Sembilan

293 28 4
                                    

"Minum nya udah ja--"

"Fateh?!"

"Dia bukan Fateh kak, namanya Farel!" ucap Saaih

Sajidah mendekat dan duduk di hadapan Farel, menatap bocah itu intens.

"Kamu beneran bukan Fateh?" tanya Jidah

"Bukan kak, aku Farel" Farel tersenyum memaklumi

"Maafin kakak ya, kakak kira tadi kamu adik kakak" Sajidah mengelus puncak kepala Farel

"Maafin kakak Teh, kakak janji bakalan jaga kamu, kakak bakal belain kamu, kakak gak akan marahin kamu lagi"

"Makasih kak Jidah udah mau percaya ama Ateh"

"Iya, tapi kamu harus janji ama kakak kalo kamu mau berobat ya?"

"Iya kak Ateh mau, demi kakak"

Kepala Farel kembali terasa pusing, kejadian itu kembali terngiang-ngiang di pikiran Farel. Tapi Farel tetap tidak bisa mengingat nya, Farel bingung sebenar nya apa yang terjadi pada diri nya, siapa dia sebenar nya?

"Eh ada tamu rupa nya!"

"Hai kak Fatim, kita ketemu lagi" Farel memperlihatkan cengiran khas nya

"Gosah sok manis!" Fatim memasang muka jutek nya berjalan menuju bang Saaih

"Bang Atim pinjem charger dong, punya Atim ilang, boleh ya bang!" Fatim memasang muka puppy eyes nya

"Ada di kamar!" ucap Saaih masih fokus sama hp nya

"Makasih bang Saaih botak" Fatim mencium pipi Saaih

"Ateh kangen kak Atim, Ateh kangen kak Atim bilang Ateh adik yang paling usil, Ateh kangen kasih sayang kak Atim, Ateh rindu semua!"

"Percuma kamu berharap kaya gitu, udah jelas Fatim aja benci sama kamu, dia gak nyangka adik tersayang nya sejahat ini! HINA SEKALI!"

Oh tidak, lagi-lagi Farel mengingat kejadian yang sama sekali tidak dia ketahui. Tapi tidak dapat diingat kembali, seakan-akan ingatan itu hanya sekilas teringat, tidak sepenuh nya.

Tapi kenapa saat Farel bersama mereka, Farel merasa banyak sekali kenangan yang ada di rumah ini, kenangan yang sama sekali tidak pernah Farel ingat.

"Rel kok ngelamun?" tanya Saaih

"Eh em, gapapa bang, Farel cumaaa, em cumaaa, cuma lagi ngelamun aja" Farel menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal

"Ya abang tau kamu ngelamun, ngelamun apaann sih?" kepo Saaih

"Bang Saaih kepo ya??" goda Farel

"Bukan kepo cuman pengen tau aja!"

"Sama aja bang"

"Sama ya? Maapkeun lah"

"Bang Saaih kok jadi alay gini sih? Kesambet apaan bang?" canda Farel

"Gak!" ucap Saain dingin

"Bang" ucap Farel

"Hm" ucap Saaih masih dingin

"Fateh itu punya suka warna merah ya bang?" tanya Farel membuat Saaih yang tadi nya enggan menatap nya kini menatap nya

"Kok kamu tau?"

"Soal nya aku punya buku diary nya bang" ucap Farel yang membuat Saaih semakin curiga

"Kamu bawa gak buku nya?" tanya Saaih

"Gak sih bang, ketinggalan di rumah" ucap Farel

"Yaudah kita ke rumah kamu sekarang" ajak Saaih kemudian beranjak dari tempat duduk nya diikuti Farel yang mengekor dibelakang nya

**********

Setelah sampai di rumah Farel, kedua nya turum dan menuju teras rumah. Saaih menatap intens setiap sudut rumah. Dia merasa seperti nya dia pernah kesini sebelum nya, tapi kapan?

"Bang Saaih!" teriak Farel tepat di depan wajah Saaih

"I-iya?" ucap Saaih kaget

"Kok ngelamun sih bang?" tanya Farel

"Gapapa"

"Yaudah yuk masuk" lanjut nya

Farel berjalan lebih dulu ke dalam rumah nya, untung saja dirumah sedang tidak ada orang jadi Farel aman masuk, karena tadi waktu mau pergi ke rumah GH Farel tidak pamit sama sekali.

Saat sudah sampai di kamar Farel, dia mengajak Saaih untuk masuk ke dalam dan tidak lupa mengunci pintunya.

"Ini kamar kamu Rel?" tanya Saaih sambil melihat lihat kamar Farel

"Iya bang, kenapa? Ada yang salah?"

"Gak sih, cuman semua nya merah"

"Hehe maaf bang, sakit ya mata abang? Maklum bang aku suka merah jadi aku buat deh semua jadi merah" tutur Farel

"Gapapa ini kan juga kamar kamu, hak kamu, abang mah gak ada hak"

"Iya juga sih bang"

Farel pun berjalan ke kasur dan mengambil diary yang terletak di nakas samping kasur nya. Lalu memperlihatkan nya kepada Saaih.

"Ini punya Fateh bang?" tanya Farel sambil memperlihat kan diary tersebut

Saaih pun meraih diary itu dan membolak balikkan buku merah itu. Lalu dengan berani membuka nya, mqtq Saqih membulat sempurna melihat foto yang terpampang di halaman pertama. Itu foto Fateh, Saaih sangat hapal wajah Fateh.

"Iya ini punya Fateh"

"Kok bisa ada di kamu?" tanya Saaih

"Gak tau bang, aku nemu ini waktu aku baru pindah ke indonesia. Karena aku penasaran dengan isi kamar aku, aku jelajahi aja eh ketemu sama diary ini, aku baca deh trus aku ngerasa kalau aku pernah ngalamin hal yang di diary itu. Aku juga pernah ngerasa pusing dan tiba-tiba aku keinget sesuatu, pas aku coba ingat lagi gak bisa, seakan akan hal itu hanya kebetulan saja lewat" jelas Farel yang disimak matang-matang oleh Saaih

"Oh ya aku sampe lupa" Farel berjalan menuju lemari pakaian nya dan mengambil sebuah baju dan memberikan nya pada Saaih

"Ini apa Rel?" tanyq Saaih bingung

"Liat aja"

Saaih pun melihat baju itu. Mata nya membulat sempurna melihat baju itu, baju yang bergambar thunder dan bertuliskan gen halilintar dengan background merah.

Kenapa baju ini bisa ada pada Farel? Secara baju ini hanya dimiliki oleh keluarga GH. Apa Farel ini Fateh?

"Kamu dapet dari mana?" tanya Saaih

"Dari lemari" jawab Farel

"Pas aku tanya abang aku waktu masih di paris, abang aku bilang kalo baju ini punya dia, katanya dia fans sama GH dan beli baju ini" lanjut Farel

"Fans? GH agak pernah lho jual baju, ada sih ada tapi gak kaya gini, ini mah baju khusus GH aja" ucap Saaih membuat Farel kembali berfikir

"Oh ya aku juga punya ini" Farel memperlihatkan gelang yang bertuliskan gen halilintar

Saaih mengambil gelang itu dan seperti nya dia sedang mencari sesuatu di gelang itu. Seketika air mata Saaih jatuh tanpa seizin membuat Farel kaget.

"Bang Saaih nangis?"

🌐🌐🌐





Kamu Adikku [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang