elfent

111 13 9
                                    

"Bee, temenin ke kantin...." rengek Angel menarik-menarik lengan baju Bee

Bel istirahat sudah berbunyi dari lima menit yang lalu tapi Bee masih setia duduk di kelas karena belum menyelesaikan catatan biologi nya

"Bee.... " rengek Angel sekali lagi "bentar Ngel,  lo nggak liat gue lagi nyatat?" tukas Bee,  membuat pergerakan Angel terhenti

Angel menjadi diam, cewek ber postur tubuh pendek ini, menyimak keseriusan Bee saat mencatat

"ngapain sih Ngel?" jujur saja Bee risih, saat di tatap seperti itu, Angel menggeleng sebagai balasan dari pertanyaan Bee

"ke kantin.... " rengek Angel masih belum tenang, Bee menghela nafas jengah

"iya-iya ini udah hampir kelar"

Di kelas hanya tinggal, Bee dan Angel semua nya sudah keluar, termasuk Andine dan Joyce yang malas menunggu Bee,  yang terlalu rajin

"tumbenan lo mau nyatat" celetuk Angel memecah keheningan "was-was gue sama Aldy,  tu anak pinter banget"

ucap Bee, menceritakan tentang Aldy rival terberat nya saat ini

Angel hanya, manggut-manggut sok paham

Kelas kembali hening

"Bee! Angel!" kedua nya menoleh, ke arah pintu kelas, di sana sudah berdiri Clara dengan nafas terengah- engah

"kenapa Cla?" tanya Angel cemas

"ALDRIC PINDAH!"

Angel tersentak,  gadis berwajah cute itu langsung berdiri

"kenapa?" tanya Angel,  Clara menggeleng lemas sebagai jawaban, karena tidak mendapatkan jawaban yang di ingin kan Angel berlari keluar kelas. Sepertinya ia ingin menemui Aldric

Angel itu aneh, mengaku tidak suka tapi sekarang sangat khawatir terhadap Aldric

"Ric, sorry ya gue gak maksud ngaduin lo" ucap Elvano, saat ini mereka sedang berdiri di depan gedung asrama putra "ya elah, santai aja kali nyet,  lagian ini gue juga yang salah"

"kalo, gue tau ada lo,  gue nggak akan kaduin--" ucapan Elvano terhenti, saat Aldric menepuk pundak nya

"gue yang salah" imbuh Aldric "gue yang nakal,  gue pantes dapat ini" entah ada atmosfer apa di antara mereka,  Elvano tiba-tiba memeluk Aldric,  di ikuti oleh Aksel, Revan, Furqon, dan Gerry yang juga membolos sejak jam pertama demi menemani dan melihat Aldric terakhir kali nya

Elvano, tak kuasa menahan tangis, ia sangat merasa bersalah karena mengadukan orang-orang yang merokok di rooftop, Elvano kira hanya anak-anak nakal yang biasa ia tangkap, ternyata ada Aldric juga disana, walaupun Aldric tidak menghisap atau memegang puntungan rokok,  tapi siapapun yang ada disana langsung di proses dan di drop out dari sekolah

"ya elah,malah nangis lo, malu goblok" kata Aldric dengan kekehan, sahabat-sahabat nya tau,  walaupun Aldric ter kekeh dan berusaha tersenyum,  cowok itu juga menahan isakan di balik wajah 'baik-baik saja' nya itu

"gue gak mau lagi jadi spy (mata-mata)" kata Elvano dengan suara serak

Ya. Elvano adalah mata-mata dari asrama putra, dan sekolah, dia punya hak, banyak orang-orang takut dan segan kepadanya,termasuk ketua geng kelas dua belas dan jangan lupakan Aisya ketua geng ONYX

SOULMATE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang