Aku mengucek mata dan terbangun lalu bersandar pada sofa untuk melihat sudah berapa lama aku terpejam. Aku diam dengan ingatan yang datang ke kepalaku. Bukankah terakhir kali aku sedang bersama dengan Arthur? Kami sedang membahas pernikahannya dan dia bertanya padaku tentang perkiraanku yang menyatakan tentang dia yang menjadi suami idaman setiap wanita. Dia bertanya dan aku hanya menjawab dengan anggukan. Harusnya kukatakan padanya seperti apa dia bagiku. Tapi lelap menjemputku.
Di mana Arthur sekarang? Apa dia kembali ke apartemennya?
Aku melihat kakiku yang sudah di pasangkan perban dan rasa sakitnya lumayan berkurang. Pakaianku juga terbuka dan aku bisa melihat bekas obat yang dioleskan dibahuku hingga bahuku terasa tidak nyeri lagi.
Ingin saja kuyakinkan kalau apa yang aku bicarakan dengan Arthur adalah mimpi. Tapi semuanya terlalu nyata untuk menjadi mimpi. Apalagi dengan semua ini, di mana lukaku dirawatnya dengan amat sangat baik.
Suara terdengar di belakangku. Aku berbalik untuk menemukan pintu dapurku terbuka. Apa Arthur di sana?
“Arthur.” Aku memanggilnya. Dengan suara kecil.
“Aku di sini.” Dia menjawab. Lega kurasakan saat bisa kudengar suaranya. Dia masih di sini dan masih bersamaku.
Suara itu terdengar amat sibuk. Ada banyak benda beradu dengan benda lainnya. Membuat aku dilanda rasa penasaran tinggi. Aku mencoba menggerakkan kakiku untuk turun menapaki lantai. Tidak terasa sakit jadi aku bangun dan berjalan meninggalkan sofa menuju dapur. Dengan nyeri di bahu dan kakiku, aku masih bisa merasa nyaman saat bisa kudapati pria yang aku cintai ada di dapurku. Punggungnya yang lebar menjadi pemandangan yang indah saat mataku terbuka dari lelap.
Tuhan, bisakah kudapati ini setiap harinya? Bisakah kumiliki mahlukmu yang satu ini seutuhnya sampai ajal memisahkan kami. Aku tidak ingin meminta banyak, aku hanya menginginkan yang satu ini.
Rasa sesak karena rasaku yang membuncah dibalut dengan rasa takut membuat aku bergerak sendiri. Aku berjalan padanya dan kulingkarkan lenganku di seputaran pinggangnya. Mencoba menghidu aromanya yang tidak pernah bisa kuhirup karena dia yang seolah selalu menjaga jarak pada kedekatan kami.
Terlalu banyak cara yang aku lakukan untuk bisa menarik perhatiannya. Semuanya berbuah nihil tapi tangan Tuhan datang membawanya padaku. Membiarkan aku memilikinya sejenak. Jangan bangunkan aku Tuhan. Biarkan aku memiliki lebih banyak kenangan lagi dengan mahlukmu ini.
Tanganku yang ada di atas perutnya terasa diraba oleh tangannya. Aku pasti telah mengganggu pekerjaannya dan aku tidak peduli. Dia tidak perlu melakukan apapun, cukup ada di sisiku dan bisa terlihat oleh mataku saja. Aku tidak ingin dia melakukan hal yang di mana tidak akan bisa membuat aku melihat wajahnya. Aku mencintainya, jikapun kuteriakkan hal itu, rasanya tidak akan pernah cukup.
“Apa kau sadar telah meninggalkan aku terlalu lama dalam lelapmu hingga datang memelukku agar aku tidak marah?”
Aku tersenyum olehnya. Ya, aku ingin dia tidak marah padaku. Jangan pernah marah padaku, Arthur. Apapun bentuk masalalu yang sedang ingin aku tinggalkan sekarang ini, jangan marah. Tapi bisakah? Siapa di dunia ini yang akan menerima seorang pelacur sebagai cinta sejatinya? Tidak ada.
“Ya, Arthur. Jangan marah padaku.” Ujarku dengan tetes airmata yang tidak bisa aku tahan.
Di dunia ini semua mata memandang sebelah mata pada wanita yang telah terjamah banyak tangan. Di negara ini bahkan lebih gila dari itu, mereka akan melakukan apa saja untuk membuat kami enyah dari dunia mereka. Harusnya aku tidak pernah melakukan pekerjaan yang membahayakan hidupku ini tapi dulu aku tidak pernah di berikan pilihan. Deborah hanya menyodorkan pekerjaan ini untukku. Dan jika tidak kuambil pekerjaan ini maka aku akan tinggal nama saja sekarang. Nama yang tidak akan pernah diingat oleh siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Pesona Om - Versi Lengkap Di Playstore
Romance~Versi lengkap ada di playstore. Cari dengan kata kunci originalpublisher atau enniyy~ Anditha Agatha memiliki gelar bunga malam dengan harga permalam bisa mencapai jutaan dollar. Ya, Anditha memiliki pekerjaan menjual tubuhnya. Bukan pelacur, karen...