Chapter 1

16.8K 697 11
                                    


Semoga kalian seantusias aku. Jangan lupa tinggalkan jejak. Walau hanya satu bintang tidak masalah. Tapi jika kalian memang memiliki kritik dan saran maka itu akan lebih baik lagi dalam membantu aku meningkatkan mutu tulisan. 

Kalau begitu, Happy reading. 

***

Aku meraih selimut yang ada di bawah kakiku. Merasakan hawa dingin ruangan yang menggigit kulit telanjangku. Tadi malam pastinya aku belum sempat meletakkan kain apapun di tubuhku hingga sekarang kulitku sudah sedingin mayat. Membuat aku membungkus diriku dengan selimut itu serapat mungkin. Lalu ingatanku tentang apa yang harusnya aku lakukan membuat aku membuka mata. Dengan segera aku melirik kearah jendela yang di mana kudapati tatapan malu-malu dari warna jingga sang senja. Sudah pagi?

Aku meloncat bangun. Tidak peduli dengan selimut yang telah tanggal dari tubuhku dan menyisakan tubuh telanjangku. Mencari keberadaan ponselku untuk tahu sudah seterlambat apa aku. Aku menemukan benda ramping itu ada di lantai dekat dengan ranjang. Dengan segera kupungut ponselku dan melihat waktunya.

Desah lega keluar dari sela bibirku. Baru jam enam rupanya dan aku sudah seperti orang gila mengira diriku terlambat. Tinggal dua jam lagi jadi aku masih bisa mandi dan membersihkan tubuhku. Aku kembali menjatuhkan diriku ke atas ranjang, duduk di pinggarnya dan suara nafas milik sosok di belakangku membuat aku memutar kepalaku. Menemukan satu sosok yang tidur tengkurap dengan sisi wajahnya yang bisa aku lihat.

Aku tersenyum kearah pemuda itu. Namanya Decon Sregil. Dia adalah model papan atas yang sedang naik daun. Dia digilai hampir setengah hawa di kota ini. Bahkan ibu-ibu juga mengenal wajahnya. Dia memang tampan, aku akui itu. Tatapannya seperti mata pedang yang menusuk. Pertama aku melihatnya, kupikir aku akan jatuh beku di bawah sentuhannya. Rupanya salah besar. Di situlah aku tahu kalau pepatah yang mengatakan jangan menilai buku dari sampulnya benar adanya. Karena Decon adalah pria paling hangat yang pernah aku temui sejauh ini. Pria itu memperlakukan aku tidak seperti aku adalah gadis sewaannya melainkan dia melihat aku seperti aku adalah kekasihnya. Kadang itu membebaniku tapi aku cukup profesional dengan pekerjaanku.

Aku kembali memutar pandanganku. Tidak ingin ketampanan Decon malah menggangguku dan membuat aku terlambat. Jadi aku beranjak.

Satu tangan memegang tanganku dan menarik aku hingga aku kembali jatuh ke ata ranjang dan kali aku berada dalam dekap hangat Decon. Tidak ada lagi kedinginan. Jika saja ini bukan pagi hari maka sudah dapat kupastikan aku akan berdiam diri di bawah sentuhannya yang hangat. Bisa saja aku melewatkan hari ini dan bergumul dengan pria paling diminati seantero Ufa tapi aku tidak mau menyesal jadi aku menyingkirkan jemari Decon yang sudah ada di perutku. Menatap pria itu yang juga menatapku dengan mata jernihnya yang indah.

"Aku harus pergi." Ujarku padanya. Kupikir mungkin dia lupa.

"Tidak bisakah kau tinggal sampai siang nanti. jadwalku kosong dan aku tidak ingin sendiri." Rayunya.

Kursakan gelitikan nafasnya di telingaku. Dia sengaja melakukan itu untuk menggodaku. Aku tergoda, sungguh. Toh hanya satu hari ini tapi kadang hatiku terlalu berkuasa dan pongah hingga tidak dipedulikannya yang lain. Hanya menginginkan inginnya yang diperturutkan. Dan kini hatiku ingin segera bebas dari Decon agar dia bisa berlalu untuk pergi mencari pemiliknya. Benar-benar membuat frustasi.

"Jangan hari ini, Decon."

Mata jernih itu meredup. "Kau selalu mengatakan kalimat yang sama."

"Kau juga selalu menjawab dengan kalimat yang sama." Kucoba membuat kami bercanda. Aku tidak ingin mengecewakannya, sungguh.

Tidak ada senyum di bibir yang tadi malam begitu liar menjamah tubuhku itu. Kini keredupan mewarnai seluruh permukaan kulitnya. Membuat aku harus mengangkat tanganku untuk menyentuh wajahnya. Tidak ingin dia berakhir dengann bersedih saat nanti dia harus berpisah dariku. Kadang memang menyebalkan membuat orang lain kecewa.

Terjerat Pesona Om - Versi Lengkap Di PlaystoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang