Part 13

6.8K 407 66
                                    

Maaf ya baru sempet up. Dan makasih masih pada mao baca Crazy girl. hari ini kita kangen2n sama Alec dan Ale yak... Jangan lupa Vote and comment ,

Aleana tamsin merapikan pakaiannya yang kusut akibat seorang pria yang baru saja mendatanginya di hotel tempatnya bekerja. Siapa lagi kalau bukan Alec. Pria angkuh dengan dada dan bokong yang padat.

"Kenapa kau ada dimana-mana?" Aleana kesal melotot pada Alec.

"Bukankah aku yang seharusnya bertanya padamu, Ale?" Kening Alec berkerut. Ia melonggarkan dasinya dan menatap penampilan Aleana saat ini. Tatapannya begitu kesal dan ada amarah di dalamnya. Setelah beberapa hari tidak bertemu dengan Aleana, hari ini justru mereka dipertemukan kembali dengan cara yang hampir sama saat pertemuan pertama kali mereka saat di London.

"Jangan menatapku!" Aleana menutupi bagian dadanya yang kancing bajunya hampir saja terlepas karena dadanya yang penuh membuat kemejanya terlihat menyempit.

Wanita itu memakai kemeja dengan dada yang membusung ke depan, begitu penuh sehingga mampu membuat lelaki manapun ingin bercinta dengan Aleana saat itu juga. Rok hitam sebatas pahanya menunjukan kaki jenjang Aleana yang selama ini tertutup dengan mantel tebal setiap kali Alec menemui Aleana diam-diam.

"Aku sadang bekerja. Kau tidak seharusnya membawaku kemari." Aleana menatap kamar presidential suite termewah yang baru pernah dilihatnya. Ia hampir saja menumpahkan air liurnya disana saat melihat segala ornamen yang menempel di dinding. Aleana juga meyakini jika tirai yang terpasang di setiap jendela dan pintu harganya mencapai selangit. Ia sempat melihat sofa besar dengan warna yang keemasan dan pasti jika Aleana melompati sofa besar itu, tubuhnya akan terlempar jauh sampai ke Manhattan. Ah ya tuhan, konyol sekali!

Aleana menelan salivanya kembali saat matanya terjatuh pada tubuh Alec yang entah sejak kapan hanya memakai handuk yang melilit di panggulnya.

"Oh ya Tuhan! Aku buta, aku buta!" Aleana meraba dinding yang ada di sekitarnya dengan menahan air liur yang hampir saja menetes melihat pahatan sempurna yang ada di depannya.

"Kemarilah..." suara Alec terdengar lebih berat dari beberapa waktu lalu.

"Tidak! Aku harus pergi bekerja! Kau bahkan tidak menjawab pertanyaanku kenapa kau membawaku kesini. Aku bisa dipecat jika ada yang melihatku berada di kamar ini,"

Alec tersenyum memikat. "Tidak akan ada yang berani memecatmu, di hotelku sendiri."

"H-hotelmu?" Aleana terbata. Ia hampir saja mimisan saat mendengarkan ucapan Alec yang terdengar seperti candaan untuknya. Hotel terbesar yang berada di kawasan London adalah milik pria bernama Alec? Aleana hampir tidak percaya, tapi setelah dipikirkan lagi, tidak ada yang tidak mungkin jika itu adalah Alec. Pria itu memiliki kekayaan yang melimpah, ia bahkan mengaku memiliki ratusan rumah yang tidak dipakainya.

Ya Tuhan jiwa kemiskinanku bergejolak! Alena menggelengkan kepalanya. Menyadarkan dirinya yang hampir saja tergoda untuk berbuat jahat pada Alec. Merampok dompetnya misalnya, atau mungkin lebih dari itu. Sadarlah Ale, pria itu pernah sekali membantumu!

"Kalau begitu aku akan keluar," kata Ale gugup.

"Kau tahu aku tidak akan membiarkanmu pergi, Ale?" Alec mendekat dan mengunci pintu kamarnya. Jika diingat-ingat kembali, pria itu sering sekali mengunci pintu kamarnya saat Aleana bersamanya. Terakhir kali Alec mengunci pintu adalah saat mereka berakhir dengan bercinta sampai subuh.

Pria itu menuntun Ale dan melepaskan kancing kemeja Aleana yang berhasil mengganggu Alec selama ini. Aleana berontak, namun tenaga Alec lebih besar dari perkiraanya. "Jangan bergerak, Cara mia," kata Alec menggeram. Napasnya terdengar berat saat seluruh kancing Aleana terlepas semua. "Kau membuatku gila, Ale." bisik Alec berhasil menyusuri leher Aleana yang putih.

CRAZY GIRL (21+)| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang