#11

280 42 0
                                    

Alex memandang Adi dan Alif bergantian,bibirnya ia gigit ingin berbicara tapi tiba-tiba membisu tak bisa mengeluarkan suaranya.

"kamu kakaknya dia kan?"

Adi langsung memasang wajah sangat binggung dengan Alis yang menekuk dalam menatap Alex.

"kamu ngebohong sama pak tentara ini kan?" sepertinya Adi langsung mengerti melihat tatapan cemas dari Alex.

"jadi...?bukan kakaknya?"tanya Alif.

"Ahh,bukan!ini anak STM biasa,tenang aja Lex aku gak marah"Adi melihat wajah Alex yang semakin buruk.

"ya,s-saya memang bukan adiknya mas Adi"jawab Alex gugup berusaha bersikap biasa saja.

"Saya gak akan marah juga,jangan ngebohong lagi lah apalagi sama yang lebih tua" Alif tersenyum kecil,padahal hatinya ingin sekali menceramahi anak itu berjam-jam,karena yahh tidak lain karena banyak orang dan salah seorang yang mungkin saja pingsan lagi mendengar keributan.

ketika pandangan saling bertemu keduanya langsung menghindari kontak mata.

'ni orang mau sok dipuji mas Adi kah?marah aja kali lah'pikiran jelek Alex muncul kembali tentang 'Mas Adi nya' ini.

Tidak peduli lagi hal apa dan siapa  yang Alex anggap semua itu halangan kontaknya dengan Adi,Alex belum sadar atas tindakannya ini membuat munculnya rasa posesif yang semakin lama semakin besar.

"Nanti pak Dimas nunggu loh"sedikit nada ketus,Alex  melihat piring makananya yang belum ia suapi lagi pada Adi.

"yaudah,maaf untuk tadi yang nama kontaknya 'Randi' dipanggil lagi ya"

Alif pergi dari camp meninggalkan Alex dan Adi.

"ayo makan lagi Mas" Alex mengambil makanan ke sendok di pegangannya.

"gak,tiba-tiba kenyang aku"Adi menatap tak minat pada makanan yang dipegang Alex namun memandang Alex dengan tajam.

"kamu tadi ngebohong ya?gak boleh gitu sama yang lebih tua itu gak sopan ,karena apa coba ngebohong kayak gitu karena aku g-"

Alex menutup telinganya tidak mau mendengar ceramah orang kebakaran pantat,ia Kira Adi tidak akan marah nyatanya dia terus berbicara pada Alex dengan nada yang sedikit geram.

"dewasa dikit makannya,nanti jangan kayak gitu lagi"Alex hanya mengganguk saja.

sedangkan Alif yang belum benar-benar pergi melihat mereka yang sudah ia duga kalau hal itu bakal terjadi.

melangkah keluar camp berjalan menjauhi menuju tempat yang tadi,sembari melirik sekitar dimana keadaan masih kacau dan rusuh,entah kenapa demo ini sama sekali belum reda meski langit sudah berwarna orange tua dan waktunya diam dirumah nge Dota sambil ngopi gitu buat para mahasiswa nya.

begitu kakinya hampir mendekati posisi dia melihat pria berseragam polisi berdiri memegang ponselnya,tidak salah kalau orang itu yang menunggunya.

"Dimas?"tanya Alif menghampiri pria bernama Dimas itu.mengangkat wajahnya menatap lelaki yang lebih tinggi darinya memastikan orang yang dihadapannya benar,Alif yang melihatnya itu menahan senyumnya sepertinya asik juga buat main-main.

"ya sudah ayo,ketempat Adi"ucapnya to the point.

"jangan dulu lah pakpol,gimana bantuin saya aja?"

Dimas menggeleng sekaligus menatapnya binggung.

"bantu apa tapinya?"

"ban-"

"gak,ayo kesana gausah basa-basi"

"tunggu mau tanya sebentar,boleh?"

"apa?"

"bantuin saya ya?"

Dimas sudah ber ekpresi sangat kesal,ingin sekali mengoyak kulit wajahnya.

"itu bukan nanya yah..terus bantuin apa?saya mintanya pengen ke Adi aja loh,atau enggak ya saya pergi kesana sendiri"Dimas pergi dari sana melewati Alif.

"kalau enggak tau diem aja,ntar saya anter" Alif menarik pundak Dimas untuk kembali ketempatnya.

"lama lagipula,ini juga udah mau maghrib"

"masalahnya apa?kita kan bisa sholat bareng atau saya anter lagi begitu?mereka juga gak bakal ngilang sesudah maghrib"perkataan itu sukses membuat Dimas mendesis kecil.

"aku pasrah,ikut bantu apa sekarang"

Alif tersenyum kecil,"makan bareng saya"

Mata Dimas memutar malas,ia merasa sedang dikelilingi ranjau sekarang,pergi sendiri saja tidak boleh ditambah selalu dibuat skakmat oleh lelaki tentara itu membuat Dimas gampang dikendalikan oleh kata-katanya.

--

Alex punya sifat posesif bukan protektif,itu kenapa dia paranoid kalo berhubungan sama 'Mas Adi' nya,jangan salah kalo Alex ini pikirannya selalu jelek.

Bad RomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang