5 [vandalisme]

106 11 2
                                    

*vote ya. Makasih sayang 😘

☆☆☆☆

"Gak apa-apa bang. Seenggaknya gue sadar cemburu cowo emang kaya gini"

"Gue gak cemburu!"

"Iya-iya terserah. Kalau gue ngotot yang ada gue babak belur dihajar cowo cemburu"

"Ra, please"

"Iya bang iya"

Raffa menghembuskan napas panjang. Meredam segala apa yang tengah hatinya lakukan, kacau balau. Meski ia menampik, pernyataan Indira memanglah benar. Cemburu hah? Memangnya siapa Raffa. Cemburu pada Jean?! Ayolah Raffa panggil kewarasaanmu jangan berkecimpung dialam bawah sadar saja. Jean akan menikah untuk apa kau masih memikirkannya. Jean tidak butuh pecundang sepertimu.

"Ra, gue butuh samsak" kata Raffa tiba-tiba

"Mau kembali ke tempat gym?"

"Enggak" Raffa tersenyum misterius "tapi gue tau sesuatu"

Raffa meloncat melewati irigasi kecil di pematang sawah. Kakinya berjalan menuju kumpulan pohon pisang.

"Bang, meski lo cemburu jangan jadi maling. Please gue malu"

"Udah diam aja lo"

Rupanya tinjuan Raffa cukup keras di batang pisang setinggi dua meter lebih itu. Berkali-kali tinjunya melayang menumbruk gedebog. Menciptakan kerusakan yang hampir membuat pisang itu rebah. Wajah Raffa semakin merah seiring pukulannya yang tak henti. Cepat dan gesit pun dengan kakinya yang ikut menendang serampangan.

Raffa terengah, peluh kembali terlihat dikeningnya. Dia baru berhenti setelah pohon itu benar-benar tumbang dihajar pria yang sedang cemburu.

Indira hanya bisa menggeleng melihat kelakuan mengerikan Raffa yang sangat barbar. Kaki kecilnya ikut menyusul Raffa, dia meloncat menyebrangi irigasi dan berjalan kecil kearah Raffa yang masih duduk tertunduk.

"Gue gak bawa air mineral. Ada juga air sungai" Indira ikut duduk disampingnya dengan lutut tertekuk.

Raffa tersenyum kecil "gak usah nawarin kalau gitu"

"Gue udah puas" lanjut Raffa

"Baguslah. Gue tau cowo gak bakalan mikirin masalahnya kaya cewe"

"Ra..." panggil Raffa

"Hem?" Indira menoleh, melihat dari dekat bagaimana kacaunya wajah pria dewasa ini.

"Lo kenal sama cowo yang tadi sama Jean?"

"Tetangga bangsat gue"

"Huh? Gimana maksudnya"

"Dulu dia temen gue. Dari orok malah. Cuman pas SMA keluarganya tiba-tiba pindah gitu, gue gak tau mereka kemana hilang kabar aja gitu kaya ditelan neraka. Dan sekarang mereka udah balik lagi dan nempatin kembali rumah yang disebrang rumah gue itu"

Raffa hanya mangangguk mendengar penuturan barusan.

"Gue ragu kalau lo mengatakan dia temen dari orok. Sedangkan pas di gym tadi-"

"Iya emang. Dia bukan temen gue lagi. Mungkin musuh bebuyutan dan bakal selamanya kaya gitu"

"Kenapa?"

Giliran Indira yang menghembusakan nafas panjang. "Ada sesuatu hal yang bikin gue sama Al kaya gini. Dan please bang gue benci dia sampai hari kebangkitan"

"Namanya Al?"

"Alesto batara. Si sampah. Argghh... benci dia pokoknya" Indira mencak-mencak tidak jelas.

SPOGULISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang