Happy reading.. jangan lupa vote
***
Mobil sport milik Alesto terparkir di sebuah mini market. Ia turun lebih dulu untuk membukakan pintu untuk Jean setelahnya Jean menerima uluran tangan Al untuk bangkit. Hig heels merah itu langsung menapaki paving block. Kaki jenjangnya berjalan beriringan disamping Alesto yang selalu tampak dewasa, kemeja putih yang di gulung sesiku mengekspos urat kekarnya dan celana bahan hitam serta rambut yang di sisir rapi kepinggir. Kadang Al seperti remaja lainnya tapi saat dengan Jean ia akan menampilkan sosok sedewasa mungkin agar sepadan dengannya. Mengingat usia mereka cukup berjarak.
"Kamu mau apa?"
"Satu kaleng soda saja" pinta Jean setelah merenung di depan mesin pendingin.
"Cemilan, roti, coklat atau.... selai mungkin" tawar Al ramah.
Jean sedikit tersenyum geli "terlalu banyak kalori. aku hanya haus. Al mau apa?"
Al tersenyum "samakan saja, aku suka apapun yang kau suka"
"Kalau makanan pedas emang kamu suka?"
"Kecuali yang itu, please aku bisa mati hanya dengan satu cabai"
"Berlebihan" Jean menjuil pipinya gemas, Al sedikit mematung sebelum ikut tersenyum geli.
Al mengambil dua kaleng soda dan segera membayar ke kasir, di ikuti Jean di belakangnya.
"Jadi 14.000 mas" kata sang kasir.
Al mengeluarkan uang lima puluh ribu di dompetnya, sedikit ia melemparkannya karena malas. Hingga uang itu sedikit melayang namun tetap mendarat di meja kasir. Pria penjaga kasir itu sedikit terpegun sebelum mengambilnya, merasa dari interaksinya tidak ada yang salah dari awal ia menyapa saat pengunjung masuk dan tetap melayangkan senyum ramah sesui ketentuan pegawai. Tapi kenapa pelanggan gila ini melemparkan uangnya?
Sedikit gondok penjaga kasir itu balas melemparkan kembalian dan struknya. Uang itu jatuh kelantai tepat di bawah kaki Alesto.
Al melihatnya jengah. Ia mengambil satu coklat batangan di rak kasir "harganya berapa?"
"21.000 mas"
"Tuh uangnya ambil" kesal Al menujuk kebawah.
Langsung saja ia menggondol kreseknya dan menyeret Jean keluar dari sana. Kesal sekali rasanya di perlakukan seperti itu, memangnya siapa orang itu? Apakah ketebalan dompetnya melebihi Al? Ah mana mungkin cuman penjaga kasir.
"Kamu kok gitu sih Al? Jangan kaya gitu orang juga gak akan suka di perlakukan seperti itu" protes Jean setelah merek keluar.
Al berbalik saat genggaman mereka dilepas sepihak "Memangnya kenapa? Toh itu pekerjaannya. Serah gue dong mau ngasih uang itu di lempar kek, di injek dulu, celupin ke kotoran yang penting nilainya gak berkurang"
Jean meninju pelan bahu Al "kamu tuh ya ngomongnya! Aku gak suka"
"Ehehehe..." Al menggaruk tengkuknya malu "maaf keceplosan. Aku terlalu kasar ya untuk mu?"
Jean menggelengkan kepala cantiknya, lantas membuka pintu mobil. Al hanya menghembuskan nafas panjang, kini Jean menghindarinya.
"Aku minta maaf ya Je. Jangan marah lagi" pintanya memelas.
Deru mesin mobil masih menjadi backsound mereka.
"Gak akan ngulangin lagi, janji aku"
Melihat Al menggembungkan pipinya merana Jean tersenyum kecil. Ia melihat Al kepinggir dan kedepan bergatian, menahan tawanya. Gemas sekali melihat Al menunduk cemberut seperti anak kecil.
![](https://img.wattpad.com/cover/196968152-288-k252619.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SPOGULIS
RomansaTeror menyalip wajahnya. Semua semakin memburuk. Hidungnya mengkerut menahan bau alkohol yang sejak tadi menguar kuat dari mulut mereka. Diseret paksa badannya ringkih, kaki mulusnya tergores oleh beberapa benda keras dan tajam entah batu atau apala...