di belakang nya

🌐🌐🌐

Hari ini Farel memutuskan untuk pergi ke taman. Entah lah, tapi rasanya ingin sekali ke sana.

Saat sampai di sana, Farel langsung mendudukkan diri nya di sebuah kursi kosong yang tersedia di taman itu. Farel menatap sekeliling lalu pandangan nya tertuju pada penjual es krim yang ada di seberang.

Saat ingin menyebrang, Farel melihat ada seorang anak kecil yang berlari ke tengah jalan. Sedangkan dari arah berlawanan ada sebuah truk yang melaju dengan sangat kencang.

Segera Farel berlari menuju anak kecil itu dan menarik nya ke tepi. Farel berhasil menyelamatkan anak kecil itu. Lalu menatap nya

"Kamu gak papa kan dek?" tanya nya memeriksa keadaan anak itu. Ada rasa khawatir di dalam benak Farel.

Anak kecil itu mendongak menatap Farel " bang Fateh?!"

Farel mengerutkan dahi nya bingung. Kenapa dia memanggil nya dengan sebutan Fateh? Siapa Fateh itu?

"Bang Fateh I miss you" ucap anak itu kemudian memeluk Farel erat

Farel merasa pernah merasakan pelukan ini sebelum nya. Sangat nyaman, rasa nya Farel tidak ingin melepas pelukan ini. Pelukan yang rasa nya sudah lama tidak dirasakan nya.

"Qahtan..."

🌐🌐🌐

Kamu Adikku [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang