9 - Perkara duduk berdua

196 16 3
                                    

Sebelum di baca, ayo vote dan comment dulu, terima kasih sudah mau mampir di cerita ini

Happy reading

.
.
.

Suasana bandara soekarno hatta selalu ramai, bahkan untuk ukuran jam 6 pagi seperti sekarang ini sudah terlihat banyak manusia yang berlalu lalang. Ada yang baru pulang, akan pergi, dan juga ada yang hanya singgah sebentar.

Para kontingen Indonesia sudah berkumpul. Ada yang berbeda dengan keberangkatan hari ini, menteri Olahraga juga ikut turut menghantarkan kontingen Indonesia, yang mana dengan kondisi seperti ini banyak kamera wartawan yang tersebar di mana-mana.

Ku lihat juga beberapa pengunjung bandara turut serta mengambil potret kami, entahlah siapa yang mereka potret yang jelas aku melihat kamera orang-orang yang lewat menghadap ke arah kami. Harus ku akui, popularitas bulu tangkis di Indonesia bukanlah hal yang main-main.

"Mari semuanya kita berdoa, semoga selama mengikuti turnamen di sana para pahlawan bangsa kita diberikan kelancaran dan kemudahan, sehingga bisa pulang kembali dengan hasil yang maksimal. Silahkan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing"

Setelas serangkaian acara, kami semua naik ke dalam pesawat. Aku duduk di antara Della dan Rafi. Tidak ingin mengambil pusing seperti Fajar yang sedari tadi ribut ingin duduk bersebelahan dengan Bayu, sudah pasti mereka ingin menyusun rencana menjahili Mbak Naf dan Mbak Widya.

Aku mengedarkan pandangan ku, mencari keberadaan laki-laki yang sedari tadi mengirimi ku pesan, namun nihil aku tidak melihatnya, barangkali dia sudah mendapatkan tempat duduk di depan.

Baru saja aku mendaratkan tubuhku di atas kursi tiba-tiba laki-laki yang sedari tadi ku cari muncul.

"Fi lo ke depan ya, malas gue denger bacotannya Fajar" ucapnya tiba-tiba

Aku membulatkan mata ku, mengerti maksud dari laki-laki itu, dari semalam Kevin memang sudah bilang pada ku untuk duduk bersebelahan, tapi aku menolak, gak enak sama yang lain.

"Hah?" Rafi rupanya tidak mengerti maksud Kevin

"Ganti tempat duduk, di depan Fajar berisik" jelasnya lagi

"Ogahlah, gue mau tidur, lagian ngantuk bgt gue" jawab Rafi

Kevin kemudian menatap ku, aku memberinya kode untuk kembali ke tempat duduknya. Bukannya mengikui perintah ku, kini Kevin beralih menatap Della, yang di tatap cuman nyengir doang

"Apa?" sahut Della sambil cengar cengir ke arah ku dan Kevin

"Mau minta tempat duduk gue? Mau deket sama Sita ya lo?" ucapnya dengan gamblang. Rasanya ingin ku geplak kepalanya saat ini

"Sekarang Kevin lagi pdkt sama Sita?" itu suara mbak Widya, aku tidak sadar jika di deret sebelah ada mbak Widya. Mampuslah, aku tidak tahu lagi apa yang akan terjadi setelah ini.

"Apaan sih mbak" ucap ku dengan muka yang malu-malu. Ku alihkan tatapan ku Kevin, yang di tatap cuman mengedikkan bahunya saja. Sial.

"Jadi gak Dell?"

"Lo duduk di mana emang?" jawab Della. Benar-benar si Della, tidak mengerti suasana dan keadaan sekali.

"Di depan, dekat Fajar sama Bayu. Btw, thanks Dell" ucap Kevin

Baru saja Kevin berhasil mendaratkan tubuhnya di kursi di sebelah ku, tiba-tiba saja mbak Wid bersuara

"Oh jadi bener, nih?" tanyanya dengan nada yang menggoda.

"Kepo banget sih mbak, mending mbak siap-siap deh, dua orang di depan sana lagi nyusun rencana buat ngerjain mbak sama mbak Naf" sahut Kevin sambil menunjuk ke arah Fajar dan juga Bayu yang entah bagaimana mereka lagi menatap aneh ke arah mbak Wid dan mbak Naf

Love, patience and pain (kevin sanjaya fanfic) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang