Part 12

6.7K 492 121
                                    

Jangan lupa vote dan komen. Wajib gaesss.

ALEC menggedor-gedor pintu Aleana yang hampir tertutup rapat. Wanita itu baru saja mengusirnya dengan mendorong dadanya dengan keras. Aleana menmahan pintunya dengan kakinya, dan Alec menahan pintunya dengan kedua tangannya.

"Buka pintunya Ale!"

"Tidak! Aku tidak mau!"

"Jangan bertindak bodoh dengan melakukan hal konyol seperti ini padaku, Ale!"

"Kau yang bodoh! Kenapa kau berada di tempatku pagi-pagi buta!"

"Aku harus bicara denganmu!"

"Tidak! Tidak ada yang perlu kita bicarakan!"

"Kita harus bicara!"

"Bicara untuk apa?!"

"Apa aku harus mengatakannya padamu seperti ini?! Cepat buka pintunya atau kau akan terpental dengan doronganku!"

"Aku tidak peduli! Aku akan melaporkanmu pada polisi karena perbuatan tidak menyenangkan, Alec!"

Alec berhenti mendorong pintu Aleana. Aleana merasa lega karena akhirnya ia berhasil menutup pintunya, Aleana menguncinya rapat-rapat. Dan saat ia berbalik untuk meninggalkan Alec begitu saja tiba-tiba Aleana mendengar Alec tertawa. Alis Aleana berkerut. Penasaran dengan apa yang sedang Alec lakukan, Aleana kembali ke arah pintu.

"Aku tahu kau masih di belakang pintu, Ale."

Aleana tegang. Ia menelan ludahnya perlahan, berharap Alec tidak bisa mendengarnya.

"Apa kau sedang mengajarkan sebuah hukum sekarang?" Suara Alec terdengar jelas di telinga Aleana. "Kalau begitu akan aku beritahu sesuatu padamu Ale. Berapa banyak perbuatan yang akan hakim berikan padamu jika aku juga melaporkanmu atas perbuatan tidak menyenangkan, pencurian, pembunuhan berencana, dan..."

Aleana membuka pintunya cepat. "Aku tidak pernah mencuri apalagi berencana membunuhmu, Alec!" teriak Aleana lantang. Napas aleana terengah, sumpah demi Tuhan, ini fitnah terkeji yang pernah ia dapat.

Alec menyunggingkan senyumnya menang. Ia menarik Aleana masuk ke dalam. Menutup pintunya dengan tenang. "Aku tahu kau akan membukakan pintu untukku." Katanya, kemudian Alec terpaku dengan penampilan Aleana yang masih berbalut handuk tipis. Aleana sontak menutup dadanya cepat.

"Aku akan menjambak hidungmu jika kau berniat macam-macam padaku, Alec!"

Sesaat Alec menyadari sesuatu. Wanita itu masih Aleana yang sama, begitu bodoh! Alec sungguh ingin bermain-main dengan Aleana. Setelah tiga tahun lamanya mereka tidak bertemu, akhirnya mereka bertemu dengan tidak sengaja di sebuah pesta yang Alec hadiri. Dan saat ini dirinya begitu penasaran dengan kehidupan Aleana setelah itu. Namun ada hal yang lebih penting dari pada itu.

Alec mengedarkan pandangannya, seolah matanya mencari-cari sesuatu. "Aku tidak ingin bertele-tele, Ale. Dimana kau menyembunyikannya?"

Alis Aleana berkerut. "Menyembunyikan apa?" Tanya Aleana bingung.

Alec berjalan menyusuri ruangan sempit yang sedang ia pijakan saat ini. Dengan Aleana yang masih menatapnya bingung, Alec terus saja bergumam dimana Aleana menyembunyikannya.

"Apa yang sedang kau cari, Alec?" Aleana mendekati Alec dan berharap Alec menjauh dari balkon kecilnya. Aleana menutup balkon kecilnya rapat, menguncinya dengan begitu cepat.

"Aku juga sangat menginginkanmu, Ale. Tapi bukan itu tujuan utamaku datang kemari."

"Apa kau pikir aku sedang menginginkanmu?!" Aleana mendelik tak percaya.

CRAZY GIRL (21+)| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang