#16

319 31 4
                                    

Dalam perjalanan menuju camp Alex dan Adi hanya berbincang ringan,atau Alex yang terus bercerita tentang hidupnya membuat sesekali Adi tertawa,Alex rela membongkar aibnya sendiri demi melihat Adi yang terus tertawa dan hal itu suatu membuatnya senang.

"udah keterlaluan ahh,bongkar aib sendiri"Adi menyeka air matanya akibat tertawa.

"sekalian berbagi pengalaman loh mas"

Adi kali ini berhenti tertawa,memandang Alex serius.

"A-ada apa mas?" tanya Alex menunjuk wajahnya.

"kali ini serius dikit,pengen nanya sesuatu sama kamu,lupa topik jadinya.."

"boleh aja mas,apapun itu"Alex melengkapi perkataannya dengan cepat dan antusias.

"Lex aku aneh banget sama Dimas apalagi kamu"ungkap Adi tiba-tiba.

"loh aneh kenapa,mas?"

"hubungan sejauh apa kamu sama Dimas?seolah ada hal terpendam dari kalian dan itupun jelas cuma lewat tatapan"Adi juga merasa tidak nyaman perihal komunikasi yang janggal.

langsung panik,"kan aku udah bilang,aku iseng"

"bukan itu,tapi soal kamu ke Dimas atau Dimas ke kamu,tadi yang paling aneh dari keseluruhan awal ketemu Dimas pun auranya jelas udah beda"

"udahlah gak usah mikir aneh-aneh mas,bukannya kita baru kenal hari ini jadi gak ada hal yang aneh dong sama hubungan semuanya"

Adi langsung mengusap dahinya pelan,"haha mungkin aku overthinking"

"efek cape kali mas haha,ntar aku pijetin deh"

"gak usah kalo bukan ahlinya!" ucap Adi bergurau.

ketika Alex menatap wajah Adi dan ada suatu hal tentang rasa hubungannya dengan Adi yang masih lelaki antar lelaki secara umum,belum ada afeksi lebih dari sekedar interaksi dua orang yang terjebak dalam hutan lalu berbasa-basi sampai akhirnya bebas.

"Mas,boleh nanya gak?gak dijawab juga gapapa"

"apa?"

"boleh ceritain juga kehidupan mas nya?maaf tap-"

"ok,sedikit aja buat bayaran gara-gara kamu banyak cerita tentang kehidupan kamu sendiri sampe ke aib segala"

"maksudnya tentang kul-"

Suara nya nengecil dikala ucapannya tidak didengar karena Adi begitu serius melihat kesekitarnya,meski begitu Alex dalam hati berteriak senang karena tanpa pengecualian cerita nantinya.
______________________________________

"kenapa ikut?" tanya Dimas kepada pria dibelakangnya,langkah Dimas begitu cepat sampai Alif tidak bisa mensejajarkannya hanya untuk berbincang sembari berjalan.

"ya gapapa dong,cuma memastikan kalo kamu memang setuju untuk pulang bareng"

"Ya,nanti kan bisa disusul ke camp tadi lagi"

Alif mengerutkan dahinya.

"ohh?kemungkinan besar kalo diajak mendadak tuh biasanya nolak,aku bareng mereka juga ngapain,sama temen juga gak ada tugas lagi alias mending kabur aja sekarang"

"kamu punya peluang 50 per 50 antara ikut atau engganya,gak masalah dong ikut?kalo tanya alasan lain aku bisa jelasin semuanya"

Dimas hanya mengangguk,tangan telunjuknya terangkat memberi kode untuk berhenti berbicara.

"jadi?"

Kali ini Dimas memberikan jempolnya pada Alif,meski ekpresi mengatakan sebaliknya dan untung saja Alif tidak melihat itu.

"kalo bareng sama temen lain kan bisa cari tugas lain,kamu Tentara kan pasti tugasnya lebih banyak"

langkah Dimas menjadi lebih lambat membiarkan Alif mensejajarkan langkah berjalan di sampingnya.

"Ah,kata siapa?bagian medis doang kok"

Dimas mendatarkan ekpresinya,
"ya,apa ada alasan lain gitu selain 'aku ini cuma Medis'?"

"Yang pendidikan tentara banyak yang turun lapangan di demo ini jadi biarin mereka aja,oh sama temen kamu itu naik apa?"

"Mobil"

"udah dipastikan,ikut aku"

Jadi intinya Alif seperti menguntit Dimas hari ini,membuat Dimas tidak nyaman dengan orang baru di lingkungan yang 'aneh' pula.

Damn,Dimas jadi merinding membayangkannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad RomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang