eithe

123 18 7
                                    

"lo serius?" tanya Bee tak percaya.

"iya, pake aja" Revan menyodorkan sepasang sendal nya. Bee sedikit mundur kebelakang "ng-nggak usah" tolak Bee dengan suara pelan.

"ambil aja" kata Revan sedikit memaksa "terus lo gimana?" cicit Bee

"ah gue mah gampang"

"nggak--"

"allahu akbar ..." Bee melihat ke arah masjid, ia melihat jamaah shalat maghrib sudah takbir pertama.

Dari pada pusing, basa-basi disini lebih baik Bee, menerima sendal Revan, lagian tidak ada salah nya, kan?

Akhirnya, Bee mengambil sendal Revan lalu memakai nya walaupun kebesaran, tapi tetap nyaman.

"makas-"

"udah gak usah bilang makasih dulu,  pas balikin sendal ini aja lo bilang makasih nya"

"biar gue lebih sering ketemu lo"

Dan detik itu juga, mengangguk lalu berlari kencang menuju masjid

meninggalkan Revan, Aksel dan Aldric yang masih terdiam mengamati punggung kecil yang menjauh itu

"sok romantis lo" komentar Aksel "dih sirik aja lo, sapirudin" balas Revan

Aksel tidak mau menggubris Revan, pria bermata elang itu, berjalan mendahului Revan dan Aldric

"Bee...." panggil Vania sedikit berbisik "apa kak?" tanya Bee, kakak sepupu nya itu menunjuk punggung seseorang di saf depan, tempat laki-laki melaksana kan shalat

"Aksel ganteng banget maksimal Bee!" ucap Vanya dengan pekikan tertahan, sebenarnya Bee masih sangat sensitif dengan nama Aksel, tapi kakak sepupu nya ini kelihatan sangat antusias, dan itu berhasil memancing Bee untuk curi-curi pandang ke saf laki-laki walaupun di halangi tirai atau hijab masjid sebagai pembatas.

Vanya tidak berbohong, Aksel benar-benar kelihatan tampan dengan baju koko merah hati di padu dengan kain sarung hitam dan peci. Penampilan cowok itu benar-benar rapi dan cool

Mata Bee tidak berhenti melihat cowok bermata elang itu dari sebalik tirai.

Sampai sebuah sajadah mengenai wajah nya

PLAK!

"aduh" ringis Bee sambil mengusap-usap hidung nya, tangan nya memegang sajadah bermotif masjid berwarna biru itu

"zikir! jangan melamun!" peringat kakak Ameera, Bee yang baru saja terlena dengan pemandangan di depan langsung duduk dengan tegap

"ampun dah, galak bener tuh pembina baru" celetuk Vanya berbisik

"bukan main, pas bangunin subuh aja suara nya beuh lebih parah dari pada bedug" cerocos Bee membuat Vanya terkikik pelan dan

PLAK!

"aw! " pekik  Vanya,  ketika sajadah cream menimpuk wajah nya. 

"kalau masih ngobrol, lari di lapangan basket" peringat kak Rumaisa

"kak rumaisa sangar abis ya sekarang"

"BEVERLY!" tegur kak rumaisa "LARI 2 KALI LAPANGAN BASKET SETELAH SHALAT ISYA!"

"yah kak....." ucap Bee dengan raut wajah cemas dan meminta ampunan

"gak ada tapi-tapian!"

dan akhirnya Bee menuruti perintah kak Rumaisa








"semangat Bee sayang!" teriak Kayen sambil cekikikan, melihat gadis bermotif bunga pink itu berlari menyusuri lapangan basket

Para siswa-siswi yang melintasi lapangan basket, ikut berhenti menikmati tontonan gratis yang sangat menghibur ini

Bee bisa lihat gelak tawa sebagian orang di pinggir lapangan basket yang menertawai diri nya.

"BEE SENDAL REVAN JANGAN AMPE PUTUS!" teriak Vanya dengan kurang ajarnya, Bee mengumpat pelan.

"lho? Bee make sendal Revan?" tanya Clara di jawab anggukan dari Vanya "mereka deket banget?"

"kenapa lo nanya gitu?" Vanya menatap Clara yang juga sedang menunggu jawaban dari pertanyaan nya "emang salah kalau gue nanya?"

"nggak salah"

Clara ingin membalas ucapan Vanya tapi suasana mendadak hening, semua orang terpaku pada pemandangan di tengah lapangan

Bee? Sejak kapan Revan ada disana? pundak Bee di rangkul Furqon? dan tunggu, kenapa Aksel menggenggam tangan Bee?

wah bee menang banyak. pikir anak ONYX



Next ga nih?







SOULMATE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang