#14

230 37 6
                                    

"makasih ya pak makanannya"seorang mahasiswa menerima makanan dari tangan Dimas.

"ya sama-sama"begitu mahasiswa pergi matanya melirik kesampingnya dimana Alif masih sibuk memberikan makanan para pendemo.

"ngomong-ngomong gak ada yang bercelana biru muda ya disini?"tanya Alif menyadari Dimas menatapnya.

"jangan-jangan mereka takut kamu lagi disini jadi malu minta makanan" ucapannya seolah menyalahkan Dimas.

"jelaslah polisi yang lain pada ngejar tu anak STM,ya mungkin itu juga bisa jadi alasan"

Alif mendudukan dirinya di tanah diikuti oleh Dimas disampingya"karena itu juga gara-gara ada kamu jadinya kan bikin takut partisipan demo ini"

Dimas menatap datar Alif,cukup baginya untuk dipermainkan.

"siapa yang suruh bantu-bantu oey?!"

"hei,nasi kotak sisa sedikit buat malem ntar, makasih juga dah bantuin.balik ke camp sana"seseorang datang membawa kresek besar sisa nasi kotaknya.

" berarti ntar malem tugas ngasih ini lagi dong"Alif memberikan kresek nya kepada Dimas.

"pendemo gak dikit,inget!"lelaki pergi dari hadapan Alif dan dimas.

Alif melirik Dimas dibalas dengan tatapan binggung,"ke camp sekarang?inget kan tujuan?jangan-jangan terlalu keasikan bantu-bantu"

"iya tau makannya ayo,ngerepotin orang yang gak lu kenal!"meski berkata begitu dalam hatinya ia menyetujui perkataanya.

"kamu Dimas kan?"berdiri dari tempatnya mengulurkan tangannya pada Dimas.

" bukan,aku Aldi"Dimas menolak uluran,lebih memilih berdiri sendiri.

"udah sensi,sok gengsi pula"

"berisik"

Alif berjalan duluan diikuti Dimas.

"Cepetan jalannya,udah mau adzan ini"Dimas mengigit bibirnya kesal.

"bentar lagi kok,paling 2 itu orang masih diem ditempat.jangan marah mulu ntar gantengnya hilang"Dimas tidak menjawab terus mengikuti langkah Alif.

"oh ya katanya banyak partisipan yang hilang ya?sama ka-"

"salahin aku teross.ya engga taulah,kerjaan cuma bagian medis dan itupun sebentar nolongin 5 mahasiswa termasuk Adi itu"

"medis?bareng dong"

lagi-lagi tidak membalas Dimas hanya mendesis kecil.

ketika Alif memberi kode untuk berhenti duanya berhenti di depan camp pengungsi.

"disini!?" tanya Dimas tidak percaya.

"ya"

"ini deket banget astaga...ngapain percaya ya gue sama omong kosong elu"Dimas yang merasa kesal meninggalkan Alif yang masih berdiri ditempat.

"..."mengikuti langkah Dimas,Alif tidak berbicara apa-apa.

"Dimana Adi?" tanya Dimas melirik kesana kemari mencari sosok yang ingin ia temui,hatinya masih kesal terhadap Alif.

"Maj-"

"Diem lu!biar gue nyari sendiri"

sepertinya Dimas benar-benar marah pada Alif,dilihat dari gerak yang menggebu dan menggeram menahan sesuatu.

Mata Dimas melihat sosok yang dicarinya tengah tertawa bersama bocah sinting yang digelutnya tadi,hatinya ada rasa tidak rela melihat kedekatan mereka.

"Adi!kamu baik-baik aja kan?"tanya Dimas to the point membuat Adi yang tengah tertawa pun berhenti memandang Dimas.

"ya baik lah,lagipula hal kaya gini gak lama kok lumayan enakan juga sekarang"Dimas menghembuskan nafasnya lega.

Alex berbangga pada dirinya sendiri,memberikan senyum miring pada Dimas seolah berkata 'emangnya kamu ngapain aja ke Mas Adi?' membuat Dimas balik memandang Alex dengat sinis.

'ni anak kenapa lagi sih'Dipikiran Dimas juga bertanya-tanya.

"lagipula kenapa tadi pergi coba?" tanya Alex.

"ada pekerjaan lain" balas Dimas.

"ehh kok lama banget,daritadi nunggu loh kebetulan nih 10 menit lagi Adzan jadi bisa ke masjid bareng-bareng"

setelah Adi berkata itu Dimas memandang kebelakangnya dimana ada Alif.

"gara-gara orang ini" matanya menatap tajam Alif.

"ya maaf,iseng dikit"

"denger-denger orang sini nih banyak pendemo yang hilang,termasuk anak STM juga,wahh jangan-"

"Salahin saya kan,iya?"Dimas tersenyum mengejek.

"tuh kan,takut temen-temen ku keculik sama 'Dimas' ini soal dendamnya"

Alif kali ini mendesah kecil, mengerti situasi yang akan terjadi selanjutnya.

"lagipula nge berantemin apa sih kalian,bikin sakit kepala"

Adi menatap kebingungan 2 orang dihadapannya.

"dewasa lah dikit"

suasana menjadi hening ketika Adi berbicara.

'Allaahu Akbar, Allaahu Akbar '

"Sholat tuh,daripada berantem gak guna"Alif berbicara dan Adi berdiri dari tempat tidur mendekati Alif dengan memberi kode keduanya langsung pergi dari posisi Dimas dan Alex yang tidak berubah.

----

jarang update gara" ada job baru + dapet shift siang belum ditambah kerja lepas jadi capenya gak ketolong.

pengennya unpublish takut ceritanya gak kejamah nantinya.

Bad RomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang